Pemburu Takjil

Beberapa hari ini, di feed instagramku ramai sekali membicarakan orang-orang non islam alias nonis yang ikut mencari takjil. Saking ramainya, konon banyak muslim gak kebagian takjil. Sampai ada beberapa konten kreator nonis yang mengakui kalau mereka juga menjadi pemburu takjil. Emang benar ya? 

Jujur saja, aku baru mengetahui ada trend ini. Karena dulu saat masih bekerja di ruang publik, teman-teman nonis tidak melakukan hal tersebut. Mungkin karena takjil untuk berbuka, sudah disediakan kantor. Jadi kami tidak perlu mencari-cari. Memang sih, saat kami berbuka puasa, mereka yang nonis juga ikut menikmati takjil yang tersedia. Tapi tidak sampai rebutan. 

Tapi di tahun ini, penjual takjil di sekitar rumah memang tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu keluar dari gapura kampung, akan berjajaran penjual kurang lebih 30 meter. Saat ini, hanya ada dua stand. Satu stand penjual es kelapa dan satu stand lagi penjual aneka jenis, seperti lumpia, risoles, tahu isi, dan lain-lain. 

Jika ingin pilihannya lebih banyak dan variatif maka aku harus main agak jauh sedikit, ada pasar ramadan. Sayangnya kondisinya sama dengan yang di dekat rumah, tidak sebanyak dulu. Karena memang lahannya tidak sebesar dulu. Yang tadinya ada lapangan luas untuk pasar ramadan, sekarang hanya tersedia di gang. Otomatis gang yang ditutup ini membuat jalanan yang sempit semakin sempit.  

Di hari keenam puasa, aku baru ngabuburit sambil mencari takjil 2 kali. Itu pun aku sudah terkejut dengan jalanan yang ramai. Kendaraan tumpah ruah di jalan. Padahal pasar ramadannya tidak banyak, tapi para pencari takjil jumlahnya lebih banyak. 

Sedikitnya penjual takjil ini, mungkin karena banyak penyebab. Ada yang memilih jualan secara online, jadi tinggal antar. Atau konsumennya yang lebih selektif dalam mencari takjil. Beli secukupnya saja. Karena makan kurma dan satu atau dua takjil ditambah air putih, sudah cukup mengenyangkan. Memang sih, saat jalan-jalan sore dan melihat penjual takjil lumayan bikin kalap ya. Semua ingin dibeli dan dicoba. Padahal, belum tentu dihabiskan. 

Tinggalkan komentar