Matahari Minor – Tere Liye, Bertualang di Klan Kegelapan

Setelah beberapa buku diceritakan dari sisi Raib, Matahari Minor kali ini mengangkat kisah dari sudut pandang Seli. 

Petualangan di klan SagaraS beberapa minggu lalu, ternyata masih menyisakan rasa sedih pada Raib. Ia masih belum bisa merelakan kalau Ali tidak kembali ke klan Bumi bersama Raib dan Seli. Seli juga sedih, tapi dia lebih iseng karena melihat kesedihan sahabatnya. 

Lanjutkan membaca “Matahari Minor – Tere Liye, Bertualang di Klan Kegelapan”

Potong Rambut

“Rambutnya di rebonding ya?” 

“Gak cuma pakai sampo” 

Persis tagline iklan sampo ya? Pertanyaan itu, kerap kali dilontarkan orang-orang padaku saat duduk di bangku SMA. Seperti rambut-rambut orang yang rajin ke salon. Bedanya aku ke salon tiga bulan sekali hanya untuk merapikan rambutku. 

Aku dan sahabatku Utya, punya langganan salon yang sama. Tapi kami punya perlakuan yang berbeda oleh pemiliknya. Bukan kasar. Hanya saja pemilik salon yang juga menjadi kapsternya sangat protective pada rambutku. 

Lanjutkan membaca “Potong Rambut”

Pilih Stroller atau Gendongan?

Menggendong atau stroller? Kedua alat ini punya penggemar masing-masing. Tahun 2013 saat masih bekerja, aku sudah sering membayangkan akan menggunakan stroller saat bekerja nantinya. Di tahun itu pula, keponakanku Cicah yang masih bayi mulai kami kenalkan dengan stroller. Tapi menggendong tetap jadi pilihan utama. Kenapa? Karena mode transportasi utama kami adalah motor. Nggak mungkin gotong-gotong stroller kan!

Di tahun 2015 aku mulai mengenal gendongan lebih dalam. Di tahun 2016, menggendong kembali digalakkan. Setelah banyak orang yang lebih memilih stroller untuk menemani keseharian ibu dan anak. 

Lanjutkan membaca “Pilih Stroller atau Gendongan?”

Kurikulum Merdeka Belajar, Ajak Siswa Kreatif dan Inovatif

“Kurikulum Merdeka ini, bikin orang tua repot!” kata salah satu wali murid di whatsapp grup kelas Cinta. 

Pendapat serupa dulu juga pernah dilontarkan mbak Ika, kakak keduaku yang punya tiga orang anak. Ia harus membersamai ketiga anaknya. Kalau bisa dibagi tiga, mungkin dia memilih dibagi tiga saja, ha-ha. Apalagi saat pandemi dulu, ketika semuanya harus sekolah secara daring. Fiuh! 

Sependek yang aku tahu, Kurikulum Merdeka Belajar, sudah mulai diimplementasikan pemerintah sejak tahun 2022. Tujuannya untuk menyederhanakan kurikulum sebelumnya yang terkesan rumit dan tidak bisa memenuhi kompetensi murid-murid. 

Lanjutkan membaca “Kurikulum Merdeka Belajar, Ajak Siswa Kreatif dan Inovatif”

Sagara S – Tere Liye, Pencarian Ayah dan Ibu Ali

Bertualang di dunia paralel tampaknya tidak bisa dihindari Raib, Ali dan Seli. Di buku kali ini, Ali mencoba mencari jawaban yang selama ini ia cari. Setelah bertahun-tahun mengirimkan kapal keluarganya untuk mencari peti yang hilang di saat ayah dan ibunya meninggal, Ali akhirnya menemukannya. 

Ia pun segera membuka dan mencoba memecahkan misterinya. Ali mendengarkan pesan suara terakhir yang tersimpan saat badai menghantam kapal ayah dan ibunya. Sayangnya saat mendengarkan pesan tersebut, Ali ketiduran. Suara asing tiba-tiba muncul dari rekaman tersebut. Alat yang Ali miliki tidak bisa mendeteksi dan menerjemahkan bahasa asing itu. Saat suara tersebut selesai berbicara, listrik di rumah Ali padam. Semua peralatan elektroniknya langsung mati. Seperti ada magnet besar yang menyedot semua listrik beserta informasinya. Ali kehilangan jejak. Tapi bukan Ali namanya kalau tidak memikirkan 10 langkah ke depan. Ternyata Aali menyiapkan sebuah handycam untuk merekam kejadian tersebut. 

Lanjutkan membaca “Sagara S – Tere Liye, Pencarian Ayah dan Ibu Ali”

Luigy – Kaynn by Meytanayu, Pilihan untuk Travelling

“Warna nude cakep nih,” kata Meyta, owner Kaynn. Tapi tetap saja warna hitam yang jadi piliha. Kaynn adalah salah satu produsen tas kulit asal kota Bandung. Sejak mengenal Kaynn, aku tidak lagi tertarik dengan brand-brand terkenal yang ada di mall. Alasannya tentu saja seperti kebanyakan orang, tas dari kulit sapi asli tahan banting. 

Tas kulit sapi pertamaku berasal dari java kulit. Kubeli dengan cara mencicil ke bapak, ha-ha. Dulu sih aku tidak paham kenapa tas kulit saat itu mahal. Pokoknya karena aku suka dengan modelnya saja. 

Si mungil yang isinya muat banyak
Lanjutkan membaca “Luigy – Kaynn by Meytanayu, Pilihan untuk Travelling”

Lumpu (Unedited Version) – Tere Liye, Dendam yang Tidak Pernah Hilang

Lumpu, salah satu pemilik kekuatan dari Klan Aldebaran. Ia sangat marah karena delapan belas tahun lalu Mata, Selena dan Tazk mencuri cawan keabadian di Klan Nebula. Meski sebenarnya Selenalah yang gelap mata mencurinya, tapi Mata dan Tazk termasuk dalam rombongan itu. Saat cawan keabadian dilepaskan dari tempatnya, Mata mengorbankan dirinya untuk mempertahankan Klan Nebula dari amukan raksasa. Sama seperti leluhurnya dulu. 

Setelah berhasil mengunci kembali para raksasa, tubuh Mata mulai lemah. Agar ia bisa bertahan, Selena meminumkan cairan hijau dari cawan untuk Mata. Cairan itu tidak menyembuhkan, tapi berhasil memberi kekuatan Mata beberapa waktu. 

Lanjutkan membaca “Lumpu (Unedited Version) – Tere Liye, Dendam yang Tidak Pernah Hilang”

Menyusui dan Menyapih, Momentum Sejuta Cinta

Scroll……. 

Scroll….. 

Scroll… 

Siapa yang punya hobi scroll? Tos dulu yuk! Selain suka scrolling di media sosial, aku juga suka scrolling di galeri handphone. Ngapain? Ngeliatin foto-foto yang ada. Saking seringnya mengabadikan momen, aku selalu lupa untuk memilih foto-foto. Jadi jangan kaget kalau ada banyak foto di galeriku. 

Memilih isi galeri, buatku sangat memakan waktu. Kayaknya harus fokus dan tidak boleh diganggu. Karena sekali diganggu, maka akan kembali menumpuk. He-he. 

Lanjutkan membaca “Menyusui dan Menyapih, Momentum Sejuta Cinta”

Manis-Manis di Zona Aman Makanan

Comfort Food adalah istilah yang biasa digunakan untuk makanan yang jadi obat kangen. Makanan ini biasanya dipilih mengingatkan pada rumah atau kenangan yang telah lalu. Nah, hati yang sedang gundah gulana, saat bertemu dengan comfort food, biasanya akan lebih damai. 

Suamiku misalnya, comfort foodnya adalah mie goreng. Cuaca hujan, bikin mie goreng. Bingung makan apa, bikin mie goreng. Bukan mie instan lho. Itu mie goreng kiloan yang beli di pasar. Mie instan biasanya jadi pilihan terakhir kalau stok mie di pasar hilang. He-he.

Lanjutkan membaca “Manis-Manis di Zona Aman Makanan”

Bun, Anaknya Mimisan !

“Bunda, di mana? Sudah mau jemput Revalina?” Tanya suara ustazah Rina di seberang telpon. 

“Saya sudah di parkiran ustazah. Ini mau ke arah gerbang,” jawabku sambil berjalan cepat. 

“Revalina mimisan bunda. Sebentar saya antar ke depan,” kata Ustazah Rina lagi. 

DI depan gerbang sekolah, kulihat beberapa orang tua sekelas Cinta sudah menunggu. Salah satu sahabat SMAku, Merry, anaknya juga sekelas Cinta juga sedang menunggu. “Belum keluar ka,” kata Merry seakan membaca pikiranku. 

“Katanya Cinta mimisan,” ceritaku tanpa ditanya. 

“Sering?” tanyanya lagi. 

“Gak sih! Malah seringan Rangga,” jawabku. 

“Kenapa pula anak-anak kayak mamanya. Sering mimisan di sekolah. Tapi jadi gk panik ya?,” tanya Merry lagi. 

“Haha. Iya eh,” jawabku lagi. 

Lanjutkan membaca “Bun, Anaknya Mimisan !”