“Rambutnya di rebonding ya?”
“Gak cuma pakai sampo”
Persis tagline iklan sampo ya? Pertanyaan itu, kerap kali dilontarkan orang-orang padaku saat duduk di bangku SMA. Seperti rambut-rambut orang yang rajin ke salon. Bedanya aku ke salon tiga bulan sekali hanya untuk merapikan rambutku.
Aku dan sahabatku Utya, punya langganan salon yang sama. Tapi kami punya perlakuan yang berbeda oleh pemiliknya. Bukan kasar. Hanya saja pemilik salon yang juga menjadi kapsternya sangat protective pada rambutku.
Lanjutkan membaca “Potong Rambut”