Pemakaian 4 Tahun Micro Trike

Barang apa yang pernah kamu beli, harganya di atas standar yang kamu miliki, tapi tidak kamu sesali? Kalau aku salah satunya adalah micro trike. Salah satu item anak ini tidak pernah ada dalam listku. Kenapa? Aku pikir saat anak sudah bisa berjalan tanpa bantuan, maka duduk di stroller atau sejenisnya pasti tidak mereka inginkan. 

Apalagi banyak testimoni dari teman-temanku, kalau penggunaan stroller dan sejenisnya sebenarnya jauh lebih diinginkan oleh anak-anak yang sudah lebih besar dari pada yang usia 2 – 4 tahun. 

Namun, 4 tahun lalu qadarullah kaki Cinta kesusuban. Awalnya tidak ada masalah serius karena serpihan kayu yang masuk berhasil dikeluarkan. Sayangnya aku abai pada kebersihan. Aku membiarkan (tepatnya terlalu membiasakan) Cinta bermain di luar rumah tanpa alas kaki. Padahal saat itu telapak kakinya sedang terluka. 

Hari pertama Cinta masih jalan seperti biasa, eh dua hari kemudian kok pincang-pincang. Ternyata lukanya bernanah dan membesar. Maka oleh kakakku Cinta diminta ke UGD untuk dibersihkan lukanya dan disuntik tetanus. Tidak ada proses jahit sebenarnya, tapi kakinya yang diperban membuat Cinta sangat kesulitan untuk jalan. Rangga waktu itu masih berusia 1 tahun, masih banyak digendong. 

Karena di waktu yang berdekatan aku ada kegiatan dengan komunitas, maka membeli micro trike menjadi salah satu pilihan. Saat ada suami, aku tidak perlu khawatir dengan Cinta. Tapi saat suami tidak ada, kasihan kan ibu harus menggendong Cinta atau sesekali Rangga. 

Saat itu harga Micro Trikenya Rp 1.199.000,- dan ada potongan harga menjadi Rp 1.099.000,-. Pilihan warna untuk yang diskon hanya warna hitam dan tanpa tali pengaman. Berbeda dengan warna lainnya yang harga normal tapi dengan tali pengaman. 

Sebagai makhluk mamba, maka hitam jadi pilihan. Apalagi micro trike ini sudah diniatkan untuk dipakai sampai adik-adiknya Cinta. Jadi kami harus memilih warna yang netral. Mencoba memberikan pembelaan. Oh iya, sependek yang aku ingat micro trike ini bisa digunakan sampai berat anak 20 kg. 

Setelah digembleng selama 4 tahun ini, micro trike menunjukkan kalau ia memang layak. Kemanapun kami pergi, trike selalu dibawa. Bahkan ketika liburan keluar kota, kami tetap membawa trike. Saat ini yang memakai bukan hanya salah satu saja, tapi ketiganya secara bergantian. Siapa yang merasa lelah, makan boleh menggunakannya. Ya meski lebih banyak didominasi oleh Rangga sih. Cinta yang saat ini beratnya di 27 kg, masih bisa memakai micro trike ini. Alhamdulillah masih aman.

Salah satu keponakanku yang seusia Rangga pernah membeli trike juga. Serupa tapi dengan merk dan desain yang berbeda. Micro trike hadir dengan roda tiga dan kursi yang ergonomis. 

Sedangkan merk yang berbeda ada lima roda dan desainnya terlihat kurang ergonomis. Harganya memang ekonomis, tapi sayangnya dalam hitungan bulan trike tersebut rusak. Saat aku tanya apa minusnya penggunaan trike dengan 5 roda tersebut, ternyata anak mudah jatuh. Apalagi saat pengasuh tidak fokus membelokkan posisi trike. Belum lagi saat anak mencoba turun dan naik sendiri. Karena sering jatuh inilah, trikenya jadi patah. 

Karena pengalaman tersebut dan melihat trike yang aku miliki lebih tahan banting, maka adik iparku membeli micro trike juga. Namun saat ini desainnya sudah lebih baru. Harganya juga hanya berbeda 100 ribuan saja. 

Tinggalkan komentar