Kesan Pertama Menggunakan Onyx Boox Poke 5

Setelah hampir setahun menggunakan kindle sebagai teman membaca buku, aku memutuskan untuk mencari teman barunya. Lho kenapa? Kindle tidak memuaskan? Secara keseluruhan aku sangat-sangat menyukai kindle. Kindle sangat membantuku menyelesaikan membaca buku dalam waktu singkat, kapan saja dan di mana saja. Sayangnya tidak semua ebook tersedia di Playbook. 

Sebelum memutuskan membeli, aku mencoba untuk membaca buku lewat tablet 11 inch dan smartphone. Seperti dugaan banyak orang, membaca buku dengan kedua gadget tersebut kurang mendukung. Selain berat, terlalu lama membaca dengan handphone ataupun tablet menyakiti mata (tapi kalau scrolling kok gk, eh). Selama 3 bulan inipun aku berlangganan di aplikasi Gramedia Digital. Alasannya sederhana, biar bisa baca ebook di Gramedia. Tapi karena 3 bulan ini target membaca di Gramedia Digital tidak seperti yang kubayangkan, maka aku kembali menimbang apakah bisa mencari ereader lain yang mendukung membaca lewat aplikasi Gramedia, Ipunas dan lain-lain. 

Perbandingan ukuran Kindle Paper White Gen 12 dan Onyx Boox Poke 5
Lanjutkan membaca “Kesan Pertama Menggunakan Onyx Boox Poke 5”

Hujan (Unedited Version) – Tere Liye

“Ada orang-orang yang boleh jadi sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian.” 

Mencintai tapi tidak bisa memiliki memang menyakitkan. Tapi bukannya tidak semua cinta bisa dimiliki. 

Hujan versi yang belum diedit ini menceritakan tentang seorang gadis 13 tahun bernama Lail. Ia adalah anak semata wayang. Meski ibu dan ayahnya bekerja, ia tidak kekurangan kasih sayang. Ayahnya yang bekerja di luar kota pun selalu rajin berkomunikasi dengan anak dan istrinya. Sehingga Lail tidak merasa kesepian. 

Lanjutkan membaca “Hujan (Unedited Version) – Tere Liye”

Bersepeda

Ada banyak sekali manfaat aktivitas fisik untuk anak. Selain untuk perkembangan tubuhnya, anak yang puas beraktivitas fisik tidurnya juga akan lebih nyenyak. 

Karena itu aku sangat suka jika anak-anak banyak bermain di luar rumah seperti kejar-kejaran, bermain sepeda atau atau bermain yang lain. Sayangnya kondisi rumahku yang menjadi lalu lalang kendaraan bermotor membuatku banyak melarang anak-anak bermain di luar rumah. Bertahun-tahun memiliki sepeda, Cinta belum bisa juga mengayuh sepeda tanpa bantuan roda tambahan. 

Lanjutkan membaca “Bersepeda”

Tantangan Zona 2 Hari Ke 3, Tingkatkan Lagi

Sabtu, 29 Juni 2024 

Tantangan Zona 2 hari ke 3 

Emoticon untuk latihan feedback hari ini adalah :). Hari ini giliran anak tengah yang kebagian feedback. 

Cuaca yang sangat terik, migren ditambah semangat anak-anak dalam menjalani hari, sungguh luar biasa. Kalau saja tidak melakukan box breath aku mungkin melambaikan tangan ke kamera. 😀

Semua bermula saat Rangga melihat stand mewarnai. Ia meminta izin untuk dibolehkan mewarnai. Awalnya aku tidak setuju. Mewarnai kan bisa dimana saja ya. Tapi mengingat cuaca yang terik, aku memilih untuk mengizinkan. Anehnya bukan segera mengambil posisi, Rangga malah menangis. Aku tentu saja bingung. Bukannya sudah diizinkan? Sebelumnya pun dia tidak merengek berlebihan. 

Lanjutkan membaca “Tantangan Zona 2 Hari Ke 3, Tingkatkan Lagi”

Tantangan Zona 2 hari ke 2, Belajar Mendengarkan

Jumat, 28 Juni 2024 

Tantangan Zona 2 hari ke 2 

Hari ini sungguh berbeda dari kemarin-kemarin. Emoticon yang cocok untuk hari ini menurutku adalah ☺️. 

Hariku rasanya ringan sekali. Kenapa? Karena kali ini aku punya waktu ngobrol berduaan dengan mama mertua. Hal yang jarang sekali terjadi. Karena setiap aku berkunjung ke rumah mama di Samarinda, selalu dikelilingi bocah-bocah. Bukan hanya anak-anakku, tapi juga keponakanku. Jadi ngobrolnya minim efektif. Ha-ha. 

Lanjutkan membaca “Tantangan Zona 2 hari ke 2, Belajar Mendengarkan”

Seribu Wajah Ayah – Nurun Ala, Potongan Masa Lalu

Karena cintanya adalah pancaran cahaya, tak ‘kan berhenti hanya karena kau menutup jendela. 

Siapa nih yang meletakkan bawang di buku ini. Sejak awal halaman, buku ini sudah mengaduk-aduk emosi. Kita – pembaca – diposisikan sebagai tokoh dalam cerita ini. Si tokoh yang dipaksa menoleh ke belakang, berkejaran dengan waktu untuk memunguti potongan masa lalu. 

Lanjutkan membaca “Seribu Wajah Ayah – Nurun Ala, Potongan Masa Lalu”

Photobox di Selfie Time Plaza Balikpapan 

“Mah, itu orang-orang ngapain sih?” tanya Cinta saat kami berkunjung ke Plaza Balikpapan. Kami melewati orang-orang yang sedang mengantri secara berkelompok. 

“Oh, itu orang-orang lagi antri untuk photobox,” jawabku. 

“Mau juga mah,” pinta Cinta. 

“Boleh, tapi tunggu antriannya sepi aja ya. Kalau ikutan antri sekarang, kita malah gak bisa mainan di sana,” jawabku sambil menunjuk ke arah taman di belakang Plaza Balikpapan. 

Sayangnya, saat waktu bermain kami selesai, antrian photobox tidak kunjung berkurang. Maka aku merayu Cinta untuk menunda dulu photobox kali ini. Tentu saja karena aku adalah orang yang paling malas mengantri untuk sesuatu yang masih bisa ditunda. 

Lanjutkan membaca “Photobox di Selfie Time Plaza Balikpapan “

Ternyata Aku …

Bunda Sayang #9 : Zona 1, Hari 14

Aku menemukan ternyata diriku, masih mau dan mencari kesempatan untuk belajar. Tidak mudah memang. Tapi aku yakin, aku mau dan aku mampu. Aku masih ingin mengembangkan potensiku tanpa meninggalkan kewajiban utamaku. Bukankah kita semua memang seperti itu? Hidup tidak hanya untuk diri sendiri.

Saat statusku dari single berubah menjadi seorang istri lalu seorang ibu, memang memberikan pengalaman yang sangat luar biasa. Rasanya semua berjalan dengan cepat. Apakah memang cepat? Atau otakku yang belum memprosesnya? Lalu apakah aku menyesal? Tentu saja tidak. 

Lanjutkan membaca “Ternyata Aku …”

Tentang Kamu – Tere Liye, Selalu Ada Hikmah di Setiap Derita

“Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru.” – Tentang Kamu, Tere Liye 

Apakah ada orang yang selalu ditimpa kemalangan? Ada. Lalu apakah dia kembali bangkit atau tetap berada di bawah? Jawabannya tentu tidak ada yang sama. 

Zaman Zulkarnain, salah satu pengacara di kota London mendapatkan mandat untuk mencari tahu wasiat milik Sri Ningsih. Sri Ningsih, seorang perempuan yang seumur hidupnya selalu mendapatkan rintangan. Tapi Sri Ningsih selalu berusaha untuk bangkit dan bangkit. Kisah Sri mulai di Pulau Bungin, Sumbawa. Bapaknya Nugroho adalah seorang pelaut. Ia memboyong istrinya Rahayu ke Pulau Bungin. Menetap di pulau ini bersama nelayan-nelayan lain. 

Lanjutkan membaca “Tentang Kamu – Tere Liye, Selalu Ada Hikmah di Setiap Derita”

Pantai atau Gunung? Di Balikpapan Ada Keduanya

Kamu pilih yang mana, pantai atau gunung? Hmmm. Pertanyaannya tidak sulit sebenarnya, tapi agak bingung mau jawabnya. Ha-ha. 

Untuk diketahui, Balikpapan yang terkenal dengan sebutan kota Minyak ini berada di pinggir pantai. Maka, tentu saja kami warganya dengan mudah menemukan pantai. Kami tidak perlu pergi terlalu jauh, untuk menikmati pantai di Balikpapan. Yang namanya kawasan di tepi pantai, pasti panas ya. Ditambah lagi nih, Balikpapan juga agak dekat dengan garis khatulistiwa. Jadi soal suhu, wuih kombo deh. Dan entah mengapa, rasa panas yang dihasilkan itu terasa lengket di kulit. Kalau kata orang-orang zaman dulu, ini karena ada kilang minyak. Makanya suhunya bakal jadi triple. 🥵🥵🥵🥵

Lanjutkan membaca “Pantai atau Gunung? Di Balikpapan Ada Keduanya”