Puas Berlari di Bukit Kebo Km 8

Apa yang ada dibayangan Anda ketika mendengar nama Bukit Kebo? Bukit yang dihuni banyak kebo? Bukit yang ada kandang kebonya? Atau apa?

Kalau aku, bukit yang dihuni banyak kebo. Kita dan kebo seperti berteman akrab. Ha-ha. Di Balikpapan Utara, banyak yang mengenal dengan sebutan Bukit Kebo Km 8. Untuk menuju lokasi, kita bisa melalui dua arah. Pertama dari jalan Soekarno Hatta dan kedua dari jalan Proklamasi, Manggar. Lebih dekat lewat mana. Tergantung. Kalau rumahnya di Teritip, ya tentu lebih dekat lewat Manggar. **dikeplak

Anak-anak tentu saja suka berlarian ke sana kemari.
Lanjutkan membaca “Puas Berlari di Bukit Kebo Km 8”

Review Teratai – Aqiladyna

Teratai. Seperti nama bunga ya. Tokoh dalam buku ini bernama Teratai Ayu Kencana. Kita akan diajak ke suasana adat jawa yang cukup kental. Aku sih merasa seperti di masa lalu. Entah apakah zaman sekarang masih ada tradisi abdi yang mengabdi setia pada juragannya. Mirip seperti keraton tapi kalau di novel ini adalah seorang juragan saja. 

Teratai hidup selalu dengan kesulitan. Ibunya dituduh menjadi seorang pengkhianat. Ibunya dulu adalah seorang abdi di rumah juragan reksa. Saat juragan reksa kecil, ibunya menghilang. Pergi entah kemana. Ibu teratai adalah orang kepercayaannya. Sebenarnya ibu Teratai juga tidak tahu, kemana ndoronya pergi. Tapi ia tidak mau dituduh sebagai pengkhianat. Maka hukumannya ia diusir dan dikucilkan warga. Sehari-hari Teratai dan ibunya akan mencari bahan makanan di hutan. Terkadang mereka menjadi buruh di pasar. Sayangnya orang-orang di pasar juga tidak banyak mau membantu. Mereka terlalu takut pada sang juragan.

Cover ebook Teratai di ereader
Lanjutkan membaca “Review Teratai – Aqiladyna”

Pasar Tumpah Pringgondani Balikpapan

Kawasan Balikpapan Timur, identik dengan wisata pantainya. Yups, warganya tinggal memilih ingin mengunjungi jajaran pantai yang mana. Tapi sekarang, ada wisata lain yang bisa dijadikan pilihan. Namanya Pasar Tumpah Pringgondani, yang berlokasi di kampung wisata Teritip. 

Pasar Tumpah Pringgondani, sering sekali muncul di beranda sosial mediaku. Sudah lama sekali aku ingin jalan-jalan ke sana. Alhamdulillah, Minggu ini kunjungan bisa dilakukan. Tak hanya ibu dan anak-anak, aku juga mengajak sepupu dan keponakanku. Tentu saja mereka semua antusias.

Lanjutkan membaca “Pasar Tumpah Pringgondani Balikpapan”

Paket

“Halo mbak, rumahnya di RT 41 kan?” tanya suara dari seberang telpon. 

“Iya mas,” jawabku. 

“Ok mbak. Cuma mau memastikan. Soalnya di alamat kok tertulisnya RT 4. Padahal seingat saya rumah mbak di RT 41,” jelasnya. 

“Seperti biasa ya mas,” pesanku mengingatkan” 

Seperti biasa yang kumaksud adalah meletakkan paket di teras rumah. Sejak pandemi, aku selalu meminta para kurir untuk meletakkan paket di teras rumah. Bukan hanya karena menjaga jarak kala itu, tapi juga karena aku kasihan dengan para kurir jika harus menungguku keluar rumah. 

“Mbak kalau paketnya hilang gimana?” pernah seorang kurir bertanya.

“Insya Allah aman mas. Kalau hilang, berarti bukan rezeki saya,” jawabku. Percayakan saja semua pada Allah. Pertanyaanya mungkin karena khawatir, kalau kejadian hilang, bisa-bisa dia juga akan kena masalah kan.

Jika ada kurir yang semangat memanggil-manggil namaku saat mengantarkan paket, bisa dipastikan ia adalah kurir baru. Bahkan ada satu kurir yang cukup senior, ia tidak pakai ba bi bu, langsung pluk meletakkan paket ke teras. Seperti itulah yang aku suka. Ha-ha. 

Karena kebiasaan tidak mau menemui kurir ini, aku sempat membuat panik seorang seller. Karena barang yang dikirim berjenis makanan. “Mbak, kok dilempar. Nanti hancur!” Balasan chatnya saat aku meminta melemparkan paketan ke teras. 

Belanja online dengan pembayaran COD hampir tidak pernah aku pilih. Jika harus dilakukan, ya terpaksa. Itupun jarang sekali. Kenapa? Karena jam keluar rumahku, kadang tidak terprediksi. Setelah mengantar anak-anak mengaji, kadang aku bisa mampir ke rumah mbakku, ke pasar dan lainnya. Kadang kurir sudah ditunggu-tunggu, eh datangnya malam. 

Pernah suatu hari ada paket yang dinyatakan hilang. Bukan di rumahku, tapi saat masih di ekspedisi. Karena masa pengiriman sudah melewati batas, maka danaku  langsung di kembali marketplace oleh yang kugunakan. Dua hari kemudian, paketnya datang. Maka aku langsung menghubungi seller dan diminta mentransfer sesuai dengan pembelanjaanku sebelumnya. Eh belum selesai, tiga hari kemudian aku dihubungi oleh kurir yang biasa mengantarkan paketanku. Ia meminta konfirmasi apakah paket tersebut sudah aku terima. Tentu saja aku menjawab sudah lengkap dengan tanggal penerimaan barang. Kemudian admin ekspedisi lain menghubungiku. Sebelumnya ia meminta maaf, karena status paket dinyatakan hilang dan tetap dikirimkan. Ia memintaku untuk mentransfer dana yang sesuai, karena mereka harus mengganti paketan yang dinyatakan hilang. Pilihannya aku harus mentransfer ke ekspedisi atau mengembalikan barang tersebut. 

Jujur saja, aku sempat mengira ini penipuan. Ha-ha. Aku langsung menjelaskan bahwa aku sudah mentransfer sesuai dengan nominal yang seller minta. Alhasil admin ekspedisi harus berurusan langsung dengan seller. Tentu saja aku tidak mau ikut campur lagi. Apalagi aku sudah membayar sesuai dengan ketentuannya. 

Hal-hal seperti ini memang tidak sering terjadi, namun tentu saja bisa bikin kita khawatir ya. Apalagi kalau ketemu seller atau petugas ekspedisi yang jutek. Rasanya, ku menangiiiiisssss…

Kenapa Harus Takut?

“Mbak, desainkan baju dong!” kata seorag teman belum lama ini. 

“Hah? Baju apa mbak?” tanyaku balik. 

“Baju buat posyandu di RTku,” katanya singkat. 

“Mbak, aku tuh gk bisa gambar. Cuma bisa main tempel-tempel gambar,” jelasku. 

“Gak apa-apa mbak. Pokoknya sebisanya aja. Poster-poster yang sering mbak bikin bagus kok. Suamiku aja kemarin bilang hal serupa!” terangnya.

Lanjutkan membaca “Kenapa Harus Takut?”

Jelajah Kota Balikpapan – Hendra Wisata Pesona Mangrove

Yipiiiii, jalan-jalan jelajah kota Balikpapan akhirnya kembali lagi. Tujuan kali ini adalah Hendra Wisata Pesona Mangrove yang terletak di Jalan A.W Syahrani gang Podomoro RT 55/RW 69, Balikpapan alias kawasan Somber. Taukan kawasan pelabuhan feri yang lama? Nah, kawasannya cukup dekat dengan pelabuhan lama. Kalau bingung, bisa cari di google map kok. Ada!

Jujur saja, aku takjub dekat rumah ada tempat wisata ini. Kayaknya miris banget punya rumah yang jauh dari tempat wisata. Sebelum memutuskan untuk jalan-jalan ke sini, suami sudah lebih dulu berkunjung beberapa kali. “Tempatnya bagus!” kata suami meyakinkan.

Lanjutkan membaca “Jelajah Kota Balikpapan – Hendra Wisata Pesona Mangrove”

Salted Caramel Kopi Kenangan Mantan, Ada Lagi

Yeay, sauce salted caramel Kopi Kenangan sudah kembali. Siapa yang suka ngopi tapi pengin ada rasa manis gurihnya. Nah, saus salted caramel bisa dijadikan pilihan. Saat awal dibukanya Kopi Kenangan Mantan di Balikpapan, menu yang selalu aku pilih adalah iced salted caramel machiatonya. Sayangnya pilihan salted caramelnya sempat menghilang. Caramel sausnya masih ada sih, tapi gak ada saltednya. Jadi cuma caramel machiato. Sama gak sih? Menurut lidahku sih beda. Aku pernah tanya ke baristanya “mas, masih ada gak sih salted caramel,” 

“Ada bu,” jawab si barista. Tapi yang dikasih tetap aja caramel biasa. Komplen? Ya gak lah. Ha-ha.

Lanjutkan membaca “Salted Caramel Kopi Kenangan Mantan, Ada Lagi”

Beradaptasi

Pernah suatu waktu aku melihat sebuah konten, dimana sang suami sengaja mengendurkan bohlam lampu di rumah, mencabut selang gas elpiji, dan menghabiskan isi air galon dispenser. Tujuannya sebenarnya sederhana, agar istrinya yang sedang mengambek, mau menegur suaminya untuk minta bantuan. Karena kebanyakan para suami, sebenarnya juga tidak tahan diam-diaman dengan istrinya.

Lanjutkan membaca “Beradaptasi”

Buku Fisik, E-reader atau Tablet?

Kalau ditanya, enak mana membaca buku fisik, e-reader atau komputer tablet? Pemenang utamanya tentu saja buku fisik. Karena sensasi menyentuh dan aroma kertas tidak ada tandingannya. Sayangnya setelah menjadi ibu tiga anak, ada banyak tantangan saat membaca buku. Tidak mudah membaca buku fisik dengan anak-anak yang juga penasaran pada buku yang dipegang. Anak 1 dan 2, sudah bisa mengontrol tangan mereka. Sehingga kertas-kertas buku masih bisa mulus. Namun anak ketiga yang statusnya bayi, lebih senang dengan suara kreeekkkkk.  

Hiks-hiks.

Lanjutkan membaca “Buku Fisik, E-reader atau Tablet?”

Review Buku : Setiap Luka Akan Pulih – Halimah

Setiap Luka Akan Pulih. Yups, aku setuju banget sama judulnya. Namun yang perlu kita yakini juga adalah setiap orang tidak punya durasi yang sama dalam penyembuhannya. 

Aku pertama kali mengetahui Halimah @igdailyjour saat seorang penyanyi dangdut terseret kasus KDRT dengan suaminya. Wuih, ramai banget kan itu. Nah, Halimah membuat video mengenai orang yang sedang berada di dalam lingkungan toxic. Setelah dilukai baik secara fisik atau emosional, korban akan dihujani hadiah-hadiah dan kasih sayang yang berlimpah. Itu sebabnya korban sering kali susah atau tidak sadar sedang berada di lingkungan toxic.

Cover depan ebook Setiap Luka Akan Pulih. Ebook bisa dibeli di playbook dan di convert ke e-reader
Lanjutkan membaca “Review Buku : Setiap Luka Akan Pulih – Halimah”