Siapa takut masuk SMA? Memangnya kenapa dengan SMA? Buat anak-anak yang bersekolah di SMA sepertiku pasti akan bingung dengan pertanyaannya. Tapi buat anak-anak yang bersekolah di pondok pesantren, pasti akan dag dig dug duer dengan pertanyaan seperti itu. Bagaimana kalau kita balik saja, siapa takut masuk pondok? Errr, kalau pertanyaan itu dilemparkan dulu saat remaja, pasti aku takut banget.
Apalagi dulu yang selalu aku dengar, pondok pesantren adalah tempat anak-anak agamis atau malah sangat bandel. Jadi kalau orang tuanya gak optimis dengan bekal akhirat, ya pesimis sama anaknya. 🙏🏻

Itulah yang dirasakan Hafiza, salah satu murid di pesantren Al-Azhar. Hafiza berasal dari kota Palembang. Ia memutuskan untuk menyebrang ke pulau Jawa dan tinggal di pondok. Tujuannya tentu untuk menimba ilmu. Ia sangat ingin belajar agama Islam hingga ke luar negeri. Hafiza memiliki empat teman yang tinggal sekamar dengannya. Nurul adalah salah satunya. Meskipun bersahabat, ternyata Nurul juga saingan dalam hal pelajaran.
Suatu hari, Ustazah di pondok pesantren mengumumkan kalau Hafiza berkesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar. Namun bukan di pondok pesantren lain. Hafiza harus bertukar tempat dengan murid SMA. Tidak sendiri, Hafiza juga dikirim bersama murid lain yang juga berprestasi, bernama Azzam. Anak laki-laki yang diidolakan di pondok pesantren.
Hafiza dilema, apakah menolak atau menerima penawaran tersebut. Ia sangat ingin, tapi juga takut dengan pergaulan anak SMA. Orang tuanya meyakinkan kalau Hafiza pasti bisa mengikuti pertukaran pelajar tersebut. Apalagi Hafiza yang juga berniat melanjutkan pendidikan di luar negeri, maka bersekolah di SMA adalah salah satu pelajaran yang perlu ia siapkan. Bertemu dengan orang lain di luar pondok pesantren.
Salah satu teman sekamar Hafiza di pondok sebelumnya bersekolah di SMP umum. Ia memberikan banyak tips menghadapi murid-murid sekolah umum. Hafiza menyimak dengan seksama dan mencatat semua pesan temannya di otaknya. Ia bertekad bisa menyelesaikan pertukaran pelajar ini dengan baik. Apalagi ia tidak hanya mencerminkan diri sendiri, tapi juga nama baik pondok pesantren. Semua yang ia lakukan akan menjadi cerminan dirinya, pondok pesantren dan muslimah pada umumnya.
Ternyata banyak hal yang ditakutkan Hafiza. Seperti dengan berteman dengan laki-laki, konflik dengan sahabat-sahabat barunya dan masih banyak lagi. Apalagi ternyata Hafiza menjadi pusat perhatian. Bukan hanya di kelas, tapi juga teman-teman dari kelas lainnya. Mungkin seperti kebanyakan remaja, selalu ada konflik dengan teman-teman. Hanya saja konflik yang menerpa Hafiza tampak bertubi-tubi. Ditambah lagi, Hafiza masih beradaptasi. Jadilah semua terasa semakin menjadi-jadi.
Hafiza beruntung, sahabatnya Nurul bisa memberikan nasihat-nasihat yang melegakannya.
Novel karangan Quinsha R Shita ini cocok sekali dibaca remaja-remaja yang sedang mengalami banyak gejolak jiwa mudanya. Tapi bukan berarti emak-emak beranak tiga sepertiku tidak bisa menikmatinya ya. Aku jadi punya gambaran, bagaimana point of view anak-anak pondok pesantren. Ditambah lagi, kelakuan anak-anak SMA yang diceritakan mirip-mirip dengan kelakuanku saat jadi remaja galau. Ha-ha.
Tim happy ending berharap sesuatu pada novel ini? Ingat ini bukan novel cinta-cintaan. Tapi buatku, jalan ceritanya sangat memuaskan dan bisa memberikan kita sudut pandang baru. Ya, kali aja nanti anak-anak akan ada di posisi seperti itu.
Judul : Siapa Takut Masuk SMA ?
Pengarang : Quinsha R Shita
Penerbit : CV Jejak (Publisher)
Halaman : 225
Diterbitkan Tanggal : 1 September 2021
Genre : Fiksi
Harga Ebook di Playstore : Rp 72.150,-
Waahh … Jazakillaahu Khairan, Kak. Makasiih lagi udah mengulas dan cocok sama tulisan saya. Huuhuu jadi terharu 🥹
Semoga di lain waktu bisa ketemu dan jodoh lagi sama tulisan saya 🫶🏻
Sekali lagi terima kasih banyak …
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih kak sudah berkenan mampir 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
SukaSuka