“Ma, Rangga bosan” kata Rangga. Kalimat seperti itu sering kali diucapkan saat ia ingin menonton tabletnya, tapi waktunya sudah habis. Rasanya sih aku ingin menambahkan jam bermain tablet saja. Ha-ha.
Saat ini, kita memang tidak bisa mentah-mentah menjauhi kecanggihan teknologi. Anak-anak besar di zaman serba digital. Jauh sekali perbedaannya dengan aku yang lahir di era 90an.
Bibi Gill. Salah satu pengajar di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Penyamar dan petarung terbaik dari yang terbaik. Di buku ini, perjalanan Bibi Gill diceritakan. Sebaiknya buku ini dibaca setelah membaca buku yang berjudul Si Putih. Karena kalau membacanya setelah Matahari Mirror, ceritanya jadi mundur ke belakang.
Perjalanan Si Putih dan Nou terpisah oleh dinding pembatas, kembali dilanjutkan bersama Pak Tua dan Bibi Gill. Awalnya Bibi Gill tidak mau membawa Pak Tua dan Si Putih. Buat apa? Pasti merepotkan! Tapi Pak Tua memaksa. Si Putih tanpa Nou, tidak akan berarti apa-apa. Karena bondinglah si Putih bisa memiliki kekuatan. Pak Tua juga mengatakan ingin sekali membuat buku mengenai Bibi Gill. Jadi keikutsertaannya akan mempermudah pembuatan naskah Pak Tua.