
Tidak ada sinopsis. Anggap saja surprise saat membacanya.
Buku sebaiknya tidak dibaca oleh:
1. Kalian yang sedang patah hati
2. Kalian yang cinta pertamanya ambyar
3. Kalian yang tertipu kepalsuan.
Begitulah tulisan yang tertera di ulasan playbook. Deg. Aku bukan pesimis dengan versi yang belum dieditnya, tapi aku khawatir baper. Aku anaknya gampang terbuai dengan cerita di buku-buku. Makanya, aku selalu menghindari buku-buku romantis. Boleh sih romantis, tapi jangan bertele-tele dan harus happy ending. 😏
Tapi kan aku gak mengalami ketiganya, maka tekadku bulat untuk kembali membeli versi ebooknya.
Saat pertama kali diajak ke toko buku bajakan, sintong sama sekali tidak mengetahuinya. Dia pikir, pamannya pemilik toko buku, seperti Gramedia.
Buku bajakan, selain harganya jauh lebih murah, baunya juga menyengat, cetakan buram, covernya juga berbeda dari buku yang biasanya.
Ngomong-ngomong buku bajakan, aku gk pernah menyangka bahwa buku itu benar ada. Sekitar 2014 saat mengantar bapak berobat di Jakarta, aku jalan-jalan ke Blok M. Di sana ada lapak buku-buku. Semua buku masih bersegel. Harganya sangat murah. Sebagai anak yang doyan baca buku, pasti kalap ya. Tapi aku gk ngeh (dan gk diberi tahu) kalau buku itu bajakan.
Keanehan kurasakan saat membuka halamannya. Kok buram ya? Kok halamannya miring? Kok? Kok? Kok? Dan masih banyak kok lainnya. Tadinya aku pikir kalau buku yang kubeli bukan terbitan Gramedia. Jadi quality controlnya tidak seketat Gramedia. Maklum, di kotaku hanya Gramedia yang tersedia.
Sampai saat bapak melihat buku-buku yang kubaca. “Beli di mana?” tanya bapak.
“Di blok M. Tapi kok…..” aku menyebutkab daftar keanehan yang aku temui.
“Buku bajakan itu,” jawab bapak. Seketika aku merasa amat bersalah. 😢
Sintong bercita-cita menjadi seorang penulis. Saat ia masih SMA, tulisan-tulisannya begitu puitis. Seorang gadis sekelasnya bernama Mawar Bintang Terang, terlena oleh surat-suratnya. Meski ternyata Mawar lebih realistis memilih pemuda yang seorang militer. Realistis sih tapi ternyata titak bahagia juga. 🤭
Sintong Tinggal adalah seorang penjaga buku bajakan. Mamanya (aka pamannya) memiliki banyak cabang toko buku bajakan. Pemuda asal sumatera ini harus menyeberangi lautan untuk menuntut ilmu di pulau jawa. Bapaknya seorang supir bentor. Tentu saja, punya harapan yang sangat besar pada anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini. Sintong sangat ingin menjadi seorang penulis. Makanya ia memilih jurusan sastra.
Tantangan muncul saat Sintong menemukan sebuah buku langka. Ia yang sudah menunggak skripsinya 2 tahun, kembali bersemangat menyelesaikannya.
Kembali ke Sintong. Sembari kuliah, Sintong memiliki tugas menjaga toko buku bajakan yang bernama Berkah. Agak gimana gitu ya, minta berkah dari buku bajakan.😅
Ia tidak hanya sekadar mencari buku dan latar belakang si penulis buku langka tersebut. Tapi juga menyelami pemikirannya saat zama sebelum kemerdekaan. Apalagi si penulis yang tiba-tiba hilang, sebelum buku-bukunya di jual.
“Ibuku pernah bilang, bacalah buku agar esok lusa bukan hanya agar kau tidak mudah ditipu, tapi abis agar kau bisa mencegah penipu membohongi banyak orang”
Petuah yang bagus supaya kita terus membaca. Selain untuk refreshing tentunya
Karena menyelesaikan skripsinya, Sintong kembali menemukan semangatnya dalam menulis. Tulisan-tulisannya kembali muncul di koran nasional.
Dalam pencariannya, ternyata satu dari lima buku yang ditulis Sultan Pane -penulis yang dicari Sintong- berjudul Selamat Tinggal.
Kita tidak pernah sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat kepada orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaikinya dan menebus kesalahan tersebut. Berani mengucapkan “Selamat Tinggal”.
Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. Apalagi pura-pura bodoh, bebal, keras kepala tidan peduli saat nasihat tiba. Ucapkanlah ‘Selamat Tinggal’ kepada sifat membantah pada kebenaran, ‘Selamat Tinggal’ kepada selalu berkata tidak pada kejujuran, serta suka sekali berseru tapi, tapi dan tapi.
Tidak ada yang bisa menjamin perubahan akan mudah. Boleh jadi situasi malah semakin sulit. Tapi bagi siapapun yang hendak berubah menjadi lebih baik, apapun kemalangan yang menimpa berikutnya, semua adalah kebaikan baginya. Dia senantiasa bersabar fan melihatnya dari sudut pandang berbeda.
Kita bisa memperbaiki semuanya. Bagaimana memulainya? Mulailah dengan mengucapkan kalimat itu kepada diri kita sendiri. Ucapkan dengan gagah, ‘Selamat Tinggal’ semua keburukan masa lalu, ‘Selamat Tinggal’ semua kebodohan dan ketidak pedulian itu. Sungguh, ‘Selamat Tinggal’
Begitulah paragraf akhir buku Sutan Pane. Di bagian akhir buku juga diberikan ciri-ciri buku bajakan. Ini agak bikin bimbang ya, apakah memidahkan ebook ke ereader adalah tidakalan yang salah. Karena ereader yang kugunakan tidak menyediakan penjualan ebook-ebook indonesia.
Meski aku membelinya di playbook, aku tidak membacanya di HP atau laptop. Setelah membeli, aku langsung mendownload dan ku convert agar bisa dibaca di ereaderku. Semoga ini bukan tindakan yang salah 🥺.
Bahasa : Indonesia
Penjual : Google Ireland Ltd
Pengarang : Tere Liye
Diterbitkan tanggal : 7 Mei 2022
Halaman : 503
Genre : Fiksi/ Umum
Harga E-book : Rp 77.700 (ada diskon di playbook jadi Rp 58.275,-)
Padahal baru review, tapi ikutan senyum dan terbuai juga di dalam kisahnya. Great review. Thanks, Sist ❤️
SukaSuka