Taman Matahari di Bukit Pelangi

Hari Minggu kemarin, saya dan keluarga mengunjungi Taman Matahari di Bukit Pelangi. Niatnya pagi-pagi sekali, supaya kami bisa bertemu dengan embun pagi. Namun apa daya, dengan keriwehan yang ada, kami baru sampai pukul 9 pagi. “Lumayan lah, siapa tau makin sepi lokasinya,” batin saya.

Ternyata sampai lokasi, tidak sepi. Tapi juga tidak terlalu ramai. Pengunjung yang datang masing-masing seperti piknik. Membawa tikar dan bekal makanan.

Lanjutkan membaca “Taman Matahari di Bukit Pelangi”

Jelajah Kota Sangatta : Pantai Kenyamukan

Menjelang akhir tahun ini, suami mengajak kami liburan tipis-tipis ke kota Sangatta, KuTim. Sebenarnya kami tidak terlalu antusias, karena masih di masa pandemi. Namun, tak tega juga membiarkan suami berangkat ke Sangatta sendirian. Apalagi kalau bukan karena ingin memancing.

Kamipun izin dulu pada paman dan bibi yanv tinggal di sini. Apakah kami diizinkan berkunjung. Bagaimana suasana di sana dan lain-lain. Paman tentu saja antusias tau kami berniat datang. Beliaupun mengizinkan. Tapi kami langsung menjabarkan rincian yang tidak akan kami lakukan. Salahsatunya keluyuran di keramaian dan berusaha tetap mematuhi protokol kesehatan.

Lanjutkan membaca “Jelajah Kota Sangatta : Pantai Kenyamukan”

Jelajah Kota Balikpapan : Hutan Mangrove Margomulyo

Sudah 31 tahun saya tinggal di kawasan Balikpapan Barat, namun ketika jalan-jalan saya malah memilih ke kawasan lain. Padahal ada beberapa spot wisata yang bisa di kunjungi.

Salahsatunya Hutan Mangrove Margomulyo. Lokasi ini sudah sering saya lewati sejak usia 7 tahun. Kira-kira sudah 15 tahunan hutan mangrovenya dijadikan tempat wisata. Apalagi SMA 8 tepat berada di sebelahnya.

Lanjutkan membaca “Jelajah Kota Balikpapan : Hutan Mangrove Margomulyo”

Sandwich Generation

Sudah pernah mendengar istilah sandwich generation? Jujur saja, saya baru mendengarnya beberapa bulan lalu. Setelah mengikuti sebuah kelas keuangan. Istilah tersebut muncul dalam materi yang diajarkan.

Untuk yang belum mengetahuinya, sandwich generation adalah sebuah kondisi di mana anak-anak membantu membiayai orangtua namun disaat bersamaan juga memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Lanjutkan membaca “Sandwich Generation”

Menyusuri Pantai dengan Perahu Kano

Tak terasa, sudah lebih dari setahun saya istirahat dari perkuliahan di Ibu Profesional. Masa-masa akhir perkuliahan Bunda Sayang, saya lalui sesaat setelah bersalin Rangga. Ahh, rindu sekali rasanya. Apalagi teman-teman HIMA seregional sudah banyak yang melanjutkan jenjang perkuliahan.

Lanjutkan membaca “Menyusuri Pantai dengan Perahu Kano”

Apa Pentingnya Banyak Menghabiskan Waktu dengan Anak?

Banyak informasi parenting yang sering menyarankan untuk memperbanyak waktu dengan anak-anak. Bukan hanya banyak. Tapi juga berkualitas.

Memperbanyak kenangan indah bersama anak-anak saat mereka masih kecil, mungkin tampaknya tidak penting bagi sebagian orangtua. Tapi, saya ternyata mendapatkan sisi positifnya.

Lanjutkan membaca “Apa Pentingnya Banyak Menghabiskan Waktu dengan Anak?”

Alih Fungsi Ruang Tamu

Rumah orang-orang Indonesia, kebanyakan memiliki ruang tamu di bagian depan. Fungsinya temtu saja untuk menerima tamu. Baik yang beneran tamu atau keluarga. Begitu pula dengan rumah saya.

Meski, diperjalanannya kedatangan keluarga tidak lagi kami terima di ruang tamu. Pasti langsung menuju ruang tv (yang sekaligus ruang keluarga). Saya yang orangnya pemalu (🤪), tentu sering “komplen” soal ruang tamu. Kenapa? Karena memang tidak pernah ada tamu yang berkunjung 😂. Teman-teman saya bisa dihitung jari. Kalaupun kami berkumpul, pasti akan memilih tempat yang cukup luas (rumah dan parkirannya) serta anak-anak mudah bermain. Begitu pula dengan teman-teman ibu saya. Tidak ada kunjung mengunjungi. Ditambah lagi, pandemi ini membuat kami memang tidak mungkin kedatangan tamu. Dalam setahun, kedatangan tamu bisa dihitung dengan jari deh.

Lanjutkan membaca “Alih Fungsi Ruang Tamu”

Belajar Speaking of Public Speaking di HIMA IP Balikpapan Raya

Cukup lama saya “istirahat” mengikuti seminar, webinar atau sejenisnya. Alasan utamanya karena saya khawatir menghadapi “tsunami” informasi. Alasan lain karena saya harus iklas belajar bersama anak-anak.

Ya, saya belum mampu belajar sendirian tanpa gangguan.

Lanjutkan membaca “Belajar Speaking of Public Speaking di HIMA IP Balikpapan Raya”

Jatuh Cinta Lagi dengan Olahraga

Ketika jatuh cinta, kita akan rela melakukan banyak hal. Begitu juga ketika kita mencintai diri kita, maka kita akan mencintai apa-apa saja yang kita lakukan. Apalagi jika semua itu untuk kebaikan tubuh dan mental kita

Tujuh bulan ini, saya kembali jatuh cinta pada olahraga. Bukan hal yang aneb bagi sebagian orang. Tapi untuk diri saya, itu adalah pencapaian yang luar biasa. Sejak kecil, saya tidak dibiasakan berolahraga. Berkeringat adalah sesuatu yang sangat menganggu. Bahkan, bisa menurunkan kepercayaan diri.

Olahraga, saat saya remaja adalah kewajiban sekolah. Saya pernah mencoba menyukai olahraga voly -karena kakak dan ibu saya suka olahraga tersebut- namun, karena ikut-ikutan, voly tidak lama saya lakukan. Ditambah lagi, saat berolahraga voly saya kerap sambil berandai-andai. Seperti serial komik yang sering saya baca.

Saya, mulai menyukai olahraga saat dua tahun bekerja. Di mana berat badan melonjak tajam. Seama 1,5 tahunsaya rutin yoga, pilates dan sepeda. Targetnya saat itu memang bukab menurunkan berat badan. Tapi menyehatkab mental saya. Bahagia di luar, tapi tidak di dalam, hueheheh.

Berhenti bekerja dan saya “dipaksa” di rumah saja membuat saya ogah berolahraga. Padahal, saat itu saya sudah diberikan hadiah sepeda statis oleh (calon) suami. Hingga sampai menikah, punya anak 2 olahraga tidak lagi saya sukai. Yoga dan jalan kaki saat hamil lagi-lagi sebuab kewajiban. Bukan sebagai penghargaan kepada tubuh dan jiwa.

5 bulan lalu, saat memulai progam menurunkan berat badan saya mencoba pendekatan lagi dengan olahraga. Cardio, sepeda statis dan jalan kaki (semua saya lakukan di dalam rumah) saya lakukan.

Saat IMT sudah terpenuhi, sayatetap rutin jalan kaki 10000 langkah dan mencoba berlari. Ternyata, kebiasaan olahraga sudah mulai terbentuk. Tidak hanya aktif bergerak, hati saya mulai lebih positif.

Sebelumnya tidak hanya berat badan yang menganggu, tapi saya jadi gampang nyinyir meski dalam hati 🤭.

Untuk saya yang agak introvert ini, olahraga sendiri sangat pas. Tapi untuk membakar semangat, memang butuh partner. Beruntung, Cicah keponakan saya yang berusia 8 tahun sangat tertarik melihat saya olahraga di rumah. Jadi setiap kunjungannya ke rumah, dialah hang menemani saya berolahraga.

Dan di bulan ke lima saya berolahraga ini, saya mulai jatuh cinta pada lari. Tetap sih, larinya dalam rumah. Ha-ha.

Siapa yang Anda Utamakan?

Jika kamu seorang polisi lalu lintas, kemudian lampu lalu lintas di perempatan mati. Kamu bertugas untuk mengatus lalu lintas di jalan tersebut. Tiba-tiba, dari arah yang berbeda-beda, ada mobil ambulan, mobil pemadam kebakaran, dan mobil pembawa jenazah. Ketiganya pun sedang bertugas. Manakah yang akan kamu beri jalan duluan. Ambulan yang membawa orang sakit dan sekarat, mobil pemadam kebakaran yang harus memadamkan kebakaran di sebuah perkampungan, atau mobil jenazah yang menuju pemakaman??

Pertanyaan itu, saya dapatkan saat membaca majalah bobo saat saya SD. Anak seusia saya diajak untuk berpikir dan berempati.

Lanjutkan membaca “Siapa yang Anda Utamakan?”