Sayur Favorit

Menu apa yang tidak membosankan dan masih suka dinikmati hingga saat ini? Kalau aku sayur bening bayam adalah menu paling aman. Untukku sendiri ya. Bukan anak-anak dan keluarga di rumah, he-he.

Saat aku kecil, dalam seminggu ibu bisa dua sampai tiga kali memasak sayur bening. Selain simple dan cepat dalam memasaknya, aku termasuk anak yang susah sekali menerima sayuran dalam menu makanku. Sebenarnya sayur bayam juga tak langsung aku makan. Tapi ibu selalu menyelipkannya dengan memotong kecil-kecil. Sehingga aku bisa makan tanpa rasa ragu.

Aku termasuk penikmat kuah. Jadi nasi dan lauk tak seimbang dengan kuah sayur bening yang aku konsumsi. Kalau menurut cerita ibu, karena saat usia MPASI, ibu tidak memberi makan. Benar-benar hanya ASI. Katanya saat disuapi makan, aku selalu ingin memuntahkan makannya. Alhasil ibu takut. Jadi ibu memilih tidak memberikan MPASI sampai aku usia dua tahun. Kalau zaman sekarang, ibuku bisa dibully habis-habisan. He-he. Nah, setelah dua tahun sayur bening adalah menu yang cepat diterima mulut dan lambungku. Dan bisa jadi karena sayur bening, tidak banyak menggunakan bumbu-bumbu. Aku jadi lebih menikmatinya.

Namun, yang selalu membuat ibuku bingung adalah saat aku memasak sayur bening. “Kenapa kalau kamu yang masak, bayamnya tetap hijau cantik. Tapi kalau ibu yang masak, kayak layu gitu,” kata ibu suatu hari.

“Cemplungin bayamnya gak usah lama. Kan gak boleh lama-lama,” jawabku.

“Sama. Tapi gak tau kenapa kok masih aja beda,” kata ibuku. Buatku sih tak ada beda soal rasanya. Sama saat aku memasak tumis kangkung, ibu juga akan berkomentar sama.

Dua kali masa nifas, aku pun selalu request untuk dibuatkan sayur bayam untuk menu sehari-hari. Ibuku masih meyakini kalau makanan setelah nifas harus ini dan itu. Saat anak pertama, aku agak sedikit tersiksa. Berbeda dengan anak kedua. Dari pada dimasakkan makanan yang tidak aku suka, yang ujung-ujungnya bikin stres, aku langsung pesan. “40 hari dimasakkan sayur bening aja. Boleh katuk, bayam, atau apapun. Yang penting disayur bening,” kataku. Tapi di anak kedua, ibuku ternyata sudah mulai update ilmu. Jadi menu-menu lain yang ada di rumah, tetap bisa kunikmati.

Kan buat ibu menyusui, penting sekali menikmati makanan kesukaannya. Biar ASI jadi lancar karena ibunya bahagia.

Tinggalkan komentar