Balik kampung oooo
Balik kampung oooo
Balik kampung oooo
Hati girang
Betul, betul, betul
Lebaran memang identik dengan pulang kampung. Suasana yang dihadirkan memang berbeda, jika kita pulang kampung di luar waktu lebaran. Orang-orang yang merantau, kebanyakan pasti menginginkan pulang ke kampung halamannya.
Aku yang lahir dan besar di Balikpapan, mungkin kurang memahami perasaan bahagia para perantauan. Namun, suami yang berasal dari kota tetangga pasti menginginkan berlebaran bersama orangtuanya.

Setelah bapak rahimahullah wafat di tahun 2018, barulah aku dan suami merayakan lebaran di kota kelahirannya. Bagaimana rasanya? Sungguh berbeda. Bayangkan saja, aku yang puluhan tahun selalu berlebaran bersama ibu, tiba-tiba harus berpisah. Sehari aja sih. He-he. Aku yakin, ibuku pasti sedih. Tapi ibu sadar bahwa aku anak perempuannya, harus mengutamakan suami terlebih dahulu.
Tahun ini, Insya Allah kami akan berlebaran di kota kelahiranku. Dan di hari berikutnya kami akan berpindah kota. Ibuku awalnya memilih tinggal di rumah saja. Namun batal karena tanteku ternyata balik kampung.
“Alhamdulillah dapat tiket kapal gratis, jadi aku dan anak-anak lebaran di jawa,” kata tanteku. Lalu bagaimana dengan pamanku?
“Abi kan kampungnya sidomulyo. Terus orang tua abi (ibuku), ada di sini. Jadi ya gak ikut ke jawa,” jawab pamanku.
Aku yang puluhan tahun selalu melihat ibu dan bapak rahimahullah sepaket, agak janggal rasanya. Kok bisa sih, suami istri ini merayakan lebaran berbeda tempat!
Buat keluarga lain, boleh jadi itu biasa. Tapi role modelku tidak begitu.
”Sayang, kalau ada kondisi ade gk bisa ikut ke Samarinda. Jadi sayang lebaran di sana sendirian mau? Kayak abi gitu,” tanyaku pada suami. Pertanyaan iseng ini sebenarnya juga menyiapkan mentalku, jikalau nanti ada kondisi serupa.
“Buat apa? Gak lah. Kalau gk bisa ke Samarinda barengan, ya gk usah,” jawab suamiku. “Emang kenapa?” Tanya suami balik.
“Kayak abi gitu, lebarannya gak barengan sama umi,” jelasku lagi.
“Ya gak mau,” jawab suami.
Di mana pun lebaran dilakukan, aku yakin semua ingin berbahagia bersama keluarganya. Ya kan?
Maka yang akan mudik, perlu diingat untuk mempersiapkan segala keperluan selama di kampung halaman. Jangan sampai membuat keluarga di kampung kerepotan karena kedatangan kita.
Pastikan rumah dalam keadaan terkunci. Keran air tertutup rapat dan aliran listrik yang tidak terpakai dicabut. Lepaskan juga regulator gas dan pastikan kendaraan dikunci ganda dan diletakkan di tempat yang aman.
Selain lampu teras yang wajib dinyalakan, beritahu juga tetangga kanan dan kiri bahwa kita akan berpergian. Sehingga tetangga bisa membantu mengecek kondisi rumah dari luar.
Jadi masak apa buat hari raya kali ini?