Pedagang yang Disukai

Apa sih yang harus dimiliki para pedagang? Opini kali ini, tentu saja dari sudut pandang pembelinya. Rezeki sudah diatur oleh Allah SWT, itu pasti. Kita hanya perlu berusaha dan berusaha dan berdoa. 

Sebagai seorang pembeli, sebisa mungkin aku berusaha menempatkan diri sebaik mungkin. Tidak berlaku seenaknya. Buatku para penjual ini adalah penolong. Aku tidak bisa mengerjakan atau membuat sesuatu sendiri, maka serahkanlah pada mereka yang sudah ahli. Ha-ha. 

Pernah ingat nama restoran Karen’s Diner? Konsep restoran yang para stafnya dituntut untuk berbicara dengan nada tinggi ke pengunjungnya. Waktu awal mengetahui konsep restoran Karen’s Dinner di luar negeri, aku termasuk orang yang tidak bisa menerima konsep restoran seperti itu. 

Lanjutkan membaca “Pedagang yang Disukai”

Untuk Diriku di Masa Remaja

Apa nasihat yang ingin Anda berikan pada diri remaja Anda?

Hai, Riska. Seru ya bisa  baca buku setiap hari tanpa memikirkan dunia. Senang sekali rasanya, pernah punya “dunia lain” di kehidupan ini. Dunia yang tidak pernah dijamah siapapun. Hanya kita yang tahu. Tapi kayaknya, kunjungan ke dunia itu tidak akan kita lakukan lagi ya. Karena dunia nyata, tampaknya menarik kita cukup erat. Sampai-sampai, imajinasi tidak lagi berlari. 

Terima kasih ya, sudah banyak bersabar. Terima kasih mau belajar dewasa di usia yang masih belia. Dan terima kasih lagi, karena kamu berhasil menjadi yang kamu inginkan, masih mencintai buku dan belajar walau banyak fokus yang harus dibagi-bagi. Kamu belajar mengambil hikmah dari setiap kejadian, bukan dari sisimu saja. 

Lanjutkan membaca “Untuk Diriku di Masa Remaja”

IGD oh IGD

Aroma karbol menyeruak ke hidungku. Dinginnya udara malam senada dengan dinginnya AC di IGD RSUD Kanujoso Djatiwibowo. Sekelebat bayangan yang telah lalu kembali muncul. Lorong rumah sakit, infus, beraneka macam obat-obatan dan suntikan, serta semua hal yang berhubungan dengan rumah sakit silih berganti seperti adegan film yang diputar cepat. 

Kunjunganku malam ini ke IGD karena mengantar suami yang sejak kemarin malam mengeluhkan rasa terbakar di lambungnya. Rasa panas itu semakin membuatnya tidak nyaman. Padahal siangnya, kondisi sudah lebih baik. Kami memutuskan untuk ke IGD, agar penanganan lebih cepat dan tepat. 

Lanjutkan membaca “IGD oh IGD”

Pantai atau Gunung? Di Balikpapan Ada Keduanya

Kamu pilih yang mana, pantai atau gunung? Hmmm. Pertanyaannya tidak sulit sebenarnya, tapi agak bingung mau jawabnya. Ha-ha. 

Untuk diketahui, Balikpapan yang terkenal dengan sebutan kota Minyak ini berada di pinggir pantai. Maka, tentu saja kami warganya dengan mudah menemukan pantai. Kami tidak perlu pergi terlalu jauh, untuk menikmati pantai di Balikpapan. Yang namanya kawasan di tepi pantai, pasti panas ya. Ditambah lagi nih, Balikpapan juga agak dekat dengan garis khatulistiwa. Jadi soal suhu, wuih kombo deh. Dan entah mengapa, rasa panas yang dihasilkan itu terasa lengket di kulit. Kalau kata orang-orang zaman dulu, ini karena ada kilang minyak. Makanya suhunya bakal jadi triple. 🥵🥵🥵🥵

Lanjutkan membaca “Pantai atau Gunung? Di Balikpapan Ada Keduanya”

Sahabat

Seperti yang banyak kita ketahui, sahabat biasanya lebih dekat dari seorang teman. Dan biasanya sahabat jauh mengenal karakter kita dibandingkan teman. Lalu apakah semua orang memiliki sahabat? Mungkin iya, tapi mungkin saja tidak. 

Jika jalan-jalan kembali ke memori masa kecil, tampaknya aku memiliki beberapa sahabat perempuan dan laki-laki. Sayangnya yang perempuan, sering kali membicarakanku di balik wajah manisnya. Aku marah? Tidak. Tampaknya riska kecil sadar, tidak ada gunanya marah pada orang-orang yang manis di depan. Lucunya aku selalu mengatakan ke orang-orang, bahwa mereka sahabatku. Tapi hanya di mulut saja. Tidak dari hati. Saat remaja, juga tidak jauh berbeda. Hanya saja, aku tidak perlu memberikan pernyataan siapa saja sahabatku. 

Lanjutkan membaca “Sahabat”

Mudik

Balik kampung oooo 

Balik kampung oooo 

Balik kampung oooo 

Hati girang 

Betul, betul, betul 

Lebaran memang identik dengan pulang kampung. Suasana yang dihadirkan memang berbeda, jika kita pulang kampung di luar waktu lebaran. Orang-orang yang merantau, kebanyakan pasti menginginkan pulang ke kampung halamannya. 

Aku yang lahir dan besar di Balikpapan, mungkin kurang memahami perasaan bahagia para perantauan. Namun, suami yang berasal dari kota tetangga pasti menginginkan berlebaran bersama orangtuanya. 

Lanjutkan membaca “Mudik”

Mah, Bosan!

“Ma, Rangga bosan” kata Rangga. Kalimat seperti itu sering kali diucapkan saat ia ingin menonton tabletnya, tapi waktunya sudah habis. Rasanya sih aku ingin menambahkan jam bermain tablet saja. Ha-ha. 

Saat ini, kita memang tidak bisa mentah-mentah menjauhi kecanggihan teknologi. Anak-anak besar di zaman serba digital. Jauh sekali perbedaannya dengan aku yang lahir di era 90an. 

Lanjutkan membaca “Mah, Bosan!”

Kenapa Harus Takut?

“Mbak, desainkan baju dong!” kata seorag teman belum lama ini. 

“Hah? Baju apa mbak?” tanyaku balik. 

“Baju buat posyandu di RTku,” katanya singkat. 

“Mbak, aku tuh gk bisa gambar. Cuma bisa main tempel-tempel gambar,” jelasku. 

“Gak apa-apa mbak. Pokoknya sebisanya aja. Poster-poster yang sering mbak bikin bagus kok. Suamiku aja kemarin bilang hal serupa!” terangnya.

Lanjutkan membaca “Kenapa Harus Takut?”

Aku dan Secangkir Kopi

Seteguk kopi, beberapa tahun silam tak kan pernah berhasil melewati tenggorokanku. Sakit kepala, jantung yang berdebar kencang dan sulit tidur adalah salah satu penyebab aku menghindarinya. 

Namun sekarang sungguh bertolak belakang. Aku bukan pencinta kopi. Tapi kopi ternyata mampu mengajakku menyepi sejenak, di tengah keriuhan anak-anak.

Lanjutkan membaca “Aku dan Secangkir Kopi”

Pengalaman (Yang Mungkin) Menyeramkan

“Mah, kenapa sih mama carikan Cinta sekolah yang dekat kuburan. Kan serem?” kata Cinta suatu pagi.

“Dekat? Masa sih? Perasaan mama jauh deh. Lagi pula, kita bisa gk lewat kuburan kok,” jawabku.

“Iya mah, tapi tetap aja seram, karena Cinta lihat,” kata Cinta lagi.

“Eh, tapi kan rumah kita juga dekat kuburan. Malah lebih dekat lagi dari pada sekolah kita,” kataku mengingatkan.

“Iya tapi gak keliatan ma. Kalau sekolah beda,” Cinta masih bersikeras.

“Kan sekolah juga gak keliatan,” kataku lagi.

“Pokoknya beda. Cinta gak paham kenapa mama suka banget sama daerah sekolah Cinta. Dekat kuburan, dikelilingi hutan, sepi, kalau berangkat sekolah pagi udaranya dingin. Mana kadang masih ada kabutnya,” cerocosnya.

Lanjutkan membaca “Pengalaman (Yang Mungkin) Menyeramkan”