Pilih Laundry Self Service atau Drop Off ?

“Aku bisa masak, tapi itu bukan passionku” 

“Aku gak bisa masak. Aku bersyukur banget suamiku gak memaksaku untuk masak sarapan, makan malam dan lain-lain,” 

Tadi pagi muncul cuplikan percakapan dua orang artis, di berandaku. Cuplikan tersebut kembali dibagikan oleh konten kreator yang memang selalu membahas dunia ibu rumah tangga, biasa. Bukan yang dari kalangan artis atau ibu rumah tangga yang punya full support system. 

Misalnya seperti aku yang menyerahkan urusan masak sepenuhnya ke ibu. Alasannya karena ada anak paling kecil yang masih nempelin kemana-mana. Ibu dan suami sama-sama sepakat, bahwa aku harus fokus pada anak. Yang lain nomer sekian. 

Kegiatan lain seperti mencuci dan setrika misalnya, saat hamil sampai anak usia 1 tahun mencuci banyak dilakukan ibu. Dan menyetrika aku serahkan pada pihak ketiga, alias laundry. 

Lanjutkan membaca “Pilih Laundry Self Service atau Drop Off ?”

Zona 7 Hari 7 : Kompos Sisa Buah

Setelah kemarin hari Senin yang terasa kebat-kebit, hari ini terasa santai. Aku memutuskan untuk membuat jus buah. Kebetulan di kulkas ada banyak sekali buah yang tersedia. Ada nanas, jeruk, lemon, kiwi, dan apel.

Jika biasanya aku membuat jus dengam blender. Kali ini aku memutuskan untuk menggunakan slow juicer. Aku menggunakan nanas, jeruk, lemon dan wortel. Karena bukan hanya untukku, aku membuat agak banyak. Supaya ibu dan anak-anak juga bisa dinikmati.

Lanjutkan membaca “Zona 7 Hari 7 : Kompos Sisa Buah”

Zona 7 Hari 6 : Tas Belanja di Pasar Tradisional

Penggunaan plastik sekali pakai di kota Balikpapan harusnya sudah banyak berkurang. Kenapa? Karena sudah beberapa tahun belakangan ini, banyak supermarket yang tidak menyediakan kantong sekali pakai. Lupa bawa tas belanja, artinya kita harus membeli tas belanja yang bisa digunakan berkali-kali. Saat awal sosialisasi dulu, perlu kerja keras. Banyak yang merasa keberatan dengan peraturan ini.

Tapi sekarang sudah banyak yang terbiasa. Sayangnya, penggunaan kantong sekali pakai ini masih jadi hal yang wajar di pasar tradisional. Aku yang sampai saat ini masih memaksakan diri untuk mengurangi sampah plastik sering kebabalasan.

Lanjutkan membaca “Zona 7 Hari 6 : Tas Belanja di Pasar Tradisional”

Zona 7 Hari 5 : Dimana Tumbler Untuk Cinta?

“Ayo kak, sudah jam 9.40. Waktunya kita berangkat,” kataku ke Cinta. Hari ini jadwal Cinta ekstrakurikuler panahan. Karena durasi ekstrakurikuler tidak terlalu lama, aku selalu menunggu di sekolah. Jarak rumah dan sekolah memang tidak terlalu jauh, jadi kalau aku memutuskan untuk pulang, masih sempat untuk leha-leha.

Hanya saja aku malas untuk bolak baliknya. Apalagi jalanan yang kami lewati sedang diperbaiki. Tidak menimbulkan kemacetan, tapi jadi terasa lebih lambat.

Lanjutkan membaca “Zona 7 Hari 5 : Dimana Tumbler Untuk Cinta?”

Zona 7 Hari 4 : Lah, Malah Emak yang Lupa!

“Sayang-sayangku, tolong ya mandinya yang serius. Selain biar cepat, kalau serius jadi hemat air juga,” kataku mengingatkan Cinta dan Rangga saat akan mandi sore.

Biasanya yang suka mandi berlama-lama adalah Cinta. Entah sambil membuat sabun atau menyikat kamar mandi, yang sebenarnya juga sambil bermain.

“Kerannya dinyalain gak mah?” tanya Cinta. Karena air di bak tinggal setengah, akupun mengiyakan pertanyaan Cinta. Karena setalah Cinta, akan menyusul giliran Rangga, Bunga dan terakhir aku. Usai anak-anak mandi, artinya giliran emaknya.

Lanjutkan membaca “Zona 7 Hari 4 : Lah, Malah Emak yang Lupa!”

Zona 7, Hari 3 : Ada Tas Belanjanya Bu?

“Mah, hari ini jadi kan ke Mr.Diy?” tanya Cinta sepulang dari sekolah.

“Hmm, ditunda besok aja ya. Kasihan baby di rumah sama nenek. Kalau kita mampir dulu, nanti makin lama pulangnya,” kataku mencoba bernegoisasi dengan Cinta.

“Yah mah, kan mamah sudah janji. Kita juga sudah menunda-nunda buat ke sana,” pinta Cinta. Keperluan kami ke toko tersebut bukan sekadar jalan-jalan. Memang ada barang yang harus dibeli. Penting sih, tapi tidak mendesak.

Aku berpikir sejenalk. “Ok. Tapi kita hanya punya waktu 15 menit di sana. Setelah sampai langsung cari yang dibutuhkan, bayar dan langsung pulang,” jawabku.

“Iya,” jawab Cinta yakin.

Lanjutkan membaca “Zona 7, Hari 3 : Ada Tas Belanjanya Bu?”

Zona 7 Hari 2 : Bawa Tumbler Dong!

Di hari kedua aktivitas cinta bumi, aku memilih untuk membawa tumbler air putih dan tumber kosong.

Bukannya memang biasa bawa tumbler air putih? Yups! Tapi jika aku berkendaraan dengan mobil. Saat menggunakan motor, aku sangat jarang membawa tumbler. Alasannya, karena tas yang aku pakai selalu berukuran kecil. Sehingga tidak ada tempat untuk menaruh tumblernya.

Lanjutkan membaca “Zona 7 Hari 2 : Bawa Tumbler Dong!”

Zona 7, Hari 1 – Daftar Aktivitas Cinta Bumi

Di zona 7 ini, tema belajar kami adalah “Cinta Bumi”. Semakin ke sini aku semakin merasa bahwa materi-materi di Bunsay ini semakin mengena ke diri sendiri. Apalagi dengan apa yang bisa kita lakukan untuk mencintai bumi. Duh, rasanya sedikit sekali.

Tapi tak ada kata terlambat untuk belajar dan memulai kan. Maka di hari pertama ini aku mulai menyusun daftar aktivitas cinta bumi yang sangat masuk akal alias sesuai dengan kondisiku sehari-hari.

Berikut tabel aktivitas yang bisa aku lakukan dengan konsisten.

Lanjutkan membaca “Zona 7, Hari 1 – Daftar Aktivitas Cinta Bumi”

Zona 4 Hari 5 : Bisa !

Pagj hari adalah waktu yang selalu aku jaga untuk mood anak-anak. Jika pagi hari mereka terasa grasak grusuk, mood berangkat sekolah pasti berantakan.

Ini sangat terlihat di Rangga. Ia tidak bisa diajak “ngebut”. Maka, pagi hari mereka harus dibuat selow. Padahal emaknya yang kebat kebit. 😂

Makanya saat Rangga mandi, aku sambil menyiapkan bekalnya. Ternyata setelah bekal selesai, Rangga juga selesai dan buang hajat. Tuntas sampai bersih. Aku sempat tidak yakin. Makanya aku bertanya apakah hal-hal yang perlu dibersihkan tidak terlewat sama sekali.

Untuk memastikan, aku meminta izin untum kembali mengulangnya.

Zona 4 Hari 4 : Gagal Tak Apa, Besok Coba Lagi !

Aku yakin, kunci dari kemandirian bukan hanya dari anak saja. Tapi juga kita, orang dewasa yang membersamai. Hari ini aku yakin, semua akan berjalan mulus seperti kemarin. 

Apakah aku terlalu percaya diri? Tampaknya begitu, ha-ha. Karena ternyata hari ini Rangga tidak belajar kemandiriannya. 

Bukan karena malas atau tidak mau, tapi karena hari ini Rangga buang air besar di kamar mandi nenek. Nah, karena kebetulan kami juga akan keluar untuk menjemput kakak sekolah, nenek bertanya “sudah atau belum”. Rangga reflek menjawab “sudah kok”. Baru akan bersiap-siap membersihkan diri, nenek sudah langsung membantu. 

Sebenarnya Rangga menunjukkan wajah kebingungan. Bingung kenapa dibantu, tapi juga gk mau menunjukkan keberatan pada bantuan nenek. 

Yah, namanya juga nenek-nenek 😅😅.