Malam Mingguan di Lapangan Merdeka

Lapangan Merdeka Balikpapan, boleh dibilang sebagai salah satu destinasi wisata warganya. Dulu, lapangan merdeka selalu identik dengan lapangan untuk upacara kenegaraan atau acara-acara hiburan. Lapangan ini sebenarnya milik PT Pertamina. Namun, karena lokasinya yang strategis membuat banyak warga kota banyak yang memilih jalan-jalan ke kawasan ini. Sebagai anak yang lahir dan besar di Balikpapan, tentu aku juga punya segudang memori di kawasan ini. 

Lapangan Merdeka selalu jadi tempat yang seru untuk berolahraga. Seperti berjalan kaki, jogging atau bersepeda. Sudah beberapa tahun ini, kawasan lapangan merdeka dipenuhi para pedagang makanan dan hiburan anak-anak. Ya mirip dengan pasar malam. Hanya saja, Balikpapan yang semakin ramai dan macet membuatku malas mengajak anak-anak ke Lapangan Merdeka. 

Namun sudah dua minggu ini, aku, ibu dan tanteku sudah berencana mengajak anak-anak untuk malam mingguan. Aslinya sih aku lebih memilih diam di rumah. Selain macet, aku cukup kesulitan jika harus mengendarai kendaraan di malam hari. Tapi karena rencana sudah dibuat jauh-jauh hari, maka dilaksanakanlah. Tujuan awal kami, malam minggu akan berkunjung ke Taman Bekapai. Sayangnya, air mancur di Taman Bekapai tidak mengalir. Mau tidak mau, kami mengubah arah menuju Lapangan Merdeka. Seperti dugaan, aku kesulitan mencari parkiran untuk roda 4. Karena selain taman hiburan dadakan di Lapangan Merdeka, Pantai Kilang Mandiri juga rutin menggelar acara. Tadi malam pantauan dari status teman-teman, aku melihat ada konser yang sedang digelar. 

Jujur saja rasanya aku ingin menyerah saat mencari tempat parkirnya. Tapi karena sudah terlanjur sampai di lokasi dan anak-anak sudah menunggu di pinggir jalan, rasanya tidak mungkin. 

Di lapangan yang terletak di samping Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, adalah pusat bermainnya. Mulai dari odong-odong, pancingan, tembak-tembakan, mobil-mobilan, sepeda roda dua ataupun roda empat, melukis dan masih banyak lagi. Kelaparan? Tidak perlu khawatir, karena segala macam makanan dari cemilan hingga yang berat bisa dijadikan pilihan. Bahkan penjual aksesoris pun banyak sekali. 

Biaya bermain memang tidak sebanding dengan di mal-mal. Tapi karena anak yang dibawa dan yang dimau sangat banyak, ya jadi gitu deh. Ha-ha. 

Bagaimana dengan Lapangan Merdeka yang utama? Untuk di lapangan tersebut hanya ada penjual-penjual mainan dan jagung rebus. Tampaknya jauh lebih hemat jika bermainnya di lapangan tengah.

Apalagi anak-anak juga bebas berlarian tanpa ada halangan. Hanya saja di lapangan tersebut tidak ada penerangannya sama sekali. Jadi wajib untuk waspada. Karena ketika anak-anak terlalu jauh, orang tua akan kesulitan untuk mencari anak-anak. Berbeda dengan lapangan satunya. Karena banyak pedagang, maka banyak lampu-lampu yang dinyalakan. 

Oh iya, saat menunggu anak-anak bermain, aku tidak sengaja mendengar percakapan pengunjung yang sedang menelpon. “Kenapa mak? Aku lagi di Balikpapan. Gak ini di Lapangan Merdeka.” 

Omooo, omooo, omooo! Selama ini aku pikir orang-orang dari luar kota hanya memilih mal-mal atau pantai sebagai tempat wisatanya. Ternyata banyak juga yang memilih Lapangan Merdeka. Artinya yang berkunjung ke Balikpapan memang banyak banget. Pantesan macet di mana-mana. Fiuh. 

Pukul 10 malam aku memutuskan untuk pulang. Tahu gak, Lapangan Merdeka belum juga sepi dari pengunjungnya. Malahan semakin ramai dengan kendaraan bermotor yang muterin Lapangan Merdeka sampai Melawai. Kalau kata anak Balikpapan sih, begasing! 

Saat anak-anak ditanya, pilih mal atau Lapangan Merdeka? Mereka tidak bisa memutuskan sama sekali. Karena keduanya sama-sama menyenangkan. 

Tinggalkan komentar