Jalan Kaki Kala Itu

Balikpapan,di September 2014

Aku mengeluarkan barang-barang dari travel bag yang selama ini kugunakan. Kupilah dan kupastikan lagi mana pakaian yang sudah kucuci dan mana yang belum. Pikiranku sesekali melayang ke masa lalu. Ternyata sudah hampir tiga bulan aku tinggal di rumah sakit di ibu kota. Rasanya seperti mimpi. Setiap hari di jalani dengan perasaan yang tak terkendali. Setiap hari kondisi emosi terambang ambing tak menentu. Lorong rumah sakit dan aroma khasnya adalah teman baikku.

Lanjutkan membaca “Jalan Kaki Kala Itu”

Sapih Oh Sapih

“Mbak Riska gimana caranya nyapih. Sera gak mau berhenti nenen. Mertuaku udah ingetin bolak balik. Aku gak mau nyapihpakaiyang aneh-aneh. Kasihan adiknya, kalah sama kakaknya terus,” tanya partnerku, yang seorang desain layout saat aku masih bekerja di media cetak.

“Kamu bertanya pada orang yang salah Dyash. Lah, aku aja gak berhasil nyapih Cinta sampai Rangga umur 3 bulan. Dulu ya antri. Cinta harus rela antri. Nah, lagi antri itu dia sering ketiduran,” ceritaku.

**

“Mbak, mertuaku udah nyuruh pakai brotowali. Dibaca-bacain, tapi gak ngaruh, heheh,” kata Dyash lagi suatu hari.

“Sabay ya,” jawabku. Akupun mendengarkan kisah Dyash saat menyusui dua anaknya bersamaan.

Tentu aku tak bisa memberikan saran. Karena akupun belum berhasil menyapih tepat di usia dua tahun. Aku percaya bahwa anak-anak perlu menyapih dirinya sendiri. Sebuah keputusan besar dalam hidupnya.

Dulu saat memutuskan hamil Rangga di usia Cinta yang baru 1 tahun 8 bulan, aku pikir akan dengan mudah menghentikannya. Sounding setiap hari kulakukan. Namun, semakin besar usia kehamilanku, Cinta malah semakin lengket. Menyusui malah semakin sering.

“Jangan bilang dokternya ya kalau masih menyusui Cinta,” pesanku ke suami saat akan berkunjung ke dokter kandungan.

“Kenapa?” tanya suami.

“Ade gak tau, dokter Rahmat seberapa pro menyusui. Kebanyakan ibu hamil yang masih menyusui diminta berhenti oleh dokternya,” kataku menjelaskan. Suami mengangguk-angguk.

Sesampainya di ruang periksa, obrolan seperti biasanyapun mengalir. Namun, tidak kuduga dan kusangka tiba-tiba suami malah melontarkan kalimat yang membuat jantungku berdegup kencang. “Dia masih nyusuin kakaknya dok. Gak apa-apa kan?”

Lah, kan tadi dibilang jangan bilang.

“Oh, gak apa. Kandungannya aman kok. Nanti juga lama-lama berhenti,” kata dr Rahmad. Fuih. Aku langsung lega mendengar jawaban dr Rahmad. Dari cerita beberapa temanku yang menyusui saat hamil, ada yang mendapatkan lampu hijau ada juga yang mendapat lampu merah. Memang yang mendapat lampu merah, karena ada risiko dalam kehamilannya. Untuk itu, setiap ibu perlu menyadari sinyal dari tubuhnya.

Di perencanaan kehamilan ketiga, aku berharap Rangga akan berhenti menyusui sebelum aku hamil. Tapi sampai saat ini, tiga bulan setelah IUD dilepas, ia belum juga berhenti menyusu.

Sounding? Tentu saja dilakukan. Bahkan, Cinta sering turun tangan dalam membantu mengalihkan perhatian adiknya untuk tidak menyusu.

Kebiasaan hamil yang selalu aku lakukan saat menyusu adalah mengajak sang kakak untuk izin pada adiknya. Kalau dulu Cinta memanggil Rangga dengan sebutan adik, Rangga kali ini memilih memanggil baby.

“Baby, mas Rangga nenen dulu ya. Boleh ya. Dikit aja kok,” kata Rangga meminta izin.

“Sebenarnya apa yang dicari? Kalau bayi kan karena lapar dan haus, kalau Rangga?” tanya suami.

“Kenyamanan. Menyusu kan bukan Cuma sekadar nempelin payudara. Tapi ada kenyamanannya. Nah, Rangga ini belum dapat melepaskan kenyamanan menyusu,” jawabku.

Oh iya, sependek yang aku tahu dari Forum Peduli ASI (FormASI) dan komunitas ASI lainnya menyusui lebih dari dua tahun memberikan banyak manfaat. Di antaranya

  • Memberikan nutrisi, menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh

Kalau orang zaman dulu sering bilang, ASI setelah dua tahun tidak bagus. Hanya darah yang dihisap. Padahal tidak seperti itu, berapapun usianya, ASI tetap memberikan nutrisi bagi si kecil. Malahan, ASI di atas dua tahun banyak mengandung vitamin C lho.

  • Menenangkan anak dan ibu

Yes, kalau ini aku sangat merasakan manfaatnya. Malahan saat akan melahirkan Rangga, menyusui Cinta tak hanya memberikan kenyamanan. Tapi juga ketenangan dalam menghadapi gelombang Cinta.

  • Efektif saat bepergian

Tidak ribet bawa botol, mencari air panas dan lain-lain ya. Saat anak butuh, tinggal sodorkan. He-he.

  • Mengurangi risiko terkena kanker

Menurut penelitianIbu yang aktif menyusui diketahui memiliki risiko lebih rendah terserang kanker payudara. Selain itu, risiko untuk terkena penyakit kanker ovarium, diabetes, hipertensi, obesitas, dan serangan jantung juga cenderung menurun.

  • Menurunkan berat badan ibu

Untuk yang satu ini, kita juga wajib menjaga pola makan dan berolahraga secara rutin. Setelah menyusui Rangga barulah aku bisa mencapai BMI yang normal karena menjaga pola makan dan olahraga.

Jadi semangat ibu-ibu yang masih belum berhasil menyapih. Mari kita bergandengan tangan menyongsong masa depan.  

Serial Kriminal – Bones

Belakangan ini, aku kembali mengulang menonton serial kriminal Bones. Serial kriminal yang saat ini bisa kita nikmati di salah satu layanan streaming. Dalam serial ini seorang dokter antropologi forensik bernama Dr Temperance Brennan bekerja sama dengan Agen FBI bernama Sheeley Booth. Serial ini pertama kali ditayangkan tahun 2005. Lumayan lama ya. Yups, aku menonton kisah ini pertama kali saat duduk di bangku SMA. Sejak saat itu, aku ketagihan serial-serial kriminal lainnya.

Lanjutkan membaca “Serial Kriminal – Bones”

Berburu Lapis India

“Hari ini kita buka puasa pakai apa,” tanya suami.

“Err, ada stok risoles dan lumpia sih. Aman aja,” jawabku.

“Ayo, kita beli bukaan (takjil),” ajak Cinta memotong pembicaraanku dan papahnya.

“Cinta pengin beli bukan atau jalan-jalanya?,” tanyaku.

“Jalan-jalan sih. Tapi kan sekalian beli bukan ma,” jawab Cinta.

Lanjutkan membaca “Berburu Lapis India”

Sling Bag Macrame

Sejak mengikuti acara mbak Firda membuat macramé aku jadi ketagihan membuat. Hobi baru yang membuatku penasaran dan tak mau menyerah. Akhir tahun 2021, aku sempat ingin membuat macramé. Alasannya karena hiasan dinding macramé yang ku alih fungsikan jadi tempat kacamata kekurangan tempat. Karena kupikir macramé mirip dengan merajut, aku yakin bisa membuatnya.

Lanjutkan membaca “Sling Bag Macrame”

Bapak : Cinta Pertamaku

Doooorrr

Aku mengejutkan bapak yang sedang asyik dengan pekerjaannya. Entah peralatan elektronik apalagi yang hari ini dibongkarnya. TV, radio sudah sering jadi bahan eksperimen bapak. Meski lebih sering berhasil, ada saja peralatan yang akhirnya kami antar ke tempat service elektronik.

“Jangan ngagetin dong. Bapak lagi sibuk,” bentak bapak. Aku sontak terkejut. Tapi, itulah bapakku. Kalau sedang sibuk mengerjakan sesuatu, tak pernah mau diganggu.

Hufh. Aku bosan. Hari ini Nata, Mas Andika dan Dewi tidak ada yang di rumah. Aku mengeluarkan sepeda biruku dari garasi. Kukayuh sepeda lungsuran dari mbak Ika ke arah hutan belakang rumah. Tempat bermain favorit dengan teman-temanku.

Lanjutkan membaca “Bapak : Cinta Pertamaku”

Hidangan Spesial Lebaran

Lebaran sebentar lagi, lebaran sebentar lagi

Lah, baru juga mulai berpuasa, tapi udah mikir lebaran. Huf. Hidangan lebaran adalah hal yang sering dibicarakan keluargaku. Bukan saat bulan ramadan. Tapi jauh sebelum bulan puasa tiba. Bahkan, pernah baru beberapa hari lebaran berlalu, hidangan lebaran kembali dibicarakan.

Lanjutkan membaca “Hidangan Spesial Lebaran”

MENJAGA GIGI SUSU

Merawat gigi susu sejak dini, ternyata memiliki pengaruh besar pada tumbuh kembang anak. Tak hanya saat ini, tapi juga di masa depan. Masalah gigi yang biasa ditemukan pada anak adalah karies. Akupun juga mengalaminya saat kecil. Nah, tak hanya dulu, sampai saat ini aku banyak memiliki permasalahan dengan gigi.

Lanjutkan membaca “MENJAGA GIGI SUSU”

Zona N Pekan 2 : Tasyakuran untuk Selebrasi Cluster

Zona N pekan ke dua, sedang dilewati. Ada yang berbeda lagi dari pekan-pekan sebelumnya di Hexagon City. Kami para Hexagonia hampir berada di akhir perkuliahan. Saatnya kami merayakan dan berbahagia bersama-sama. Tak hanya dengan tetangga satu Co House, tapi juga denan tetangga satu cluster lainnya.

Lanjutkan membaca “Zona N Pekan 2 : Tasyakuran untuk Selebrasi Cluster”

Mancing Terus !

“Awal bulan depan, ada wacana mancing di Samarinda,” suami sambil bersiap-siap. “Udah lama gak mancing nih,” tambah suami saat melihat reaksiku yang kebingungan.

“Bukannya Sabtu kemarin kita habis mancing? Terus ini kan baru pulang mancing,” tanyaku balik. Aku sebenarnya tidak melarang, hanya bingung dengan kalimat sudah lama tidak mancing.

“Ya, kan sayang tau kalau mancing yang seperti itu gak berasa mancing buat kakak. Udah berapa bulan nih gak mancing,” kata suami dengan tatapan memelas. Aku tertawa.

Lanjutkan membaca “Mancing Terus !”