Keluarga berencana atau biasa disingkat KB adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk suatu negara. Saat SD, moto KB yang selalu aku dengar adalah dua anak cukup. Ibuku yang alumni kader posyandu pun sampai sekarang tidak lelah-lelahnya mengingatkan anak-anaknya, dua anak cukup. Padahal ibu sendiri anaknya tiga. Ha-ha. Yang lahir dari rahim ibu memang dua sih.
Meskipun aku dan mbak Ika menginginkan dua anak saja, kami memilih menggunakan KB untuk menjaga jarak kehamilan. Mbak Ika, menggunakan pil KB untuk dua anaknya. Setelah persalinan ketiga, barulah ia dan suaminya memutuskan untuk melakukan steril. Saat aku kecil hingga SMA, ibupun memilih KB pil.
Berbekal dari pengalaman ibu dan mbak ika, aku memutuskan menggunakan KB yang sama. Jadi Januari 2017 aku menggunakan kontrasepsi berupa pil KB. Alasannya karena pil KB mudah didapat dan jarak kehamilan yang aku inginkan tidak terlalu jauh. Kok rasanya sayang kalau pakai IUD sebelum dua tahun. He-he.
Akupun hanya sekadar konsul biasa dengan bidan tempatku bersalin. Pilihan pil KB yang kugunakan saat itu adalah exluton. Salahsatu pil KB untuk ibu menyusui? Kenapa harus pil menyusui? Supaya tidak mengganggu produksi ASI.
Selama 1,5 tahun aku menggunakan pil kb tersebut, aku tidak mendapatkan menstruasi. Menyenangkan ya. Bahkan, saat aku memutuskan berhenti mengonsumsinya, selama tiga bulan aku tak kunjung menstruasi. Setelah di di bulan ke empat, baru periode haid berjalan. Setelah dua kali, alhamdulillah aku langsung hamil Rangga.
Minum pil KB, artinya kita harus konsisten meminum pilnya. Jika tidak, efektivitasnya akan berkurang. Meski aku sempat beberapa kali lupa. Tapi biasanya tidak lebih dari satu hari. Selain ingin segera hamil, salahsatu alasan aku berhenti minum pil KB adalah exluton yang sulit dicari. Kabar dari apotekernya tidak diproduksi lagi. Sedangkan pil kb yang beredar di pasaran memberikan efek lebih besar buatku. Efeknya flek wajah yang makin jelas terlihat. Berbeda dengan exluton, efeknya tidak terlalu besar. Selain itu, aku juga lebih mudah lapar. Untuk perempuan yang naik berat badannya, pil kb tampaknya tidak cocok dijadikan pilihan. He-he.