Sebagai warga kawasan Balikpapan Barat, harusnya aku sudah familiar dengan Jembatan Beton. Saat sebuah video dari seorang konten kreator asal Balikpapan muncul di berandaku, ia mengulas singkat tentang jembatan beton.
Lho? Bukannya ini jembatan yang tidak ada pagarnya itu ya? Bukannya terakhir aku lewat, jembatannya masih kayu? Bukannya SMP 25 Balikpapan Barat belum selesai? Bukannya…. Bukannya…… Bukannya…. Dan masih banyak pertanyaan dengan kalimat pertama bukannya muncul di benakku.
Namun setelah kuingat-ingat, ya ampun aku memang sudah terlalu lama tidak melewati jembatan tersebut. Sampai-sampai aku lupa kapan sudah melewatinya. Yang pasti saat Rangga sudah mulai sekolah, aku memang jarang sekali berbelanja ke pasar. Lebih sering di warung saat perjalanan pulang. Kalaupun ada ke pasar, aku memilih untuk tidak melewati bagian jembatan tersebut.
Jembatan Beton, sejak dulu memang jadi tempat nongkrong banyak warga Balikpapan Barat. Ada apa memangnya? Tidak ada apa-apa selain pemandangan kilang Pertamina, Matahari Tenggelam, kapal-kapal yang bersandar serta laut. Memang biasanya saat sore hari, ada seorang ibu yang berjualan hasil laut yang masih segar.
Saat air laut sedang pasang, anak-anak yang tinggal di sekitar jembatan akan menghabiskan waktunya dengan berenang. Khas anak-anak yang tinggal di daerah perairan ya. Mereka bersenang-senang dengan meloncat dan berenang di air.

Oh iya, SMP 25 Balikpapan Barat ternyata sejak tahun 2022 SMP 25 Balikpapan Barat sudah menerima siswa baru. Hanya saja karena ruangan kelas belum selesai di bangun, siswa-siswa sementara belajar di sekolah lain.
Saat ini jembatan yang dulu hanya terbuat dari kayu, sungguh jauh berbeda. Jembatannya sudah sangat-sangat bagus. Bahkan kendaraan roda empat bisa melewati jembatan ini. Makanya sekarang dikenal dengan Jembatan Beton.
Setelah sekian lama, aku dan Cinta menyempatkan diri untuk berkunjung. Reaksi kami berdua sama. Terperangah kagum. Jembatan yang dulu menakutkan bagi kami, tidak lagi sama. Kami seperti bukan berada di kawasan atas air Balikpapan Barat deh!
Ada beberapa pedagang yang berjualan, lengkap dengan kursi dan alas duduk. Jadi pengunjung tidak perlu khawatir pakaiannya kotor saat duduk. Untuk yang punya anak, tidak perlu terlalu khawatir, karena jembatannya dibuat cukup aman. Ya kecuali anaknya manjat-manjat, pasti akan mengkhawatirkan.
Sayangnya kunjungan pertama itu tidak terencana dengan baik. Waktu kami terlalu dekat dengan waktu Magrib. Jadi Cinta belum puas menikmati pemandangan. Akupun menjanjikan untuk datang lagi.
Di kunjungan kedua, aku datang mengajak Cinta, Rangga dan Bunga. Karena sebelumnya hanya ada pedagang makanan, aku cukup percaya diri mengajak ketiganya. Eh, ternyata aku salah. Selain pedagang makanan, ada juga penyewaan mobil-mobilan, pancingan mainan dan pasir magnetik. Ada juga pedagang mainan.
Aku dan Cinta tentu saja terkejut, karena saat pertama kali datang tidak ada mainan yang disewakan. Rangga dan Bunga sangat antusias. Apalagi mobil mainan yang disewakan, warna favorit Rangga. Tidak mau menunggu lama, Rangga langsung meminta diberi kesempatan bermain di sana.

Penyewaan mobil mainan dan pasir dikenakan tarif Rp 15.000,-/ anak. Sedangkan pancingan tarifnya Rp 10.000,-/ anak. Saat itu hanya ada dua tempat yang menyewakan mainan tersebut.
Tempat untuk anak-anak bermain juga cukup luas. Sehingga pengendara atau pengunjung yang duduk-duduk, tidak terganggu sama sekali.
Bahkan, lokasinya mainan itu juga tidak mengganggu sekolah sama sekali. Meski posisinya ada di depan pintu gerbang SMP 25 Balikpapan Barat.
Yang paling layak ditunggu di Jembatan Beton, tentu saja pemandangan matahari terbenamnya. Jadi kalau sedang santai atau tidak ingin jalan jauh, lokasi ini bisa dijadikan pilihan.
