Perempuan akan jadi maskulin saat tidak ada sosok laki-laki yang jadi andalan. Kalimat itu pernah mampir di beranda media sosialku. Menurut laman wikipedia, maskulin tidaklah sama dengan jenis kelamin. Baik laki-laki dan perempuan dapat memiliki sifat maskulin. Contohnya keberanian, kemandirian dan ketegasan.
Lalu apakah salah saat perempuan memiliki sifat maskulin? Menurutku tidak. Karena seperti yang dijelaskan di atas, maskulin tidak sama dengan jenis kelamin.
Menurutku sifat maskulin pada perempuan muncul karena beberapa faktor. Salah satunya kondisi lingkungan. Atau boleh dibilang terpaksa. Ha-ha.
Dulu beberapa teman kantorku pernah bercanda tentang sifat maskulin pada perempuan. “Kalau cari pacar yang bisa angkat galon sendiri. Pasti dia hebat, tangguh dan pantas untuk diperjuangkan,” kata Mas Wawan, koordinatorku.
“Riska dong,” kata Nina teman meja sebelahku.
Aku yang ditunjuk hanya tertawa. Mas Wawan dan teman-teman lain terkejut tidak percaya.
“Beneran de?” tanya Mas Wawan belum yakin.
“Iya mas. Biasa aja kan? Soalnya ibu juga bisa,” jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer.
Mas Wawan pun geleng-geleng. Untuk perempuan, aku anak buahnya ini memang ajaib.
Bisa mengangkat air galon, sebenarnya terpaksa kulakukan. Sejak aku SD, bapak sudah sakit pada tulang-tulangnya. Sehingga, pekerjaan rumah yang butuh kekuatan tidak bisa lagi dilakukan. Saat itu, di rumah hanya aku, ibu dan bapak. Maka, kami terpaksa harus bisa melakukan tugas-tugas yang biasa dilakukan bapak.
Awalnya hanya ibu saja yang selalu mengangkat air galon. “Kita harus bisa de. Mau minta tolong tetangga, kan gk enak juga. Ganti air galon 2-3 hari sekali. Muyak nanti tetangga dimintain tolong,” kata ibuku. Karena itu, aku mulai belajar. Awalnya hanya untuk membeli galon di toko saja. Jadi aku hanya mengangkat galon dari parkiran motor ke dalam rumah. Ibuku yang akan memindahkannya ke dispenser.
Karena sudah sering mengangkat galon, aku jauh lebih kuat. Maka, pelan-pelan belajar memindahkannya ke dispenser. Tujuan utamanya adalah meringankan pekerjaan ibu. Buatku dan ibu mengangkat galon adalah hal yang biasa. Tapi buat orang lain belum tentu. Apalagi untuk seorang perempuan. Aku bersyukur karena punya kekuatan dan mau untuk mencoba. Karena air galon di rumah sering habis tidak sesuai perkiraan. Repot kan kalau aku harus menunggu suami pulang kerja untuk mengganti air galon. Ha-ha.
Tapi aku tidak lupa, saat ada suami di rumah kekuatan mengangkat galon langsung menguap begitu saja. “Bahaya juga sih kalau semua-semua istrinya bisa kerjain. Nanti suaminya ngapain,” kata suami suatu hari.
Seperti hari ini misalnya saat aku harus mengantar 4 air galon ke tempat acara Boardgame Land 2024 Ibu Profesional, tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri. Ini sekaligus membuktikan bahwa olahraga yang kulakukan tidak sia-sia.