Iyan Bukan Anak Tengah – Armaraher, Jangan Korbankan Perasaan Anak

Siapa nih yang naruh bawang di buku ini? Iyan adalah anak tengah dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya bernama Danan dan adiknya bernama Uan. Danan adalah anak kebanggaan kedua orangtuanya. Sedangkan Uan adalah anak kesayangan. 

Bagaimana dengan Iyan? Iyan adalah beban keluarga. Semua yang dia lakukan selalu salah. Menurut kedua orang tuanya, Iyan selalu membuat ulah. Bahkan ketika sedang diam sekalipun. 

Lanjutkan membaca “Iyan Bukan Anak Tengah – Armaraher, Jangan Korbankan Perasaan Anak”

Membacakan Nyaring – Roosie Setiawan, Kembangankan Keterampilan Literasi

Siapa yang suka membaca buku bersama anak-anak? Aku! Siapa yang suka berusaha membacakan nyaring anak-anak, meski mereka sibuk dengan mainannya? Aku! Siapa yang tetap percaya diri membacakan nyaring, tapi belum pernah mencoba ikut workshop read aloud? Ya, aku! *sungkem*. Agak lain ya memang.  

Membaca buku adalah hobiku. Jujur saja aku dulu merasa tidak perlu mengikuti workshop atau training. Karena aku membaca buku untuk diriku sendiri. Memberikan kebahagian, memberikan penghargaan dan self reward. Yups, membeli dan membaca buku adalah salah satu self reward untuk diriku sendiri. Yang sudha bekerja keras. Ceileh.  Tapi semua berubah ketika banyak sekali aku melihat praktisi-praktisi pendidikan atau pencinta buku yang menunjukkan betapa menyenangkannya memaksimalkan membaca dengan teknik membacakan nyaring. 

Lanjutkan membaca “Membacakan Nyaring – Roosie Setiawan, Kembangankan Keterampilan Literasi”

Bapak : Cinta Pertamaku

Doooorrr

Aku mengejutkan bapak yang sedang asyik dengan pekerjaannya. Entah peralatan elektronik apalagi yang hari ini dibongkarnya. TV, radio sudah sering jadi bahan eksperimen bapak. Meski lebih sering berhasil, ada saja peralatan yang akhirnya kami antar ke tempat service elektronik.

“Jangan ngagetin dong. Bapak lagi sibuk,” bentak bapak. Aku sontak terkejut. Tapi, itulah bapakku. Kalau sedang sibuk mengerjakan sesuatu, tak pernah mau diganggu.

Hufh. Aku bosan. Hari ini Nata, Mas Andika dan Dewi tidak ada yang di rumah. Aku mengeluarkan sepeda biruku dari garasi. Kukayuh sepeda lungsuran dari mbak Ika ke arah hutan belakang rumah. Tempat bermain favorit dengan teman-temanku.

Lanjutkan membaca “Bapak : Cinta Pertamaku”

Hidangan Spesial Lebaran

Lebaran sebentar lagi, lebaran sebentar lagi

Lah, baru juga mulai berpuasa, tapi udah mikir lebaran. Huf. Hidangan lebaran adalah hal yang sering dibicarakan keluargaku. Bukan saat bulan ramadan. Tapi jauh sebelum bulan puasa tiba. Bahkan, pernah baru beberapa hari lebaran berlalu, hidangan lebaran kembali dibicarakan.

Lanjutkan membaca “Hidangan Spesial Lebaran”

Review Buku : Janji – Tere Liye

Kita semua adalah pengembara di dunia ini. Ada yang kaya, pun ada yang miskin. Ada yang terkenal, ternama, berkuasa, juga ada yang bukan siapa-siapa. Ada yang seolah bisa membeli apapun, melakukan apapun yang dia mau, hebat sekali. Ada yang bahkan bingung besok harus makan apa.

Itulah sepenggal cuplikan dibagian belakang cover buku. Saat melihat buku ini di rak toko buku, ada sedikit kesan horor. Kenapa? Karena ada gambar nisan. Aku menduga, ada sosok yang meninggal dalam ceritanya. Tapi kesan horornya tidak menakutkan, karena di dominasi oleh warna putih.

Review kali ini mungkin mengandung banyak spoiler. *sungkem*

Lanjutkan membaca “Review Buku : Janji – Tere Liye”

Zona G : Topi Berpikir

Jujur saja, saat melihat materi dengan judul Saatnya Memasang Topi Berpikir, yang aku ingat adalah acara kartun kesukaan anak-anak, Blue Clues. Meski Josh, pemerannya menggunakan kursi berpikir, bukan topi.

Di pekan ini, kami dari Artacraft juga mengadakan free class mengenai Seamless Pattern and Fabric Painting, melalui Whatsapp Grup. Alhamdulillah, peserta sangata antusias dan melebihi ekspetasi kami. Sembari menjalankan kulwap, kami melanjutkan diskusi materi di zona G ini.

Lanjutkan membaca “Zona G : Topi Berpikir”

Pencernaan Anak Terganggu, Ini Tipsnya

Pencernaan anak-anak yang lancar, tentu saja memengaruhi tumbuh kembangnya. Tapi, seberapa sering kita para ibu, memerhatikan kesehatan pencetanaan anak-anak. Errr, atau aku aja yg kurang perhatian. He-he.

Saat Cinta dan Rangga estafet sakit, aku kurang memerhatikan apakah mereka sudah buang air besar atau belum. Terutama Rangga, karena selalu nempel kayak perangko. Bahkan, pencernaanku sendiri ikut amburadul karena harus curi-curi aktivitas saat Rangga tidur yang tak nyenyak.

Lanjutkan membaca “Pencernaan Anak Terganggu, Ini Tipsnya”

Hai Diriku

Hai, gimana kabarmu hari ini? Baik kan? Atau sedang kesal? Ternyata sudah 31 Januari ya? Sudah melakukan apa saja selama satu bulan ini? Apakah semua yang direncana pada Desember tahun lalu, berjalan baik dan lancar? Ataukah masih banyak yang terkendala.

Jika masih ada kendala, tidak apa-apa kok. Kamu hebat. Sudah mau berusaha dan berjuang. Gak mudah lho, menaklukkan ego diri. Aku tahu, kegagalanmu bukan karena malas kok. Tapi memang kondisinya yang belum memungkinkan. Kok tahu? Iya dong! Buktinya, yang kamu rencanakan sudah berjalan kok. Tidak memenuhi target, bukan berarti tidak dikerjakan kan.

Lanjutkan membaca “Hai Diriku”

Tangga Seribu

20 tahun lalu

“Ayo, ngger embah anter pulang,” ajak embah membuyarkan konsentrasiku membaca komik favoritku, Detective COnan.

“Hah,” aku melongo. “Naik apa? Embah kan gak bisa bawa motor?” batinku.

“Jalan kaki. Sekalian olahraga,” jawab embah seakan tahu kebingungan cucunya.

Akupun segera beranjak ke dalam rumah, mengambil tas sekolahku. Lumayan berat. Jarak rumah dan sekolahku lumayan jauh. Kurang lebih 4 km, jika melewati jalur normal. Jika memotong jalan, jaraknya bisa berkurang 1 km. Hanya saja, kami harus rela wajah diterpa debu-debu jalanan. Jalannya lumayan lebar, tapi masih tanah dan dilewati truk-truk besar. Jadi kalau musim hujan tiba, rasanya seperti offroad. Bapak, tidak pernah mengajakku lewat jalan memotong. Yang sering melakukan adalah pamanku. “Biar gk bosan,” kata paman.

Lanjutkan membaca “Tangga Seribu”

Jam Tangan

Ndi, mami punya jam tangan yang gk dipakai tuh. Kamu gk mau kah,” kata Nenek pada cucu pertama perempuannya.

“Gak ah. Gak suka,” jawabnya Nindy sambil menikmati kentang goreng yang tidak digoreng.

“Kenapa? Masih bagus kok. Modelnya juga masih anak muda,” kata Nenek lagi sedikit memaksa.

“Kakak gk suka pake gelang-gelang nek,” jawabnya.

“Padahal pake jam itu bagus. Kamu jadi tau kapana harus mengerjakan ini dan itu. Orang yang pakai jam, juga lebib menghargai waktu,” tambah nenek meyakinkan. “Lihat tuh mami. Dari kecil, dari SD kelas 1 dia gk pernah gk pake jam kalau keluar rumah. Padahal dulu, dia gk bisa baca jam,”

Lanjutkan membaca “Jam Tangan”