Sejak tahun lalu, suami sudah menyuarakan untuk mengecat rumah. Alasannya karena dinding rumah sudah tidak ada ruang berkreasi lagi. Alias penuh dengan coretan anak-anak. Ha-ha. “Yakin mau di cat? Anak-anak masih kecil lho. Dan kita berencana nambah satu anak lagi. Mungkin Cinta dan Rangga sudah berhenti menggambar di dinding. Adiknya nanti, kan gak tau,” kataku pada suami. Aku sendiri senang sih, kalau ada nuansa baru di rumah. Tapi juga memahami kondisi yang mungkin akan terjadi.
Lanjutkan membaca “Putih yang Jadi Pilihan”Tag: ibuprofesional2021
Butterfly HCVC : Melatih Anak Berpikir Komputasional Melalui Aktivitas Menggambar
Senin, 21 Februari lalu aku bertugas menjadi Butterfly di Hexagon City Virtual Conference. Speaker pertama yang kuhinggapi adalah Reni T. Wulandari dengan tema Melatih Anak Berpikir Komputasional Melalui Aktivitas Menggambar. Apa itu berpikir komputasional? Berpikir komputasional atau Computational Thinking adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer. Ini mendorong anak untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep terstruktur.
Computational Thinking pertama kali dicetuskan oleh Syemour Aubrey Papert seorang ahli komputer dari MIT tahun 1980. Metode ini kemudian digencarkan oleh Jeannette Marie Wing dari Columbia University tahun 2006.
Lanjutkan membaca “Butterfly HCVC : Melatih Anak Berpikir Komputasional Melalui Aktivitas Menggambar”Beli Buku Atau Sewa?
Mana yang akan dipilih membeli buku bacaan baru atau menyewanya? Kalau dulu, pilihanku tentu akan jatuh pada membeli buku. Sejak dulu, aku bercita-cita memiliki perpustakaan sendiri. Sekarang, keinginan itu masih ada. Tapi karena keterbatasan tempat, aku harus bisa memilah-milah buku mana yang harus ditinggal dan mana yang harus dilepaskan setelah membaca.
Ingatanku masih sangat jelas, setiap akhir pekan toko buku adalah tempat kesukaanku dan bapak. Kami bisa menghabiskan waktu sangat lama di toko buku. Memilih buku yang akan kami beli. Genrenya tentu saja berbeda. Biasanya yang geleng-gelang kepala adalah ibu, menteri keuangan. Mau melarang, tapi presidennya sudah memberi izin. Ha-ha.
Lanjutkan membaca “Beli Buku Atau Sewa?”Berburu Kuliner Lokal
Jalan-jalan ke suatu daerah, tak lengkap rasanya kalau tidak menikmati kuliner lokal. Mungkin saja, kuliner daerah tersebut bisa kita temukan di daerah kita. Tapi, soal rasa belum tentu samakan? Makan makanan khas dearah menjadi sebuah kewajiban untuk suamiku. Jangan harap, kita bisa menikmati makanan yang biasa-biasa saja. Mau sih, asal kepepet. Ha-ha. Waktu belum punya anak, aku sih gak masalah. Tapi setelah punya anak, sering khawatir anak-anak tidak mau makan makana kha daerah Padahal, harusnya aku membiasakan mereka.
Lanjutkan membaca “Berburu Kuliner Lokal”Pemandangan Hutan di Kalimantan
Beberapa waktu lalu, warga Kalimantan sempat dibuat murka, oleh seseorang yang mengomentari Kalimantan. Yang kesal, bukan hanya warga Kalimantan Timur, tapi juga wilayah lain yang ada di pulau Kalimantan. Bahkan, daerah lain juga tak suka dengan pendapat itu. Aku juga tak setuju. Tapi tak mau ikut-ikutan geram.
Perjalanan ke Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu, sempat membuatku berkata “Mungkin sesebapak, dilihatkan pemandangan ini. Makanya sampai terlontar perkataan seperti itu.” Pemandangan apa? Hutan yang masih sangat lebat. Ya, meski banyak perkampungan dan dilewati jalan aspal, di kanan kiri kami masih terbentang luas hutan yang sangat lebat.
Lanjutkan membaca “Pemandangan Hutan di Kalimantan”Kuburan Tak Selalu Menyeramkan
Di beberapa daerah kuburan identik dengan kesan menyeramkan. Apalagi di film-film horor, biasanya kuburan yang gelap sering muncul di beberapa adegan.
Untuk kuburan di Balikpapan mulai tertata. Jika berada di dekat jalan raya, maka sekelilingnya akan diberi tembok. Mungkin tujuannya untuk menghilangkan kesan seram.
Selama 17 tahun, kemanapun pergi dari rumah aku harus melewati kuburan yang berada di depan komplek perumahanku. Tampaknya paket komplit deh. Rumah dikelilingi hutan dab ada kuburan depan komplek. Bonusnya, pernah ada warga yang gantung dirii di gerbang depan komplek, yang juga depan kuburan.
Lanjutkan membaca “Kuburan Tak Selalu Menyeramkan”Cuma Ibu yang Tau Rasanya
“Mamaaaaa, mau sama mamaaaaa,” teriak Rangga dari luar kamar mandi. Errrrr. Panggilan alampun mendadak dihentikan. Jika banyak ibu yang bisa tetap BAB sambil ditemani anaknya, aku termasuk yang tidak bisa. Perut yang mules, seketika hilang. Cuma ibu-ibu yang tau rasanya.
Lagi makan siang tiba-tiba anak minta cebok. Atau harus menikmati makan siang sambil menggendong. Kalau dipikir-pikir, lelah. Tapi setelah berlalu, kadang rasa rindu menyelimuti kalbu. halah
Lanjutkan membaca “Cuma Ibu yang Tau Rasanya”Ok Google, Nyasarpun It’s Oke
Aku pernah membaca, seorang praktisi sekaligus peneliti neuroscience, dr Aisyah Dahlan mengatakan bahwa kurang lebih hanya 8 persen perempuan yang bisa membaca peta. Entah karena tomboy atau terbiasa. Beruntunglah aku yang masuk dalam kategori 8 persen itu. Mungkin karena terbiasa.
Sejak kecil aku dan bapak memang suka sekali membaca peta. Peta dunia ataupun peta jalan. Dulu bapak pernah mengikuti kursus dari kantor ke Jakarta. Dari Balikpapan, bapak berbekal peta dan tentu uang saku juga. Sekembalinya ke Balikpapan, Peta Jakarta jadi hiburan kami. Bapak sering menunjukkan tujuan bapak selama di Jakarta. Tidak langsung ke tujuan, tapi di arahkan melalui jalan yang bapak lalui sambil menceritakan pemandangan yang dilihat. Aku bisa membayangkan seakan sedang berada di Jakarta bersama bapak.
Ibuku Idolaku
Menjadi idola anak, bagiku adalah hal yang membanggakan. Bagaimana tidak, saat anak-anak sudah mulai mengenal lingkungan luar, anak-anak sering kali mengikuti teman-temannya. Nyaman berbagi cerita dan keluh kesah mereka. Ditambah lagi, mengidolakan publik figur menjadi hal yang biasa terdengar.
Bisa menjadikan ibu seorang sahabat adalah sesuatu yang langka. Aku salah satu yang beruntung. Meski tak selalu curhat pada ibu, aku bisa mengakui kalau ibu adalah sahabatku sejak kecil hingga sekarang.
Lanjutkan membaca “Ibuku Idolaku”Diaper Bag yang Berganti Menjadi Mommy Bag
Sebagai ibu-ibu yang baru punya dua anak, tentu saja pengalamanku belum banyak. Namun, dari anak pertama menuju anak kedua, ada banyak hal yang membuatku belajar. Salah satunya adalah kebutuhan anak saat bayi, diantaranya diaper bag.
Saat anak pertama, diaper bag selalu aku bawa kemana-mana. Mulai dari yang bentuknya ransel, sling bag, atau tote bag. Pokoknya, aku tanpa diaper bag itu tak mungkin. Segala keperluan Cinta aku bawa. Mulai dari clodi, baju ganti beberapa pasang, botol minum, tisu basah. Pokoknya semua perlengkapan bayi. Semua masih membersamaiku sampai Cinta hampir dua tahun.
Lanjutkan membaca “Diaper Bag yang Berganti Menjadi Mommy Bag”