Tanjakan Patah Hati – C.Samudera , Jika Saja Pagi Bertahan

Tentang cinta, takdir, dan waktu yang tak pernah benar-benar adil

Sebagai tim happy ending garis keras, aku sungguh kesal dengan akhir ceritanya. Bukan semata karena kisah ini tidak berakhir bahagia—tapi karena rasanya… MASIH BISA DILANJUTIN WOY! Serius. Tanganku gatal ingin nyeret penulisnya sambil bilang, “Ini belum selesaiii!”

Pagi Ayub Bahtera jatuh cinta pada seorang gadis bernama Chalanthee. Usia mereka terpaut tiga tahun—Pagi lebih muda. Bagi banyak orang, jarak itu saja sudah cukup untuk meragukan. Ditambah lagi, keduanya hidup dalam ikatan adat istiadat yang begitu kental, yang membuat hubungan ini terasa mustahil sejak awal. Seolah semesta sendiri berkata: jangan.

Tapi sebagai pembaca yang sudah terlanjur sayang, aku cuma bisa bilang: aku mau maksa. T_T

Lanjutkan membaca “Tanjakan Patah Hati – C.Samudera , Jika Saja Pagi Bertahan”

Bukan Menunda, Tapi Menyiapkan Diri

Kadang yang kelihatan menunda, sebenarnya cuma lagi nyiapin diri. Tentang perempuan, pilihan, dan waktu yang nggak harus sama — karena setiap orang punya jalannya sendiri untuk bahagia. 🌷

“Bu, lihat deh. Ini anak Balikpapan yang pernah Riska ceritain. Keren banget, sekarang dia tinggal di Jepang,” kataku sambil menunjukkan akun Instagram seorang model.

“Hebat ya. Sudah nikah?” tanya ibuku.

“Hmm, gak tahu. Tapi kalau dilihat dari postingan Instagram-nya sih belum,” jawabku.

“Kenapa ya, perempuan-perempuan sekarang lebih banyak yang menunda menikah?” tanya ibuku lagi.

Lanjutkan membaca “Bukan Menunda, Tapi Menyiapkan Diri”

Kesal Karena Kata-Kata

“Mah, tadi ketemu sama mamanya A?” tanya Cinta sepulang les Bahasa Inggris. 

“Iya,” jawabku singkat. 

“Terus ngobrol gak?” tanya Cinta lagi. 

“Gak sih. Kan lagi ngeliatin adik dan teman-temannya tampil, jadi nggak bisa ngobrol. Kenapa memangnya?” aku mulai penasaran, kenapa Cinta bertanya soal mamanya A. 

Lanjutkan membaca “Kesal Karena Kata-Kata”

Kenapa?

Mengapa Anda membuat blog?

Blog salah satu tempat di mana kau bebas berkeluh kesah. Mau ditampilkan, boleh! Berujung di draft juga tidak masalah sama sekali. Aku pertama kali mengenal blog saat berkuliah di semester 2. Saat itu, beberapa bloger aktif mengadakan pertemuan di kampus. Aku salah satu anak gabut yang tertarik mengikutinya.

Sambil ikutan nongkron, aku mulai nyaman dengan menulis. Aku merasa saat itu seperti seorang penulis lepas yang akan menghabiskan waktuku di depan layar laptop.

Lanjutkan membaca “Kenapa?”

Mulai Harimu dengan Bahagia

Apa saja strategi yang Anda gunakan untuk membuat keseharian Anda makin nyaman?

Apa saja strategi yang Anda gunakan untuk membuat keseharian Anda makin nyaman?

Membayangkan kegiatan ibu rumah tangga seharian, 24 jam tampaknya tidak akan cukup. Karena akan ada banyak kegiatan yang harus dilakukan. Yes, perempuan saat menjadi ibu, mau bekerja di rumah atau di luar rumah daftar tugasnya pasti akan banyak. Meski suami ikut andil dalam pengasuhan, tapi biasanya otak para ibu tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. 

Lanjutkan membaca “Mulai Harimu dengan Bahagia”

Timun Jelita – Raditya Dika, Lucu dan Haru Menjadi Satu

Timun Jelita, salah satu karya Raditya Dika yang kubeli karena tidak sengaja lewat Gramedia di Plaza Balikpapan. 

Keseringan membaca buku lewat e-reader membuatku tidak terlalu mengikuti perkembangan buku-buku baru. Pokoknya cuma mau baca yang gak berat. Titik nggak pakai koma. Alhamdulillah saat melewati Gramedia, mataku secara otomatis masih melirik ke etalase buku-buku baru. Ada beberapa buku yang menarik perhatianku. Salah satunya buku yang berjudul Timun Jelita ini. 

Lanjutkan membaca “Timun Jelita – Raditya Dika, Lucu dan Haru Menjadi Satu”

Review Novel 1890 – Ayu Dewi, Sejarah Masa Lalu yang Saling Bertautan

Bagaimana bisa penjajah yang menyengsarakan banyak orang, tapi dibantu oleh pribumi? Itulah yang kerap kali terlintas di kepalaku saat membaca sebuah sejarah atau kisah di masa penjajahan. 

Apalagi sejak sekolah dasar aku selalu membaca, jika dulu perempuan selalu dijauhkan dari pendidikan. Bahkan membaca dan menulis pun tidak diizinkan. Para penjajah khawatir, jika perempuan bisa membaca dan menulis maka akan semakin banyak pemberontakan. Hanya sedikit perempuan di masa penjajahan yang dihargai. Kebanyakan hanya dipandang sebagai alat semata.

Lanjutkan membaca “Review Novel 1890 – Ayu Dewi, Sejarah Masa Lalu yang Saling Bertautan”

Garda Detak : Antologi Gawat Darurat – dr Gia Pratama

Garda Detak Antologi Gawat Darurat. Buku ini adalah kumpulan dari kisah nyata yang ditulis oleh dr Gia Pratama. Salah seorang dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit swasta kawasan Jakarta Selatan. dr Gia sangat rajin membagikan pengalamannya saat bertugas. Dari yang sedih sampai bahagia. 

Makanya saat mengetahui dr Gia menuliskan cerita-ceritanya menjadi buku, aku tidak mau melewatkannya. 

Lanjutkan membaca “Garda Detak : Antologi Gawat Darurat – dr Gia Pratama”

Pantai Brimob Balikpapan

Siapa nih, anak Balikpapan yang baru dengar nama Pantai Brimob? Akulah! Ha-ha. Hampir 36 tahun hidup di Balikpapan, aku baru mendengar nama Pantai Brimob tadi pagi. Saat suami mengabari untuk menjemputnya di sana. 

Akupun bertanya-tanya, di mana letak pantai itu. Suami yang kelahiran kota tetangga, tentu saja tidak tahu. Tapi aku menduga-duga, kalau pantai tersebut terletak di dekat lapangan SPN. Lewat om google, aku mendapatkan lokasinya secara presisi. Hanya saja, tidak ada foto yang menyertai. 

Pantai Brimob. Sejauh mata memandang, selalu ada pak polisinya.
Lanjutkan membaca “Pantai Brimob Balikpapan”

Viral – Laili Muttamimah, Bijak Bermedia Sosial

Era digital saat ini, membuat banyak bisa mendapatkan uang dari ide kreatif yang dia miliki. Yups, akses internet yang semakin maju dan gadget yang makin mumpuni, membuat informasi cepat diterima. Kapan saja dan di mana saja. 

Ariel salah satu murid SMA swasta yang memiliki keterbatasan finansial. Ia memiliki kekasih bernama Ibra dan seorang sahabat sejak kecil bernama Wendy. Bagaimana bisa Ariel menuntut ilmu di sekolah favorit yang lumayan mahal? Ayah Ariel sebelumnya bekerja sebagai supir di keluarga Wendy. Wendy dan Ariel sejak kecil sudah bermain bersama. Perbedaan ekonomi tidak membuat Wendy menganggap Ariel sebelah mata. 

Lanjutkan membaca “Viral – Laili Muttamimah, Bijak Bermedia Sosial”