“Dalam pandangan psikologi pendidikan, diketahui lebih dari 70% perilaku anak itu adalah mirroring atau cermin langsung dari perilaku orangtua, dalam keseharian mendidik anak-anak mereka”
AYAH EDI PUNYA CERITA: Berbagai kisah inspiratif dituturkan secara lugas dan populer, orangtua diajak memahami kebutuhan dan keinginan sang buah hati.
Siapa yang tidak mengenal Ayah Edi. Saya rasa banyak yang sudah mengetahuinya, lebih baik dan lebih banyak dari saya. Saya sendiri mengetahui Ayah Edi melalui sosial media Facebook lewat postingan beberapa teman. Untuk diketahui Ayah Edi adalah seorang praktisi pendidikan anak yang aktif menjadi pembicara di berbagai seminar parenting, serta narasumber tetap di majalah, radio, dan televisi. Melalui gerakan Indonesia Strong from Home yang digagasnya, ia berbagi pengalaman dan mengajak para orangtua dan guru untuk merencanakan masa depan anak yang lebih tepat serta membangun Indonesia yang kuat berawal dari keluarga.
Dalam Buku ini, ada 60 cerita inspiratif yang dibagi dalam dua bab. Bab Pengasuhan dan bab Pendidikan. Untuk bab Pengasuhan terdiri dari cerita : Dari Mana Kita Harus Memulai Segalanya?, Kisah Ulat Bulu dan Kupu-Kupu, Apakah Kita Siap Menjadi Orangtua, Pesan Orang Bijak dalam Mendidik Anak, Kekuatan Kalimat Positif, Pesimisme Orangtua Terhadap Program Parenting, Kisah Chintya, Apakah Anak Kita Mengalami Gejala On and Off, Lukisan Indah Keluargaku, Makna Tangisan Anak, Sebuah Dongeng dari Negeri Timur, Kekerasan Pada Anak, Sang Pendidik Tanpa Kekerasan, Hikmah Pesta Ulang Tahun, Kisah Sebuah Meja Kayu, Mendidik Anak Ala Radio Rusak, God’s Messages in Water, Hikmah di Balik Tsunami Asia, Nancy Alliot, Sang Guru Sejati, Menghargai Profesi Guru, dan Siapakah Ibu yang Mendidik Kita?
Pada bab ini, banyak cerita soal pengasuhan yang dibeberkan. Mulai dari perilaku anak yang merupakan cerminan perilaku orangtuanya, proses belajar, bagaimana mempersiapkan diri menjadi orangtua, dan masih banyak lagi. Dalam salah satu cerita, Ayah Edi juga menyampaikan “Didiklah anak-anakmu sesuai zamannya karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman kalian dulu hidup”
Penggalan kalimat tersebut memiliki makna yang mendalam. Mengapa? Karena kita -orangtua- kerap menbanding-bandingkan masa lalu kita untuk jadi sesuatu yang ditiru oleh anak-anak. Kita sering lupa kalau zaman sudah berubah. (Saya yang belum jadi orangtua saja masih sering lupa **toyor kepala sendiri 😓**)
Ayah Edi mengatakan, ada perbedaan antara keinginan dasar anak dengan nilai kepatutan orang dewasa. Sayangnya, kebanyakan orangtua tidak menyadari jika anak-anak membutuhkan waktu untuk bisa menyesuaikan antara keinginan dasar mereka sendiri dengan nilai-nilai kepatutan yang dianut orangtuanya. Orangtua kerap melakukan untervensi berlebihan yang justru melukai perasaan anak dan bukan mendidiknya untuk menjadi lebih baik.
Tentu saja, orangtua berperan 70% dalam proses pembentuk pola prilaku anak. Jika orangtua tidak melakukannya dengan baik, lingkunganlah yang mengambil peran 70% tadi.
Setiap orangtua, kata Ayah Edi, memiliki naluri mendidik anak, yang pada umumnya diwarisi secara turun temurun. Yang selanjutnya akan berkombinasi dengan tipologi kepribadiannya sendiri serta lingkungan sekitar yang membentuknya. Jika warisan tradisi baik, ditambah pola kepribadian yang seimbang, serta lingkungan yang baik pula, akan melahirkan pola mendidik yang baik bagi anaknya. Namun faktanya, tidak semua orang memiliki kepribadian seimbang dan pola mendidik yang baik bagi anaknya. Itu artinya tidak semua orang memiliki naluri mendidik yang tepat jika hanya mengandalkan pengalaman masa lalunya.
Yang terpenting, dari bab ini Ayah Edi menyampaikan bahwa jika ingin mengubah perilaku anak, ubahlah satu demi satu perilaku kita -orangtuanya- sendiri.
Sedang dalam bab Pendidikan terdiri dari beberapa cerita, di antaranya : Keajaiban Doa Seorang Guru, Membangun Program Autopilot Anak, Apakah Bermain Sama dengan Belajar?, Belajar dari Dora dan Boots, Anak yang Tidak SUka Belajar, Sekolah di Mata Siswa, Kisah Burung Perkutut di Sangkar Emas, Gejala Psikosomatis pada Anak, Anak yang Gagal Belajar atau Guru yang Gagal Mengajari?, Buku Harian Seorang Dokter Anak, Mengapa Anak Saya Tidak Suka Sekolah, Anak atau Sekolah yang Bermasalah?, Belajar dari Sejarah Singkat Einstein, Home Schooling, Miss Philips, You were wrong!, Sejarah Kontroversi Pemahaman tentang Anak ADHD atau Disleksia, Sistem Pendidikan ala Teko dan Cangkir, Sekolah dengan Sistem Rangking, If You Want to be Rich and Happy, Don’t Go to School, School with No Goals, Kisah Menarik dari Bandung, Kisah di Negeri 1001 Gelar, The Samphorn Monkey Academy from Thailand, Hikayat Perguruan Shaolin, Makna Sukses yang Matrealistis, Budaya Bangsa yang Bermartabat, Sistem Pendidikan Short Term Memory-Hafalan, Sebelum dan Sesudah Tahun, Kisah Leonardo da Vinci, Sang Genius Sepanjang Zaman, 6 Tahun Pertama yang Berarti, Sekolah Para Bintang, Perbedaan Tiga Rudi, Belajar dari Bill Gates, Sang Raja Software Dunia, Reformasi Sistem Pendidikan Dunia, Mengintip Potret Sekolah di Masa Depan, Mencetak Generasi Elang, Pesan Kehidupan Dr Arun Gandhi, Ayo Jadikan Indonesia Bangsa yang Luar Biasa, Siapa sih Ayah Edi?
Dalam bab ini, orangtua dan guru kembali diingatkan tentang pendidikan anak. Apakah benar anak yang tidak bisa dididik? Bukan orangtua atau guru yang salah mendidik? Karena selama ini, kata Ayah Edi dalam bukunya, banyak orangtua atau guru yang menyalahkn anak-anak. Merasa bahwa anak-anak yang tidak bisa dididik. Padahal orangtua dan metode pembelajaram ikut andil dalam keberhasilan mendidik anak. Dalam bab ini juga dijelaskan kalau cara belajar terbaik bagi anak adalah sambil bermain.
Jadi jika ingin mengubah sesuatu, mulailah dari diri sendiri. Ingin anak bersikap sopan, dan berbicara lemah lembut? Bersikap sopan dan bertutur lemah lembutlah pada anak dan siapapun. Ingin anak berkata jujur, jujurlah pada diri sendiri. Sebelum menyalahkan anak, ada baiknya kita berkaca pada diri sendiri. Sudah tepatkah pola asuh dan pendidikan yang kita berikan untuk anak? Tak ada kata terlambat untuk berubah. Jika tidak sekarang, kapan lagi?
Judul Buku : Ayah Edi Punya Cerita
Penulis : Ayah Edi
Penerbit : Noura Books
Terbit : Cetakan ke-1, 2013
Cetakan Ke-8, 2014
Cetakan ke-9, 2015
