Waktu Favorit untuk Diri Sendiri

Kapan waktu favorit Anda dalam sehari?

Di tengah kesibukan mengurus rumah tangga, tentu saja aku perlu waktu khusus untuk diri sendiri. Biar apa? Biar nggak oleng kapten! Seorang ibu adalah jantung di rumahnya. Maka, seorang ibu harus bisa menjadi jantung yang sehat. Agar keluarganya juga sehat. 

Me time memang sangat dibutuhkan. Tapi tidak setiap ibu bisa mendapatkan me time yang sesungguhnya. Makanya aku selalu berusaha untuk menciptakan me timeku. Berharap sama orang lain itu gk baik kan. Khawatirnya saat harapannya tidak sesuai, kita malah kecewa, hehe. 

Lanjutkan membaca “Waktu Favorit untuk Diri Sendiri”

Berkemah

Apakah Anda pernah berkemah?

Berkemah adalah sebuah kegiatan yang terlihat seru dan menyenangkan. Setidaknya itulah gambaran yang ada di otakku. Aku melihat pengalaman berkemah saat masih sangat kecil. Mungkin usiaku saat itu masih 5-6 tahun. Kedua kakakku adalah anggota pramuka yang sangat aktif. Keduanya memiliki selempang dengan pangkat pramuka yang sangat banyak. 

Dulu kami memiliki sebuah tenda yang lumayan besar. Tenda itu cukup berjasa karena dipakai bergantian kakak pertama dan kedua. Sayangnya di suatu malam perkemahan, tenda itu terbakar. Bapak tidak membelikan tenda baru untuk keduanya. Entah. Mungkin karena buka. Kebutuhan mendesak. Toh anak-anak pramuka, yang aku tahu, selalu punya cara untuk berkemah. Mereka sudah terlatih untuk mengandalkan alam dan ketersedian yang ada. 

Lanjutkan membaca “Berkemah”

Tiga Benda yang Tidak Terlupakan

Apa saja tiga objek yang tidak pernah Anda tinggalkan?

Dompet, Jam, Handphone adalah ketiga benda yang hampir tidak pernah aku tinggalkan. Memang sih tidak selalu ketiganya yang aku bawa. Terkadang aku hanya membawa handphone dan jam di tangan. Atau suatu waktu aku hanya membawa handphone dan dompet. Dan suatu ketika aku hanya membawa dompet dan jam. Pernah juga aku tidak membawa ketiga-tiganya. Tapi tentu saja, itu sangat jarang terjadi ya. Takut juga kalau keluar gak bawa handphone atau dompet. Karena dompet dan handphone adalah benda yang dibutuhkan. Bukan sekadar penghias. 

Lanjutkan membaca “Tiga Benda yang Tidak Terlupakan”

Prompt Day 2 : I Love Flowers !

Tuliskan sedikit tentang tradisi keluarga favorit Anda.

Sebenarnya ini bukan tradisi yang dilakukan keluarga besarku. Tapi memberi bunga menjadi tradisi yang selalu dilakukan suamiku. Awalnya hanya saat aku ulang tahun, dilanjutkan dengan hari pernikahan.

Tapi ternyata memiliki anak perempuan sama dengan saingan versi rukun. Ha-ha. Sejak kecil Cinta terbiasa melihat papahnya memberi bunga, maka pernah tidak sengaja terucap ia ingin diberi bunga seperti mamahnya.

Lanjutkan membaca “Prompt Day 2 : I Love Flowers !”

Prompt : Hari 1

Apa makanan yang paling suka Anda masak?

Mari kita mulai biasakan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari prompt. Ha-ha.

Pertanyaannya ini sedikit membuatku tertekan. Pasalnya koki utama di rumah adalah ibuku. Jika aku harus memasak makanan untuk anak-anak, tidak lain dan tidak bukan adalah telur. Bisa telur dadar, telur goreng, telur rebus dan eerr telur apa lagi ya? Oh iya, pancake yang salah satu bahan dasarnya adalah telur.

Jadi jawaban dari pertanyaan di atas adalah telur. Tapi nih ya, anak-anak tidak selalu minta.

Aku tidak hobi memasak. Namun aku menyukai kegiatannya. Apalagi saat mengerjakannya bersama anak-anak. Hanya karena ada bayi yang membutuhkan perhatian lebih banyak dan jam antar jemput anak yang mepet, aku mengalah untuk tidak masuk dapur. Ditambah lagi, aku juga males mendengar keluhan ibu soal dapur yang kotor.

Kalau akunya lagi waras, cuek aja mendengar celotehan ibuku. Tapi kalau lagi lelah batin, makin ingin menangis kan jadinya.

Lupa Waktu

Kegiatan apa saja yang membuat Anda lupa waktu?

Jika pertanyaan ini ditanyakan padaku 20 tahun lalu? Jawabannya tentu saja membaca buku. Tapi bagaimana dengan sekarang? Masih membaca, sayangnya ada tambahan. Apalagi kalau bukan scrolling media sosial. Huhuhu.

Membaca saat ini menjadi kebiasaan yang sedikit mahal buatku. Memiliki 3 anak balita yang masih aktif, tentu sangat jauh berbeda saat aku yang masih remaja.

Aku remaja, dengan santai bisa menghabiskan 24 jam hanya untum membaca. Sekarang aku harus menyiasatinya. Bagaimana?

1. Menyewa buku. Dengan adanya target waktu dan biaya, membaca buku membuatku lebih fokus dan wajib. Ya meski kadang banyak molornya sih. Target 1 bulan 2 buku bisa molor jauh 🥲.

2. Membaca Via Playbook. Kalau yang ini sih, supaya aku bisa membaca tanpa perlu membawanya. Jadi sedikit lebih ringkes. Hanya saja, aku jadi tidak terlihat seperti membaca. Bisa saja aku dikira HAPEEEEE TEROOOOOOOS.

Kalau kamu ?

Membaca dan Olahraga

Apa yang ingin Anda lakukan lebih sering setiap harinya?

Membaca buku dan berolahraga. Itu adalah hal yang ingin sekali bisa aku lakukan setiap hari. Jika dibuat grafiknya, porsi membaca untuk diri sendiri sangat-sangat jomplang.

Jika saat sekolah, aku bisa menghabiskan dua sampai tiga buku dalam sehari. Dengan ketebalan yang sedang. Saat mulai bekerja, porsi membaca mulai berkurang, menjadi satu buku untuk satu sampai dua minggu.

Nah, saat aku resign bekerja dan punya banyak waktu di rumah untuk mengurus diri sendiri dan rumah serta bapak, porsi membaca kembali membaik. Satu buku pasti habis dalam satu mingg. Bahkan aku bisa langsung membuat reviewnya.

Lanjutkan membaca “Membaca dan Olahraga”

Toxic

Apa saja pengalaman hidup yang paling membantu Anda berkembang?

Ketemu dengan orang toxic. Miris memang. Karena dulu, aku tidak menyadari kalau dia sebenarnya toxic.

Benar kata psikolog, orang-orang yang jadi korban orang toxic, biasanya tidak menyadari bahwa ia adalah korban. Semua seakan-akan salah si korban. Si toxic adalah penyelamat. Bahkan, semua yang dilakukan si orang toxic adalah sesuatu yang baik.

Lanjutkan membaca “Toxic”

Siapa yang Terfavorit?

Siapa orang-orang favorit yang Anda suka kehadirannya?

Kalau pertanyaan ini dilontarkan saat ini, jawabannya adalah anak-anak. Ya kan! Ya kan! Sejak dulu, aku selalu menyukai keriuhan anak-anak. Bahkan, dulu saat masih bekerja di ranah publik, aku bercita-cita akan menjadi guru di sebuah taman kanak-kanak.

Kenapa? Agar aku bisa bertemu dengan anak-anak setiap hari. Kok bisa? Mungkin karena saat kecil aku lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri.

Lanjutkan membaca “Siapa yang Terfavorit?”