Siapa yang suka menghindari teman lama, padahal tidak punya masalah apa-apa? Siapa yang lebih memilih menunggu sampai berhadapan baru menegur teman lama, daripada memilih untuk mendekati? Sama dong kayak aku. He-he. Tapi selain itu, aku memang belum berjodoh dengan teman-teman lama.
Namun, pekan lalu aku bertemu salah satu sahabat saat kuliah. Kami bersahabat hampir 4 tahun. Yang membuat kami saling menjauh adalah sahabatku saat itu baru memiliki kekasih yang ternyata cemburu. Sebagai sahabat, aku tentu menjaga perasaan kekasihnya. Maka aku memutuskan untuk menjaga jarak. Ditambah lagi, aku saat itu sedang sibuk-sibuknya bekerja. Buat apa menambah beban drama persahabatan, toh.
Saat itu, aku melihatnya di kantor yang sedang aku kunjungi bersama suami. Aku tidak langsung menyapa, karena cukup lama kami tidak berkomunikasi. Aku yang datang dengan niqab pun tidak langsung dikenali. Saat aku bertanyaa pada salah satu rekan kantornya, tiba-tiba dia keluar dari ruangan.
”Aku tadi lihat namamu ada di form. Cuma ragu-ragu. Makanya memastikan buat keluar. Ternyata benar!” katanya bersemangat. Aku sih anak introvert yang ketemu sahabat lama ini, langsung mendapatkan cadangan energi untuk ngobrol.
Selang beberapa hari kemudian, aku kembali bertemu dengan teman yang lain. Masih teman sekelas di perkuliahan. Tidak akrab, tapi kami sering bertegur sapa karena rumah kami dulu masih satu kompleks perumahan.
Kali ini aku yang langsung menyapa, karena posisinya aku langsung berhadapan dengannya. Seperti sebelumnya percakapan seputar teman-teman saling dilontarkan. Lucunya ia juga sama sepertiku, tidak pernah bertemu dengan teman-teman semasa kuliah sama sekali.
“Padahal nih ya Ris, aku itu kerjanya di bagian depan kayak gini. Peluang ketemu teman-temankan besar banget. Tapi ya baru kamu yang ketemu setelah bertahun-tahun,” ujarnya.
Itulah hidup. Semua sudah digariskan Allah SWT. Kalau memang bukan takdirnya untuk kita, maka tidak akan bisa bertemu dan bersama meski dipaksa. Kalau kata bapak dulu “Allah sudah tau kamu mau pilih yang mana. Jadi kalau ke kanan ternyata ada tanjakan, ya memang sudah jalannya. Mau tetap nanjak, Allah sudah tau. Mau pilih putar balik, Allah juga tau. Semua Allah tau”
Kalimat yang selalu menjadi pengingat, ketika mimpi yang begitu indah tak bisa terwujud, ya sudahlah. Tetap semangat menjalani yang ada di depan mata. Tapi tidak perlu takut untuk kembali bermimpi dan berusaha mewujudkannya.

Memang ada saatnya kita udah ga sefrekuensi lagi sm temen, sering kali entah gmn caranya semesta seperti membuat jd renggang dgn sendirinya & ga pernah ketemu walau satu kota.
SukaSuka