Bagaimana bisa penjajah yang menyengsarakan banyak orang, tapi dibantu oleh pribumi? Itulah yang kerap kali terlintas di kepalaku saat membaca sebuah sejarah atau kisah di masa penjajahan.
Apalagi sejak sekolah dasar aku selalu membaca, jika dulu perempuan selalu dijauhkan dari pendidikan. Bahkan membaca dan menulis pun tidak diizinkan. Para penjajah khawatir, jika perempuan bisa membaca dan menulis maka akan semakin banyak pemberontakan. Hanya sedikit perempuan di masa penjajahan yang dihargai. Kebanyakan hanya dipandang sebagai alat semata.
