Keluarga berencana atau biasa disingkat KB adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk suatu negara. Saat SD, moto KB yang selalu aku dengar adalah dua anak cukup. Ibuku yang alumni kader posyandu pun sampai sekarang tidak lelah-lelahnya mengingatkan anak-anaknya, dua anak cukup. Padahal ibu sendiri anaknya tiga. Ha-ha. Yang lahir dari rahim ibu memang dua sih.
Lanjutkan membaca “Pengalaman Ber-KB : Pil KB Menyusui”Bulan: Februari 2022
Membangun Kebiasaan Menabung
“Hidup tenang itu, kalau tanpa hutang. Fokus aja sama yang ada. Ibadah yang rajin,” kata Abi suatu hari. Laki-laki yang selama ini menjadi sosok bapak buatku dan mbak Ika. Abi sebenarnya adalah adik ibuku. Tadinya kami selalu memanggil paman. Tapi semenjak punya anak, kami ikut memanggilnya Abi. Orangnya kocak, ramah dan pandai bergaul. Tapi juga tegas dan gak basa-basi kalau menegur keponakannya. Sifat Embah Min yang penyayang sama anak-anak, menurun pada Abi. Abi juga banyak hadir dalam banyak perjalanan hidupku. Bahkan sampai sekarang cucu-cucunya sekarang. Di kampung kami, siapa sih yang tidak kenal Abi. Kalau gk kenal berarti belum seminggu tinggal di kampung kami. Sejak lahir hingga sekarang, Abi tidak pernah pergi dari kampung ini.
Lanjutkan membaca “Membangun Kebiasaan Menabung”Pencernaan Anak Terganggu, Ini Tipsnya
Pencernaan anak-anak yang lancar, tentu saja memengaruhi tumbuh kembangnya. Tapi, seberapa sering kita para ibu, memerhatikan kesehatan pencetanaan anak-anak. Errr, atau aku aja yg kurang perhatian. He-he.
Saat Cinta dan Rangga estafet sakit, aku kurang memerhatikan apakah mereka sudah buang air besar atau belum. Terutama Rangga, karena selalu nempel kayak perangko. Bahkan, pencernaanku sendiri ikut amburadul karena harus curi-curi aktivitas saat Rangga tidur yang tak nyenyak.
Lanjutkan membaca “Pencernaan Anak Terganggu, Ini Tipsnya”Konsisten
Kata yang aku yakin, ingin selalu ditepati semua orang. Sayangnya, menjadi konsisten tidak semudah membalik telapak tangan.
Blog ini misalnya, dulu aku punya harapan untuk bisa konsisten mereview buku-buku yang aku baca. Awalnya berjalan baik, namun lambat laun mulai menurun. Mungkin, karena aku tidak menentukan strong whynya.
Lanjutkan membaca “Konsisten”Memilih Apresiasi
Kapan terakhir kali memberi apresiasi kepada diri dengan membeli buku? Jujur saja, cukup lama aku tidak melakukannya. Tahun lalu, aku hanya membeli dua buah buku. Buku itu aku beli, hanya karena teman menjadi salah satu penulisnya. Jadi, yang tertarik yang ku baca adalah bagian yang ditulis teman. Sebagian lain ada yang terbaca. Tapi banyak yang tidak.
Lanjutkan membaca “Memilih Apresiasi”