Saat pandemi melanda, kegiatan anak-anak di palyground tentu saja berkurang drastis. Selain, karena kami banyak mengurangi kegiatan di luar rumah, pemerintah kota Balikpapan juga cukup perhatian. Saat kasus sedang tinggi-tingginya, banyak tempat bermain anak yang ditutup. Meski ada juga yang kucing-kucingan tetap membuka. Tapi tidak ramai seperti biasanya. Sebagian orang, tentu sadar diri. Kalau ramai lebih baik dihindari.
Meski sekarang pemerintah sudah memberi banyak kelonggaran. Ternyata, tidak semua tempat bermain kembali ramai seperti sebelum pandemi. Tentu saja, ada banyak faktor yang memengaruhi ya. Semua orang sekarang sedang mencoba bangkit dari “tidur”.
Di Balikpapan ada banyak wahana permainan anak. Sependek yang aku tahu, ada 13 wahana permainan. Satu sudah tutup tidak lama pandemi datang. Yang ini, karena jauh sebelum pandemi, pengunjungnya memang sangat sedikit. Dan yang lain, sedang berusaha mengembalikan lagi kemeriahannya. Kebanyakan memberi potongan harga pada tiket masuknya.
Misalnya seperti Mini Transtudio di Transmart. Saat aku dan anak-anak berkumjung, hanya kamilah tamunya. Dan banyak sekaliwahana permainan yang belum dibuka. Tidak hanya itu, beberapa permainan yang biasanya dihitung perorang, kali ini diberikan kelonggaran. Untuk tiga anak, aku hanya perlu menggesek kartu satu kali saja. Meski begitu, anak-anak tetap menyukainyaa. Setelah cukup lama bermain, beberapa pengunjung lain berdatangan. Tapi tetap saja tidak ramai.
Di lain waktu, kami berkunjung ke cocoland di Pantacity Balikpapan. Meski lebih ramai, tapi tetap saja masih terasa lengangang. Melegakan buat pengunujung ya. Tapi tidak melegakan untuk pengelolanya. Untuk cocoland, kali ini tiket masuknya hanya Rp 50.000 per anak selama 1 jam. Jika 2 jam, maka tiket dikenakan Rp 85.000. Aku memilih 1jamsaja. Karena biasanya, 1 jam mereka sudah ingin keluar dan menikmati permainan yang lain. Tapi, sampai 1,5 jam, anak-anak tidak juga dipanggil keluar. Malahan, seperti dugaan, anak-anak minta keluar sendiri dari arena bermain.
Mereka melanjutkan bermain kereta api yang mengelilingi lantai atas mall. Harga tiker per anak, Rp 25 ribu dan untuk pendamping gratis. Nah, seingatku biasanya keliling dengan kereta api ini hanya 2-3 kali saja. Kali ini anak-anak diajak keliling sampai 10 x putaran. Rangga yang biasanya tidak mau turun, kali ini malah merengek minta turun karena sudah bosan.
Bisa jadi ini dilakukan petugas agar anak-anak betah dan meresa puas bermain. Tapi ternyata terlalu lama, juga tidak menyenangkan buat mereka.
Arena bermain lain yang masih buka seperti KiddyHope, ini cukup ramai pengunjung. Meski rata-rata yang datang anak-anak di bawah 5 tahun. Sedangkan arena bermain seperti funstation juga masih memiliki penggemar. Masuk ke funstation, aku kadang merasa seperti di pasar malam dengan versi lebih modern. Ha-ha.
Oh, iya, kami juga pernah mengunjungi sebuah pasar malam yang cukup besar. Ternyata, setelah pelonggaran peraturan boleh melepas masker di ruangan terbuka, pengunjungnya membludak lho. Walau banyak yang melepas masker, tapi jauh lebih banyak juga yang memilih masih menggunakan masker dengan baik.