Bukan cuma mencari manfaat tapi juga memberi manfaat, adalah salah satu kalimat yang sering aku dengar selama di Ibu Profesional. Dulu, aku malah berpikir sebaliknya. Mana yang banyak memberiku manfaat dan ruang belajar, maka di situlah aku akan mengambil peran. Setelah melewati kelas matrikulasi, pemikiranku berubah. Jika aku bisa memberi manfaat, maka ruang belajar akan semakin terbuka lebar.
Lanjutkan membaca “Berbagi Cerita di Tacit Knowladge Matrikulasi #7”Wahana Bermain Anak
Saat pandemi melanda, kegiatan anak-anak di palyground tentu saja berkurang drastis. Selain, karena kami banyak mengurangi kegiatan di luar rumah, pemerintah kota Balikpapan juga cukup perhatian. Saat kasus sedang tinggi-tingginya, banyak tempat bermain anak yang ditutup. Meski ada juga yang kucing-kucingan tetap membuka. Tapi tidak ramai seperti biasanya. Sebagian orang, tentu sadar diri. Kalau ramai lebih baik dihindari.
Lanjutkan membaca “Wahana Bermain Anak”Siap-Siap
Jalan jalan
“Jadi jalan gak nih?” tanyaku pada suami.
“Lihat saja nanti,” jawab suami singkat.
“Errrr, sayang jangan lihat saja nanti. Ini memengaruhi persiapan mental dan bawaan nih. Kalau gk jadi, gk siap-siap. Terus kalau tiba-tiba jadi nanti malah gak mood. Tapi kalau jadi, sudah siap-siap, terus gak jadi, malah gak apa-apa,” jawabku panjang kali lebar kali tinggi.
“Ya udah, disiapin aja barangnya,” jawab suami.
Memiliki istri yang intvovert dan selalu berusaha menyiapkan diri, memang tidak mudah. Bertolak belakang dengan suami yang santai.
Lanjutkan membaca “Siap-Siap”Pancake Oatmeal
Seminggu lalu, Cikgu Elok, yang mengasuh grup Latbar Virtual memberikan challange ke kami para peserta. Dengan bahan dasar telur kami diminta mengirimkan resep dan foto masakan. Bisa berupa appetizer, main course, snack, ataupun dessert.
Hmm, ini menantang ya. Buat aku yang selalu menyajikan makanan dengan menu-menu aman. Lah, yang masak nenek. Hueheheh. Kami cukup riuh di grup, karena tiba-tiba bingung ingin berbagi resep apa. “Buat yang simple-simple juga gak apa-apa. Kan kita gak tau, kalau ternyata ada yang terbantu dengan resep simple kita itu,” kata mbak Elok.
Lanjutkan membaca “Pancake Oatmeal”Apa yang Berubah?
Semenjak menjadi seorang istri dan ibu, perubahan apa yang terlihat sangat jelas? Atau perubahan apa, yang paling kamu sadari? Sadar sendiri, bukan diberi tahu orang lain. Perubahan yang bukan membawa kekecewaan atau kebaikan. Peruabahan yang sebenarnya tidak berpengaruh besar. Tapi sangat mencolok perubahannya.
Mungkin ada banyak sekali. Tapi perubahan yang paling aku sadari adalah cara aku membawa kendaraan. Baik itu motor ataupun mobil.
Lanjutkan membaca “Apa yang Berubah?”Pertisipasi Cinta – Rangga di BIAN
BIAN atau Bulan Imunisasi Anak Nasional, saat ini terus digalakkan pemerintah. Ini dilakukan lantaran cakupan imunisasi anak saat pandemi menurun. Ini tentu wajar, mengingat saat pandemi sedang tinggi-tingginya, banyak orang tua yang berusaha untuk menyelesaikan imunisasi anak-anaknya. Tapi banyak hal yang menghalangi. Nah, saat BIAN inilah kita sebagai orang tua diberi kemudahan dalam imunisasi.
Lanjutkan membaca “Pertisipasi Cinta – Rangga di BIAN”Mama Anak Dua
Malam bergadang, tidur tak tenang sepanjang malam
Satu digendong, satu digandeng, hold them all the time
Yang satu minta begini, yang satu minta begitu
Ini rasanya mama anak dua
Hayo, siapa yang merasa relate dengan liriknya Aviwkila. Sejak belum menikah, cita-citaku punya anak banyak. 5 atau lebih. Alasannya sederhana karena aku suka bermain dengan anak-anak. Bersama dengan anak, rasanya seperti bebas dari pekerjaan rumah lainnya, ha-ha.
Bank ke Bank
Apa bank favoritmu dalam menabung? Setiap orang tentu punya pengalaman yang berbeda-beda ya. Rekening bank pertama yag kupunya adalah Bank Muamalat. Saat itu, digunakan untuk salah satu persyaratan mendapatkan beasiswa pemerintah kota saat masih kuliah. Kenapa Bank Muamalat? Karena lokasi banknya dekat dengan kampus, ha-ha. Namun, rekening itu benar-benar hanya digunakan untuk menerima beasiswa. Aku sama sekali tidak perah belajar dan dipaksa belajar untuk menabung.
Vakum Cleaner
Pekerjaan rumah apa yang tampaknya lebih sering dilakukan dibanding yang lain? Semua pekerjaan rumah memang tidak ada habisnya. Selalu berulang-ulang dilakukan. Layaknya film sinetron yang banyak penggemarnya. harus diiperpanjang terus. Ha-ha.
Tapi menurutku, ada satu yang diulangi tidak hanya setiap hari. Tapi mungkin juga setiap jam. Yaitu menyapu dan. Mengepel lantai. Mainan yang berserakan, makanan yang tumpah, dan masih banyak lagi aktivitas yang mengharuskan dilakukan di lantai. Selalu bersih, mungkin tidak ya. tapi minimal tidak ada lagi mainan atau sisa makanan yang terinjak-injak.
Rumahku yang tidak terlalu besar, memudahkan menyapu lantai. Tapi untuk mengepel, aku biasa memilih saat anak-anak tidur di malam hari. Atau pagi sebelum mereka bangun.
Setiap hari di pel pun, kadang masih lengket ya. Ha-ha
Beberapa kali. Aku melihat postingan teman-teman atau influenser yang menggunakan alat pel yang juga bisa menyapu. Bentuknya bulat. Kelebihannya. Tentu banyak ya. Alat tersebut bisa menyapu dan mengepel dalam satu waktu dengan tenaga mesin. Kita, tinggal ongkang-ongkang kaki saja.
Karena harganya yang tidak murah, tentu saja menjadi pertimbangan yang berat. Apalagi ukuran ruah yang masih minimalis. Kok Sayang sekali rasanya jika tenaganya tidak digunakan secara maksimal. Belum lagi di rumahku, banyak sekali lemari, meja serta ambal yang masih digelar.
Tapi aku tetap membutuhkan bantuan tenaga mesin yang bisa memantu membersihkan rumah. Patokan pertama adalah harganya harus terjangkau. Harus sesuai budget. Maka setelah bergereliya mencari, aku memutuskan untuk membeli vacum cleaner yang fungsingnya tidak hanya membersihkan bagian sulit dijangkau. Tapi juga lantai rumah.
Akhirnya pilihan jatuh pada Kris Vacum Cleaner. Ada dua kepala yang diberikan. Untuk lantai dan untuk tempat tidur atau ambal. Dan yang penting juga buatku adalah wattnya yang kecil. Hanya 400 watt. Sebenarnya ada merek lain yang ingin kupilih. Vakum tersebut juga bisa digunakan untuk mengepel lantai. Namun sayangnya, bagian bawah pel tidak bisa dilepas. Jadi untuk memvakum ambal, tentu tidak bisa.
Setelah satu minggu penggunaan setiap hari dan sore, aku cukup puas dengan alat vakum ini. Biasanya aku tetap menyapu lantai dengan sau biasa. Agar sampah-sampah yang berukuran besar tetap bisa disapu bersih. Setelah itu, barulah mesin vakum digunakan untuk menghisap sisa-sisa debu dan kotoran yang kecil.
Bayangkan setiap dua kali sehari divakum, debu dan kotaran yang dihasilkan sangat banyak. Bagaimana kemarin-kemarin yang aku hanya menyapu dan sesekali memvakum tempat tidur.
Memiliki anak kecil di rumah, kita memang harus menurunkan standar kebersihan. Tapi bukan berarti mengabaikannya kan. Vakum bisa jadi salah satu usaha kita untuk menjaga kebersihan itu.
Di rumah memang tidak ada yang alergi pada debu. Tapi tentu akan lebih nyaman dan menyenangkan jika tak ada lagi debu dan kotoran kan?
Hutang
“Maaf ya. Baru selesaikan sekarang. Dan ini gak semua. Aku cuma punya segini,” kata seseorang.
“Alhamdulillah,” sahutku.
“Mamaaaaaa,” tiba-tiba Rangga berteriak. Ya Allah, terrnyata tadi cuma mimpi. Padahal sudah bahagia karena ada yang menyelesaikan hutangnya ke aku. Ha-ha.
Hutang memang punya banyak resiko. Yang paling jelas adalah hilangnya kepercayaan. Dan mungkin yang paling menyebalkan adalah ketika orang yang berhutang juga manipulatif. Kepala yang tidak gatal, pasti jadi korban digaruk-garuk.