Manasik Haji Murid Taman Kanak-Kanak

Setiap tahunnya seluruh umat Islam di dunia melakukan salah satu rukun Islam, yaitu haji. Sebelum berangkat haji, seluruh peserta akan diajak untuk manasik terlebih dahulu. Tetapi manasik haji dilakukan bukan hanya yang mau berangkat haji lho. Sejak dini, anak-anak sudah bisa dikenalkan pada serangkaian kegiatan manasik haji. Anak-anak perlu dikenalkan dengan manasik haji agar mereka memahami arti dan makna dari setiap rangkaian kegiatan yang dilakukan jamaah haji. Tata caranya pun dibuat semirip mungkin dengan manasik haji untuk jamaah haji. 

Hari ini, Rangga dan teman-temannya di sekolah melakukan manasik haji. Tidak perlu jauh-jauh, kegiatan dilakukan di halaman Masjid Al-Fattah yang masih dalam satu kawasan dengan sekolah TK. Tentu saja, yang antusias neneknya. 

“Boleh datang untuk nonton gk?” 

“Harus pake ini!” 

“Harus itu!” 

“Ih kok gini!” 

“Ih kok gitu!”

Dan masih banyak lagi. Cucu kesayangan, terpantau sekali! 

Pengumuman manasik haji sudah diberikan sejak satu minggu lalu. Tujuannya agar orang tua bisa mempersiapkan anak-anaknya. Menurutku persiapan sangat mudah, terutama anak laki-laki. Mereka tidak menggunakan kain ihram. Jadi mereka hanya menggunakan baju muslim berwarna putih. Untuk anak perempuan, mereka mengenakan gamis berwarna hitam. 

Saat mengantar Rangga ke sekolah, kami sambil mengobrol. Kira-kira bagaimana kondisi halaman mesjid. Ternyata miniatur Ka’bah membuat kami terkagum-kagum. Pantas saja yang melihat secara langsung Ka’bah pasti menangis. Yang miniatur saja membuatku terharu. Selain miniatur Ka’bah, didirikan dua buah tenda yang nantinya akan digunakan untuk anak-anak. 

“Boleh menginap di sana mah?” tanya Rangga saat melihat tenda di halaman Masjid.

”Wah, tenda itu bukan untuk menginap Mas,” jawabku. 

Yang sedikit cemburu adalah Cinta. Saat ia bersekolah TK, tidak ada kegiatan manasik haji. Karena ia mulai bersekolah saat peralihan dari pandemi covid 19. Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan anak-anak sekolah, masih perlahan ditata. Makanya, tadi pagi sebelum berangkat sekolah ia meminta kami untuk melewati jalur sekolah Rangga. Agar ia bisa melihat bagaimana adiknya berkegiatan.

Padahal saking bersemangatnya Cinta bersekolah di TK, nenek sudah memintaku untum menyiapkan baju gamis putih. Supaya saat dibutuhkan, kami tidak kelimpungan mencarinya. Sayangnya sampai anaknya kelas 2 SD, ia belum berkesempatan manasik haji.  

Kegiatan manasik haji ini seperti kegiatan belajar biasanya. Makanya bunda-bunda di sekolah, tidak meminta orang tua untuk hadir. Tapi ada saja orang tua yang penasaran dan tidak tega. Sampai-sampai membawa galon es teh ke sekolah. 🫢 

Melihat beberapa orang tua dari beberapa temannya hadir, Rangga pun bersedih sampai menangis. “Tadi ada mama teman-teman Rangga yang fotoin lho. Mama kenapa gk ikutan foto Rangga. Rangga jadi sedih lho,” kata Rangga saat pulang sekolah. 

“Maaf ya, karena bunda gak bilang kalau orang tua boleh datang. Dan yang kedua, karena mama harus antar Kakak Cinta sekolah. Makanya gak bisa nungguin Rangga,” jawabku. 

Ada banyak kegiatan yang dilakukan Rangga dan teman-temannya. Seperti mengenalkan ihram dan niatnya, membaca talbiyah, wukuf, mabit atau bermalam di Musdalifah, lempar jumarah dan sai. Tidak lupa anak-anak dikenalkan dengan air zam-zam. Meski saat kegiatan, bukan air zam-zam sungguhan yang disajikan. He-he. 

Seru sekali melihat dokumentasi kegiatan Rangga hari ini. Semoga suatu hari nanti, kami sekeluarga bisa langsung berkunjung ke Mekah dan Madinah. Bisa menjalankan ibadah umroh dan haji. Amin

Satu komentar pada “Manasik Haji Murid Taman Kanak-Kanak”

Tinggalkan Balasan ke nina Batalkan balasan