Comfort Food adalah istilah yang biasa digunakan untuk makanan yang jadi obat kangen. Makanan ini biasanya dipilih mengingatkan pada rumah atau kenangan yang telah lalu. Nah, hati yang sedang gundah gulana, saat bertemu dengan comfort food, biasanya akan lebih damai.
Suamiku misalnya, comfort foodnya adalah mie goreng. Cuaca hujan, bikin mie goreng. Bingung makan apa, bikin mie goreng. Bukan mie instan lho. Itu mie goreng kiloan yang beli di pasar. Mie instan biasanya jadi pilihan terakhir kalau stok mie di pasar hilang. He-he.
Sebagai orang yang hobi makan apa saja, agak sedikit bingung. Apa sih comfort foodku?
Dulu, aku mengira nasi goreng adalah comfort food buatku. Setiap menyantap nasi goreng, rasanya bahagia sekali. Dan penginnya tambah lagi dan lagi. Eh ini sih memang tukang makan! Meski nasi goreng beli di warung nasi goreng, dimasakin ibu, mbak ika atau sendiri rasanya tetap membahagiakan.
Setiap suapan nasi goreng, selalu mengingatkanku dengan bapak. Nasi goreng adalah menu aman saat kami di rumah. Bingung mau makan apa? Atau sudah habis ide, bekal apa lagi yang harus dibawa sekolah dan kerja? Ya nasi goreng adalah jawabanya.
Sambil makan nasi goreng, kami biasanya nonton tv bareng. Pembahasannya gak pernah berat. Cukup berat badan aja!
Kalau dipikir-pikir lebih lama, kayaknya gk juga deh nasi goreng ini jadi comfort food. Terkadang muncul juga menu nasi goreng. Dan bahkan belakangan ini, aku selalu menikmati oatmeal sambil mengingat kenanganku bersama bapak dulu.
Tampaknya, aku belum menemukan menu spesial untuk comfort food. Yang spesial adalah aku mendapatkan kenangan indah lewat kegiatan makan bersama bapak.
Bisa jadi, karena dulu bapak selalu membiasakan kami anak-anaknya memakan apapun hidangan yang tersedia di meja. Tidak boleh menolak. Tidak boleh bilang tidak enak. “Nanti makanannya marah. Terus ibu sedih kalau kita nggak makan,” kata bapak dulu. Karena itulah, tidak pernah ada makanan paling favorit di kamusku. Pokoknya semua suka. Makanan itu cuma ada dua kategori. Enak dan enak banget.
Tapi mendekati akhir tulisan ini, aku akhirnya menyadari kalau comfort food aku aneka hidangan yang manis. Duh, kalau nggak inget keturunan diabetes, kayaknya aku bakal bablas menikmati makanan manis setiap hati gundah.
