Baru saja aku melihat postingan dari warga negara asing yang dipisahkan dari anaknya. Sebagai ibu, tentu saja aku ikut tergerak. Aku mencari-cari, apa sih yang lagi viral ini. Oh ternyata, berhubungan dengan pelakor. Ini membuat banyak perempuan, terutama ibu, ikut meradang.
Bagaimana bisa, menjauhkan seorang anak dari ibunya? Di mana letak hati nuraninya? Eh, ya gak punya, makanya jadi gitu kan dia!
Netizen beramai-ramai memberi dukungan. Terlepas bagaimana kejadian yang sebenarnya. Kita – aku sih – tidak bisa menerima saat seorang ibu dipisahkan dari anaknya. Apalagi kalau anaknya masih menyusui. Aku meninggalkan bayi sebentar untuk mengantar kakaknya sekolah dan dilanjut ke pasar sebentar, sudah merasa rindu. Tidak sampai 30 menit dari bayi, rasanya sudah tidak tega. Padahal bayinya, antara masih tidur atau sedang bermain dengan masnya. Santai aja.
Menjadi ibu dengan segudang kegiatannya, baik domestik atau publik, tentu tidak mudah. Kelelahan, mood yang turun – naik dan masih banyak lagi. Seorang ibu, pasti membutuhkan bantuan. Walau tidak ada yang bisa membantu, seorang ibu pasti akan berusaha yang terbaik untuk anaknya.
Lalu bagaimana kalau ternyata seorang ibu butuh bantuan dan membahayakan anak-anaknya, tentu ini perlu penanganan khusus ya. Tapi bukan berarti memisahkan begitu saja.
Kurang lebih, sama seperti setelah bersalin. Jika dulu, terutama yang bersalin dengan SC, akan dipisahkan ruangan agar ibunya bisa istirahat. Tapi sekarang, pihak rumah sakit atau klinik bersalin tidak boleh memisahkan ruangan. Kecuali kondisi khusus ya. Kenapa? Karena ibu yang dekat dengan bayinya akan lebih tenang secara psikologis. Begitu juga sebaliknya.
Seorang ibu memang butuh jeda alias me time. Tapi percayalah, ibu-ibu yang me time itu, juga pasti kepikiran anak-anaknya. Beneran anak-anak bisa ditinggal? Anak-anak gak bikin repot? Anak-anak rewel gak? Dan masih banyak lagi pertanyaan di kepalanya. Tapi demi kewarasan mengurus anak-anak dan rumah, pertanyaan-pertanyaan itu harus di kesampingkan dulu. Charge energi dulu, biar bisa membersamai anak-anak dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Tul gak?