Pekerjaan rumah apa yang tampaknya lebih sering dilakukan dibanding yang lain? Semua pekerjaan rumah memang tidak ada habisnya. Selalu berulang-ulang dilakukan. Layaknya film sinetron yang banyak penggemarnya. harus diiperpanjang terus. Ha-ha.
Tapi menurutku, ada satu yang diulangi tidak hanya setiap hari. Tapi mungkin juga setiap jam. Yaitu menyapu dan. Mengepel lantai. Mainan yang berserakan, makanan yang tumpah, dan masih banyak lagi aktivitas yang mengharuskan dilakukan di lantai. Selalu bersih, mungkin tidak ya. tapi minimal tidak ada lagi mainan atau sisa makanan yang terinjak-injak.
Rumahku yang tidak terlalu besar, memudahkan menyapu lantai. Tapi untuk mengepel, aku biasa memilih saat anak-anak tidur di malam hari. Atau pagi sebelum mereka bangun.
Setiap hari di pel pun, kadang masih lengket ya. Ha-ha
Beberapa kali. Aku melihat postingan teman-teman atau influenser yang menggunakan alat pel yang juga bisa menyapu. Bentuknya bulat. Kelebihannya. Tentu banyak ya. Alat tersebut bisa menyapu dan mengepel dalam satu waktu dengan tenaga mesin. Kita, tinggal ongkang-ongkang kaki saja.
Karena harganya yang tidak murah, tentu saja menjadi pertimbangan yang berat. Apalagi ukuran ruah yang masih minimalis. Kok Sayang sekali rasanya jika tenaganya tidak digunakan secara maksimal. Belum lagi di rumahku, banyak sekali lemari, meja serta ambal yang masih digelar.
Tapi aku tetap membutuhkan bantuan tenaga mesin yang bisa memantu membersihkan rumah. Patokan pertama adalah harganya harus terjangkau. Harus sesuai budget. Maka setelah bergereliya mencari, aku memutuskan untuk membeli vacum cleaner yang fungsingnya tidak hanya membersihkan bagian sulit dijangkau. Tapi juga lantai rumah.
Akhirnya pilihan jatuh pada Kris Vacum Cleaner. Ada dua kepala yang diberikan. Untuk lantai dan untuk tempat tidur atau ambal. Dan yang penting juga buatku adalah wattnya yang kecil. Hanya 400 watt. Sebenarnya ada merek lain yang ingin kupilih. Vakum tersebut juga bisa digunakan untuk mengepel lantai. Namun sayangnya, bagian bawah pel tidak bisa dilepas. Jadi untuk memvakum ambal, tentu tidak bisa.
Setelah satu minggu penggunaan setiap hari dan sore, aku cukup puas dengan alat vakum ini. Biasanya aku tetap menyapu lantai dengan sau biasa. Agar sampah-sampah yang berukuran besar tetap bisa disapu bersih. Setelah itu, barulah mesin vakum digunakan untuk menghisap sisa-sisa debu dan kotoran yang kecil.
Bayangkan setiap dua kali sehari divakum, debu dan kotaran yang dihasilkan sangat banyak. Bagaimana kemarin-kemarin yang aku hanya menyapu dan sesekali memvakum tempat tidur.
Memiliki anak kecil di rumah, kita memang harus menurunkan standar kebersihan. Tapi bukan berarti mengabaikannya kan. Vakum bisa jadi salah satu usaha kita untuk menjaga kebersihan itu.
Di rumah memang tidak ada yang alergi pada debu. Tapi tentu akan lebih nyaman dan menyenangkan jika tak ada lagi debu dan kotoran kan?