Jalan-Jalan Ke Sangatta di 2025

Gak terasa lebih dari 1 bulan semangat menulis alias curhat colongan memudar. Aku seperti kehilangan arah dan tujuan. halah!

Tapi ada yang berbeda di awal Juli 2025 ini. Setelah empat tahun tidak menginjakkan kaki ke kota Sangatta, aku dan keluarga kecilku kembali mengunjungi Paman, adik kedua ibuku. 

Beberapa minggu sebelumnya, kami sudah bertemu di Balikpapan. Apalagi anaknya juga sempat tinggal di Balikpapan selama beberapa bulan. Namun kunjungan kali ini memang sudah lama kami rencanakan. Hanya saja, kakak, keponakan dan sepupu yang biasa ikut jalan-jalan, tidak bisa ikut karena sibuk dengan daftar-daftar sekolah (yang ikut bikin aku pusing). 

Sangatta 2025 ini cukup banyak perubahannya. Outlet-outlet makanan besar cukup mudah ditemui di Sangatta lama. Yang aku lihat di antaranya ada Mie Gacoan, Rocket Chicken, Papa Cookies. Pizza Hut dan KFC memang sudah ada sejak dulu. 

Tidak lupa pula kami mengunjungi salah satu icon Bukit Pandang yaitu Truk Pengangkut Batu Bara milik perusahaan KPC. Besarnya luar biasa. Aku yang tidak pernah melihat truk sebesar itu, langsung teringat tokoh-tokoh di film Transformer. 

Liburan ala-ala kali ini pun, tidak lupa kami mencari tempat pemancingan. Nasib jalan-jalan dengan kendaraan roda empat pribadi, kami bebas membawa pancingan. Ada kubangan sedikit, langsung casting deh bapak dan anak. 

Di hari pertama kami datang, Rangga dan Embahnya langsung survey lokasi. Pamanku membawa Rangga ke tempat pemancingan yang pernah beliau kunjungi beberapa tahun lalu. Ya Allah, ternyata pegang pancingan beberapa tahun lalu, kasihannya! 

Di pemancingan ini, pemancingan harus membayar biaya masuk perjam Rp 20 ribu. Jika sampai tiga jam akan mendapatkan diskon menjadi Rp 50 ribu. Karena bingung dengan sistem tersebut, suami memutuskan untuk mencari kolam pemancingan lain. Karena, yang datang mancing tidak hanya suami dan Rangga saja. Tapi juga aku, sepupu, Cinta dan Bunga. Masalahnya kami bertiga tidak ikut memancing. Kan lumayan kalau kena tagihan perjam juga. 

Tidak jauh dari pemancingan pertama, suamiku menemukan kolam pemancingan lain. Namanya Pemancingan Pasundan. Kali ini pengunjung tetap diminta membayar, yaitu Rp 20 ribu per orang. Kami bertujuh dikenakan biaya Rp 100 ribu. Mungkin Rangga dan Bunga tidak dihitung. Dianggap masih kecil. Namun dari kami datang pukul 1 siang sampai 5 sore, tidak satupun dari mereka yang berhasil menaikkan ikan. Pukul 6 sore, suami, Rangga dan sepupu berhasil mendapatkan beberapa ikan untuk dinikmati sebagai makan malam. 

Meski memancing ikan-ikan di sini agak sulit, aku memberikan jempol untuk fasilitas yang diberikan. 

  • Ada banyak gazebo. Tidak ada satupun gazebo yang berbayar. Semua pengunjung bebas duduk di gazebo mana saja. 
  • Tempat Sampah. Terlihat sepele, namun tong sampah mudah sekali ditemukan. 
  • Toilet Bersih. Di pemancingan Balikpapan, hanya beberapa saja yang menjaga kebersihan toiletnya. 
  • Mushola. Ini salah satu poin penting, karena memancing pasti lebih dari satu jam. Maka mushola wajib ada di pemancingan. 
  • Ada kantinnya. Selain makanan dan minuman ringan, pengunjung juga bisa memesan makanan seperti ikan bakar atau ikan goreng lengkap dengan nasi, lalapan dan sambalnya. 

Kapok? Tentu saja tidak. Ha-ha. 

Tinggalkan komentar