Bunda Sayang #9 : Zona 1, Hari 14
Aku menemukan ternyata diriku, masih mau dan mencari kesempatan untuk belajar. Tidak mudah memang. Tapi aku yakin, aku mau dan aku mampu. Aku masih ingin mengembangkan potensiku tanpa meninggalkan kewajiban utamaku. Bukankah kita semua memang seperti itu? Hidup tidak hanya untuk diri sendiri.
Saat statusku dari single berubah menjadi seorang istri lalu seorang ibu, memang memberikan pengalaman yang sangat luar biasa. Rasanya semua berjalan dengan cepat. Apakah memang cepat? Atau otakku yang belum memprosesnya? Lalu apakah aku menyesal? Tentu saja tidak.

Dari sekian banyak perjalanan beberapa tahun ini, kebersamaan dengan anak-anak memberikan kenangan yang begitu berwarna. Ya, meski tidak semua kebersamaan itu membahagiakan. Semua bentuk emosi selalu menghampiri. Kadang seperti naik roller coaster. Kadang seperti memancing ikan yang perlu ketenangan, tapi membuat penasaran. Atau bahkan terkadang ingin sembunyi saja. Sebentar aja kok!
Aku yang sempat merasa duniaku tidak baik-baik saja. Aku merasa tidak punya kesempatan untuk berkembang. Rasanya waktu 24 masih kurang untuk mengurus keluarga. Memberi diri sendiri waktu saja rasanya susah. Mungkin memang susah, namun jika perasaan lelah dan susah saja yang aku rasakan, akan semakin menambah terpuruk perasaan.
Aku mau berubah dan belajar untuk menjadi lebih baik lagi untuk anak-anak dan suami.
Di zona pertama Bunda Sayang ini aku kembali mengenali diriku secara utuh. Mengenal emosi, sifat dan pikiran. Aku belajar untuk menerimanya. Mengenali diriku secara utuh, akupun mencari kelebihan dan kekuranganku. Agar nanti aku bisa mengevaluasi diri.
Selama 14 hari ini juga, aku merasakan perubahan yang cukup significant. Jika sebelumnya ada kejadian yang membuat emosi marah muncul, ada dua kemungkinan. Pertama aku langsung meledak. Dan yang kedua, berdiam diri dan tetap meledak. Terasa tidak ada perbedaan ya. Tapi sekarang, sebelum meledak ternyata aku bisa mengajak diriku sendiri untuk bercakap-cakap, memastikan apakah responku sudah tepat atau belum.
Karena itu, aku sangat berharap di kelas Bunda Sayang ini aku bisa mengenal lagi diriku secara utuh. Kenapa? Agar aku bisa lebih tenang menghadapi berbagai hal. Bisa merefleksikan diri, mengintropeksi diri, sehingga lebih objektif lagi. Bisa mindfulness, supaya jauh dari stress dan lebih bahagia. Aku juga ingin meningkatkan relasi. Efektif dalam berkegiatan. Serta mengendalikan emosi lebih baik lagi.
Ini baru awal langkah di Bunda Sayang. Masih ada zona-zona seru lainnya yang siap menanti. Aku berharap bisa konsisten menjalani kelas ini dengan perasaan bahagia. Sehingga bukan sekadar menjalani kelas, tapi juga mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Agar nanti, bukan hanya aku yang berbahagia. Tapi juga anak, suami, keluarga besar dan lingkungan sekitarku. Semangat!