Setelah di buku Matahari Minor, perjalanan Seli dan Raib kembali diteruskan. Cerita kali ini masih dari sudut pandang Seli. Keduanya masih mencari cara bagaimana untuk melenyapkan Bunga Matahari Hitam beserta raja kegelapan.
Seli kembali bermimpi buruk. Kali ini bukan lagi Ily yang muncul. Tapi Raja Kegelapan. Seli panik sekaligus terkejut. Ia sama sekali tidak menduga kalau Raja Kegelapan adalah orang yang ia kenal.
Bertualang di dunia paralel tampaknya tidak bisa dihindari Raib, Ali dan Seli. Di buku kali ini, Ali mencoba mencari jawaban yang selama ini ia cari. Setelah bertahun-tahun mengirimkan kapal keluarganya untuk mencari peti yang hilang di saat ayah dan ibunya meninggal, Ali akhirnya menemukannya.
Ia pun segera membuka dan mencoba memecahkan misterinya. Ali mendengarkan pesan suara terakhir yang tersimpan saat badai menghantam kapal ayah dan ibunya. Sayangnya saat mendengarkan pesan tersebut, Ali ketiduran. Suara asing tiba-tiba muncul dari rekaman tersebut. Alat yang Ali miliki tidak bisa mendeteksi dan menerjemahkan bahasa asing itu. Saat suara tersebut selesai berbicara, listrik di rumah Ali padam. Semua peralatan elektroniknya langsung mati. Seperti ada magnet besar yang menyedot semua listrik beserta informasinya. Ali kehilangan jejak. Tapi bukan Ali namanya kalau tidak memikirkan 10 langkah ke depan. Ternyata Aali menyiapkan sebuah handycam untuk merekam kejadian tersebut.
Lumpu, salah satu pemilik kekuatan dari Klan Aldebaran. Ia sangat marah karena delapan belas tahun lalu Mata, Selena dan Tazk mencuri cawan keabadian di Klan Nebula. Meski sebenarnya Selenalah yang gelap mata mencurinya, tapi Mata dan Tazk termasuk dalam rombongan itu. Saat cawan keabadian dilepaskan dari tempatnya, Mata mengorbankan dirinya untuk mempertahankan Klan Nebula dari amukan raksasa. Sama seperti leluhurnya dulu.
Setelah berhasil mengunci kembali para raksasa, tubuh Mata mulai lemah. Agar ia bisa bertahan, Selena meminumkan cairan hijau dari cawan untuk Mata. Cairan itu tidak menyembuhkan, tapi berhasil memberi kekuatan Mata beberapa waktu.
Masih di serial petualangan dunia paralel. Namun kali ini menceritakan tentang si Putih. Bukan tentang Raib, Seli dan Ali. Apakah cerita tentang si Putih kucing kesayangan Raib? Entahlah.
Cerita ini bermula di Klan Polaris. Hari itu, tanggal 1, minggu 1, bulan 1, tahun 1. Lah kok? Klan yang usianya jauh lebih tua ini, ternyata terjadi hal penting. Sampai-sampai penanggalan kalendernya harus tereset.
Di buku sebelumnya, Selena, Miss Selena yang sedang terpenjara menceritakan tentang kisahnya saat masih remaja dan belajar di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT). Guru matematika Raib, Seli dan Ali ini bolak-balik meminta maaf pada Raib. Raib bingung, kenapa guru matematikanya ini malah menceritakan kisah lalu, bukannya memberi tahu di mana ia berada.
Di buku ini Miss Selena kembali menceritakan petualangannya dengan kedua sahabatnya, Tazk dan Mata. Cerita perjalanan mereka selama belajar di ABTT sebenarnya mirip dengan persahabatan Raib, Seli dan Ali. Saling melengkapi dan entah mengapa masalah selalu datang menghampiri mereka.
Selena. Jika sebelumnya di serial petualangan dunia pararel kita menikmati perjalanan Raib, Seli dan Ali, di cerita kali ini perjalanan guru matematika merekalah yang akan di ceritakan.
Selena, gadis kecil yang tinggal di Distrik Sabit Enam. Distrik yang miskin dan alam yang tandus. Kedua orang tua Selena sangat miskin. Untuk kehidupan sehari-hari saja mereka kesulitan. Suatu hari, ayahnya jatuh sakit dan meninggal. Setahun kemudian, ibunya juga meninggal dan memberikan wasiat agar Selena mengunjungi pamannya di kota Tishri. Di sana, kehidupan remaja 15 tahun ini mengalami perubahan.
Setelah mengetahui dari Batozar kalau Si Tanpa Mahkota akan pergi ke Klan Komet, Raib, Sely dan Ali segera memberi tahu Av, Miss Selena dan yang lain. Klan Bulan, Matahari dan Bintang segera melakukan pertemuan. Mereka harus segera memutuskan, akan melakukan apa nantinya.
Di klan Matahari, pertemuan dilakukan. Ternyata festival bunga matahari kembali dilakukan. Hanya saja, kedatangan tiga sahabat kali ini dilakukan saat penutupan. Di mana para peserta akan memetik bunga matahari.
Ceros & Batozar adalah buku ke 4,5 serial Bumi. Ini agak membingungkan ya! Soalnya kalau mengikuti keterangan di akhir cerita Bintang, kita akan diberitahu kalau seri selanjutnya berjudul Komet. Sebelum memutuskan membeli seri selanjutnya, aku googling dulu. Lho, kok ada Ceros & Batozar.
Bintang, judul buku keempat dari serial Bumi. Kali ini tiga sahabat kembali berpetualang ke klan Bintang. Mereka membawa misi penting setelah di buku sebelumnya menguak rahasia di klan Bintang.
Raib, Sely dan Ali akhirnya mengetahui kalau para petinggi klan Bintang mau memusnahkan klan permukaan. Klan Bumi, klan Matahari dan klan Bulan. Jika Bintang yang kita lihat selama ini hidup di atas langit, klan Bintang malah sebaliknya. Mereka semua hidup di dalam perut Bumi. Hmmm, kok aneh. Ya namanya juga cerita gengs!
Gejolak masa muda memang menantang. Makanya tidak perlu heran, saat banyak anak muda melakukan hal-hal yang menantang. Buat kaum yang udah harus pakai retinol, tantangan anak-anak muda, remaja terutama, bikin elus dada.
Nak, kami pernah muda. Udah deh yang gak usah neko-neko. Ha-ha.
Salah satu contohnya, aku di saat usia 16 tahun akan biasa saja mengendarai kendaraan di kecepatan 40-60 km/jam. Kalau sekarang, sudah usia matang ditambah punya anak, kecepatan 40 km/jam itu sudah sangat menantang. Makanya anak-anak kerap kali membandingkan cara berkendaraanku dengan papahnya. Kok jauh sekali bedanya.
Ya itu, faktor usia dan statusku yang menjadi seorang ibu. Ada banyak pertimbangan yang bukan untuk diriku sendiri. Betul gak ibu-ibu?