Review Buku : Setiap Luka Akan Pulih – Halimah

Setiap Luka Akan Pulih. Yups, aku setuju banget sama judulnya. Namun yang perlu kita yakini juga adalah setiap orang tidak punya durasi yang sama dalam penyembuhannya. 

Aku pertama kali mengetahui Halimah @igdailyjour saat seorang penyanyi dangdut terseret kasus KDRT dengan suaminya. Wuih, ramai banget kan itu. Nah, Halimah membuat video mengenai orang yang sedang berada di dalam lingkungan toxic. Setelah dilukai baik secara fisik atau emosional, korban akan dihujani hadiah-hadiah dan kasih sayang yang berlimpah. Itu sebabnya korban sering kali susah atau tidak sadar sedang berada di lingkungan toxic.

Cover depan ebook Setiap Luka Akan Pulih. Ebook bisa dibeli di playbook dan di convert ke e-reader

Sepengalamanku dulu, korban sebenarnya sadar, hanya saja tidak berdaya untuk keluar. Menurutku paling tepat saat berada dihubungan toxic adalah pergi menjauh. Kalau kita masih berada di sekitarnya, akan semakin susah. 

Kembali ke buku ini, di buku ini Halimah berbagi pengalamannya saat menjalani hubungan toxic. Ia memang tidak mendapatkan kekesarasan fisik, tapi ia terbelenggu atas nama cinta. 

“Mengakui bahwa dirimu bersedih, gagal, tertinggal, khawatir, kecewa bukanlah dosa. Justru itu adalah sebuah pemahaman yang menyeluruh bahwa Tuhan menciptakan dalam porsi yang telah dia kehendaki” 

Ada halaman yang menceritakan tentang Halizah yang bertemu dengan Ambang, Udah deh, akhir ceritanya pahit. Ini mengingatkanku pada kata-kata Bapak rahimahullah. “Mau kita jalan ke kiri, ke kanan, ke belakang atau depan, kalau Allah gak menjodohkan untuk bertemu, ya gak bisa.” 

Kalimat itu sering kali diucapkan bapak rahimahullah. Mengingatkanku kalau semua yang terjadi sudah diketahui Allah SWT. Semua yang kita anggap kebetulan, sudah dituliskan. 

Kembali lagi ke cerita Halimah dan Ambang. Meski ada banyak kejadian yang menyakitkan hati Halimah, seketika akan lenyap ketika Ambang memberikannya banyak hadiah. Dalam buku, hal tersebut dinamakan Love Bambing. Yaitu, usaha seseorang yang menghujanimu dengan sesuatu yang terlihat seperti cinta; hadiah-hadiah, kejutan romantis, pelukan hangat dan masih banyak lagi. Korban akan merasa di atas awan. Menjadi orang yang beruntung dan dicintai. Hingga saat terjadi kesalahan, hadiah-hadiah tersebut akan dijadikan pembenaran. 

“Perasaan memang diciptakan untuk dirasakan. Tidak ditolak, tidak dialihkan, tapi dikelola. Diterima dan dirasakan, nggak harus selalu dimengerti.” 

Aku setuju banget dengan pernyataan itu. Memang butuh waktu. Tapi pasti akan bisa dilalui kok. 

Perjuangan Haliomah tidak mudah. Saat hamil, ia mengalami depresi. Mengurus rumah ditengah-tengah kehamilan tidak mudah. Apalagi kalau punya toodler. Ada bala bantuan saja sering kali membuat badai emosi. Apalagi tidak. Lagi-lagi, semua orang tidak punya pengalaman yang sama. Perjalannya berbeda-beda. 

Di akhir buku ini, ada lembaran yang berisikan surat untuk diri kita sendiri. Dimana, kita diajak untuk berterima kasih pada diri sendiri. Tidak hanya itu, ada tulisan dari seorang psikolog klinis yang ikut melengkapi buku ini. 

Penulis : Halimah 

Penerbit : GagasMedia

Cetakan Pertama 2022

Harga Ebook : Rp 85.470,- (Harga Normal). Ada diskon menjadi Rp 64.102,-

Tinggalkan komentar