“Kelak, janganlah bercita-cita akan membelikan rumah untuk istrimu, bercita-citalah untuk tinggal bersama dan hidup berbahagia dengannya, selama-lamanya,”
Jangan berdoa ingin membelikan kendaraan mewah untuk anak-anakmu, berdoalah agar kalian bisa pergi bersama-sama bertamasya, atau berbelanja dengan bahagia,”
Jangan bermimpi ingin memberangkatkan orangtuamu naik haji, bekerjalah dengan sungguh-sungguh, lalu berangkatlah kalian bersama-sama untuk berbahagia bisa bersujud di rumah Tuhansebagai keluarga,”
Buku yang saya baca kali ini, merupakan kumpulan cerita rumah tangga penulis, Fadh Padhepie. Setelah lebih dari satu bulan kedatangannya, buku ini belum beranjak dari rak buku dan masih tersegel plastik. Setelah mengumpulkan semangat, akhirnya buku ini pun dieksekusi. Hitung-hitung, penyegaran dari buku-buku lain.
Dari banyak cerita pernikahan yang saya dengar dan lihat, tidak semuanya penuh kebahagian. Duka dan kecemasan selalu hadir mengiringi. Saya pun percaya akan hal itu, meski saya sendiri belum menikah (ketawa getir). Namun saya yakin, semua pasangan selalu berusaha yang terbaik untuk pernikahan mereka.
Jika mengharapkan buku ini kumpulan cerita rumah tangga dari banyak orang, bisa-bisa Anda kecewa. Buku ini merupakan kisah rumah tangga si penulis yang mengklaim dirinya bukan siapa-siapa (yang menurut saya agak merendah). Menurut saya, buku ini merupakan ungkapan cinta sang suami kepada istrinya. Karena sejak halaman pertama, kisah yang dihadirkan selalu penuh cinta. Saya hampir tidak melihat kisah sedih pada buku ini, kecuali di halaman awal, saat orangtua tidak menyetujui pernikahan suami istri ini. Itupun bagi saya tidak sedih, tapi cukup membuat haru.
Buku ini, mengingatkan kita bahwa ada banyak kebahagian, rasa cinta dan kasih sayang serta kelebihan-kelebihan lain yang lebih baik diingat. Ketimbang mengingat kekesalan serta keburukan pasangan, yang malah membuat pernikahan terlihat menjemukan. Namun ini penilaian dari pembaca yang belum pernikahan (ketawa getir😂). Yang menganggap dan membayangkan pernikahan akan (selalu) penuh kebahagian. Bagi saya, buku ini lebih mirip diary sang penulis. Yang bisa mengingatkan kita, kenapa memilih pendamping hidup. Di sisi lain, buku ini juga berisikan harapan dan surat-surat, untuk istri dan anak-anak, serta adiknya beberapa tahun kedepan.
Sebagian dari diri saya menganggap, jadi buku ini terlalu “dibuat-buat”. Karena pernikahan di sekeliling saya, tidak penuh cinta seperti itu. Cukup saling mencinta. Hanya cukup. Tapi lewat buku ini, kita bisa diingatkan betapa pentingnya memupuk dan jatuh cinta setiap waktu pada pasangan. Ada banyak kebaikan sederhana yang membuat kita bahagia. Dan satu lagi, buku ini mengajarkan kalau pernikahan, bisa selalu dipenuhi kebagiaan. Sesuatu yang harus saya pelajari nantinya.
Ya, ketika memutuskan menikah, bukankah kita harus berusaha mengalahkan diri sendiri, menurunkan ego masing-masing dan banyak lagi. Yang saya yakin, bisa dijawab tegas oleh pasangan yang sudah menjalani bahtera rumah tangga.
Judul : Rumah Tangga
Penulis : Fahd Pahdepie
Penerbit : PandaMedia
Terbit : 2015

