Berburu Lapis India

“Hari ini kita buka puasa pakai apa,” tanya suami.

“Err, ada stok risoles dan lumpia sih. Aman aja,” jawabku.

“Ayo, kita beli bukaan (takjil),” ajak Cinta memotong pembicaraanku dan papahnya.

“Cinta pengin beli bukan atau jalan-jalanya?,” tanyaku.

“Jalan-jalan sih. Tapi kan sekalian beli bukan ma,” jawab Cinta.

“Ayo deh. Setelah salat ashar kita ngabuburit. Papah juga pengin lapis indianya Arkha,” kata suami. Beberapa tahun ini, kami memang menyukai takjil lapis india. Ada dua penjual yang menurut kami enak. Yang pertama, boleh dibilang seniornya. Sejak SMA, aku sudah sering mengantar ibu membeli camilan ini. Namun, lokasinya agak jauh dari rumah. Keuntungannya penjual sudah buka sejak siang hari. Jadi tak perlu khawatir terlambat sampai rumah.

Penjual kedua, masih jauh dari rumah. Tapi agak lebih dekat. Kedua penjual lapis india ini berbeda. Tapi yang Arkha punya cabang di beberapa lokasi, terutama saat ramadan.

Sesampainya di lokasi pertama Arkha, aku melihat loyang-loyang masih banyak. Pembeli juga tidak seramai hari-hari sebelumnya.

“Lapis indianya masih ada mbak?” tanyaku.

“Habis mbak,” jawab si penjual.

Aku memberikan tanda habis pada suami yang menunggu di atas motor. “Ckckck, padahal kita sudah lebih cepat ya. Ayo, coba di atas,” kata suami. Kamipun menuju lokasi kedua cabang Arkha. Jaraknya kurang lebih 2 km dari lokasi pertama.

“Yang hijau habis mbak. Tinggal yang coklat,” kata si penjual. Kamipun memutuskan lanjut ke lokasi ke tiga. Jawabannya ternyata sama. Belum rezeki kami menikmati lapis india Arkha yang hijau. Sebenarnya yang warna coklat juga enak. Hanya saja, karena menggunakan gula merah, rasanya jadi lebih manis dari yang hijau. Kurang cocok di lidah kami sekeluarga.

“Mau coba yang di gunung guntur?” tanya suami.

“Kayaknya gak mungkin kebagian juga deh. Di sana kan lebih ramai dan terkenal,” jawabku pesimis.

“Ya gak apa-apa, kita coba aja. Mungkin rezeki kita. Kan sekalian jalan-jalan,” kata suami.

Alhamdulillah ternyata di gunung guntur masih tersisa 1 loyang besar lapis india berwana hijau. Jadi selain air kurma, lapis india yang manis ikut menemani waktu berbuka kami sekeluarga.     

Tinggalkan komentar