Bagaimana hari pertama masuk sekolahnya buk ibuk? Aman? Atau buk ibuk pusing tujuh keliling? Ha-ha.
Sejak beberapa hari sebelumnya, aku sudah mencoba mempersiapkan diri. Karena di tahun ini ada dua anak yang bersekolah. Yang aku khawatirkan tentu saja moodku yang suka kayak air. Mengalir mengikuti hari. Mulai dari hari Kamis, aku kembali berolahraga di jam biasanya. Sebelum sholat subuh. Supaya apa, supaya di hari-hari pertama masuk sekolah aku tidak lagi terkejut atau bad mood karena batal olahraga.
Malam sebelumnya anak-anak sudah aku sounding untuk sigap. Saking deg-degannya aku malah tidak bisa tidur nyenyak. Bawaannya takut ketiduran. Dan karena terlalu bersemangat, ternyata aku tidak memperhatikan WAG dengan seksama. Di hari pertama Cinta masuk sekolah, ternyata Rangga masih libur.
“De, kata bude Rayan masih libur lho. Emang anak baru dan anak lama beda?” tanya ibuku tiba-tiba. Rayan adalah tetangga kami. Ibuku berteman akrab dengan utinya. Pagi ini ada kabar duka di kampung kami. Ibuku bermaksud mengajak Uti Rayan Takziah bersama-sama. Namun, Uti Rayan sedang menginap di rumah anaknya di Manggar. Ibuku pun bertanya tentang Rayan.
Alhamdulillah ya Allah. Double alhamdulillah sih. Pertama karena aku hanya perlu mempersiapkan Cinta. Alhamdulillah yang kedua, aku belum sampai ke sekolah TK. Kalau sudah sampai sekolah terus zonk pagarnya masih kekunci, bingung kan jadinya.
Rangga yang mengetahui batal sekolah meminta izin untuk tidur lagi. “Padahal semalam tidur cepat kan?” tanya ibuku.
“Iya. Gak tau tuh. Mungkin dia memanfaatkan kesempatan,” jawabku.
“Cinta ikutan libur aja,” kata suami saat mengetahui Rangga masih libur.
“Ihh, jangan lah. Keseruan di hari pertama sekolah bakal hilang dong. Lagian pasti dia kangen sama teman-temannya,” kataku ke suami.
“Kenapa malah papah nyuruh libur lagi,” tanya Cinta kebingungan.
“Iya, soalnya dulu papah sebelum sekolah harus bantuin nenek siapin warung. Jadi gak ada waktu buat leyeh-leyeh,” jawabku. “Makanya papah senang kalau punya waktu libur terus leyeh-leyeh.”
Dan seperti yang kubayangkan, hari pertama sekolah sangat ramai. Semua orang tua pasti juga ikut bersemangat mengantar anak-anaknya. Cinta yang saat ini menduduki tahun keduanya di sekolah dasar, tentu sudah tidak perlu ditunggu sampai sekolah selesai. Akupun sudah memberitahu apa saja yang akan dia lakukan bersama teman-teman di sekolah.
Ternyata PRnya bukan hanya saat pergi sekolah yang cukup padat. Tapi juga saat pulang sekolah. Padahal jam pulang sudah diatur sedemikian rupa agar parkiran tidak berjubel.
“Nanti pas belajar normal juga sama, pas pulangan sama juga ramai,” kata mbakku yang sudah berpengalaman bertahun-tahun di sekolah ini.
Fuih, aku kira anak masuk dan pulang lebih siang membuatku lebih santai. Ternyata tidak. Ha-ha.