Pengganti

“Bi, tolong dong buka kepala selang ini. Tabung gasnya mau di masukkan ke lemari,” kata ibuku pada adik ketiganya. Lelaki yang bedanya hanya enam tahun dengan ibuku ini aslinya bernama Agus. Tapi di kampung kami Abi akrab disapa Agus Bagong. Dan setelah memiliki anak 18 tahun lalu, panggilan pamanpun berubah menjadi Abi. Karena anaknya memanggil Abi. Kamipun mengikuti, untuk membiasakan anaknya. Bahkan anak-anakku dan anak kakak-kakakku juga memanggil yang sama. Jarang menyematkan kata embah di depannya.

Sejak aku kecil, abi adalah pengganti sosok bapak. Bapak sakit sejak aku umur 7 tahun. Beberapa perkerjaan rumah yang berat mau tidak mau dilimpahkan ke abi. Mengantar jemput sekolah, memperbaiki atap yang bocor, memperbaiki intalasi listrik di rumah. Pokoknya apapun.

Bahkan, sampai saat aku mengadakan resepi pernikahan abi dan umi istrinya yang menggantikan tempat ibu dan bapak. Sesuai permintaan ibu dan bapakku. Abi adalah sosok yang mirip embah. Terutama rasa sayangnya pada anak dan cucu-cucu. Jika anak-anakku sakit atua menangis, abi dengan sigap menghibur mereka. Mengajak jalan keliling kampung. Persis yang embah lakukan untukku dulu.

Tinggalkan komentar