Beradaptasi

Pernah suatu waktu aku melihat sebuah konten, dimana sang suami sengaja mengendurkan bohlam lampu di rumah, mencabut selang gas elpiji, dan menghabiskan isi air galon dispenser. Tujuannya sebenarnya sederhana, agar istrinya yang sedang mengambek, mau menegur suaminya untuk minta bantuan. Karena kebanyakan para suami, sebenarnya juga tidak tahan diam-diaman dengan istrinya.

Jujur saja itu lucu buatku, tapi aku bukan termasuk perempuan yang seperti itu. Sejak aku remaja, mengganti tabung gas, mengangkat galon dispenser, mengganti bohlam, bahkan naik ke atas genteng sudah sering aku lakukan. Jadi saat suami tidak ada di rumah, aku tidak perlu merasa kebingungan. Memang sih, kalau suami sudah ada di rumah, semua kekuatan itu akan sengaja mendadak hilang.

Saat pertama kali menginap di rumah mama mertua, aku sempat terkejut karena ibu mertua yang menghentikan kegiatan masak memasaknya. “Ini gak jadi digoreng ma?” tanyaku kala itu. 

“Gasnya habis. Yang biasa nganter gas, gk bisa ditelpon. Ada sih itu warung depan. Tapi orangnya gak mau antar dan pasangin gasnya,” jelas mama. 

“Kalau gitu, riska beli sendiri aja. Kan tinggal pasang,” kataku. 

“Bisa pasang gas?” tanya mama tidak percaya. 

“Tabung gas elpiji kan?” aku malah balik bertanya. 

“Iya,” jawab mama tidak percaya. 

“Biasa kok di rumah pasang gas sendiri. Malahan gk pernah dipasangin sama orang lain. Ya kalau gak ibu, riska yang pasang,” jawabku. 

Setelah mendapatkan jawaban itu, mama mertua langsung secepat kilat membeli tabung elpiji dan aku yang memasangkannya. Ternyata masih berlanjut ke air galon dan memasang lampu. Jujur saja, saat awal kejadian itu aku merasa aneh. Kok bisa? Tapi ternyata akulah yang aneh. Ha-ha. 

Iya, karena memang setiap keluarga punya pola asuh yang berbeda. Dan pekerjaan angkat-angkat adalah tugas laki-laki sebenarnya hal yang biasa. 

Lalu, bagaimana hal tersebut bisa jadi biasa di keluargaku. Qadarullah, sejak aku kecil bapak sakit. Maka pekerjaan angkat mengangkat, tidak bisa dilakukan lagi. Mau menunggu pamanku, pasti akan lama karena rumah kami yang berjauhan. MAu minta tolong tetangga, pasti tidak enak jika keseringan kan. Maka, aku, ibu dan mbak Ika terbiasa melakukannya sendiri. Kalau tidak, kami sendiri yang akan kesulitan. Yups, kami beradaptasi dengan kebiasaan. Setelah sekian lama, barulah aku menyadari bahwa perempuan tidak harus selalu bisa melakukan semua sendiri.

Tinggalkan komentar