Review Buku : Ubur-Ubur Lembur 

Suatu hari, saya ingin membaca buku yang isinya ringan. Sejenis novel, tapi tidak mau yang membuat baper😐. Saya intip rak buku, dan baru saya ingat kalau belum lama ini novel-novel pindah ke rumah adik ipar.

Ditengah kehausan baca, saya teringat kalau dulu ngefans berat sama tulisannya Raditya Dika. Jadi saya mencari karya terbarunya di ebook. Yups, saya butuh segera membaca. Ditambah lagi, saat ini memegang buku dengan tenang sedikit susah. Karena Cinta penasaran. Terus kalau di smartphone? Sama saja sih. Karena bacanya ketika Cinta sudah tertidur. Hanya saya gk takut bukunya bakal dirobek atau disiram air 😹.

Tinjauan suka-suka kali ini asli suka-suka. Jadi mendingangk usah diterusin baca sih. Dari pada nanti pengin gaplok saya pake sapu 🤕

Lanjutkan membaca “Review Buku : Ubur-Ubur Lembur “

Review Buku : Ayat-Ayat Cinta 2 – Habiburrahman El Shirazy 

  
“What!! Ada Ayat-ayat Cinta 2,” sontak saya terkejut ketika melihat postingan salah satu teman di Facebook. Saya shock karena ternyata kisah cinta yang bikin saya baper cukup lama, kembali hadir. Selain itu, saya shock karena ternyata saya kudet ada buku baru😣. (Emang selama ini update gitu? 😑)  Lanjutkan membaca “Review Buku : Ayat-Ayat Cinta 2 – Habiburrahman El Shirazy “

Review Buku : Morning, Gloria – Devi Eka 

  

Ketika saya membaca buku ini, fenomena gerhana matahari sedang terjadi. **cocok kan cover novelnya dengan gerhana matahari**asal nyambung-nyambungin aja** 😝

Buku ini cukup lama, terpajang di rak. Mungkin menunggu moment yang tepat. *halah* 

Morning Gloria, mengisahkan tentang seorang gadis bernama Gloria yang sangat menyukai fajar. Namun, ia tak menyukai senja. Baginya, senja hanya akan memadamkan semua harapannya. Tapi Gloria malah jatuh cinta pada seorang pria yang menyukai senja.

Avond adalah asisten dosen, tempat Gloaria kuliah, yang mencintai masa lalunya. Tapi, itu dulu, sebelum gadis fajar itu muncul di hadapannya. 

Kisah dalam buku ini termasuk mainstream romance. Karena sang tokoh utama akhirnya menjadi pasangan di akhir cerita dan hidup bahagia. Meski begitu, novel ini memiliki  teka-teki.

Latar belakang kisah ini mengabil lokasi di Belanda. Namun sayangnya, saya tidak merasa benar-benar ada di Balanda. **lah, kan memang belum pernah ke sama ** 🙈

Untuk kategori novel romantis, Morning Gloria tidak berhasil membuat saya baper **eaaaaaa**. Ya, mungkin karena usia atau novel yang kebanyakan saya suka terlalu mendayu-dayu dalam kisah asmara. 

Judul : Morning, Glory

Penulis : Devi Eka 

Penerbit: de TEENS 

Terbit : April 2014 

Review Buku : Bangun Lagi Dong Lupus – Hilman

Bangun Lagi Dong Lupus
Bangun Lagi Dong Lupus

Ah, ternyata sudah tanggal 13 Oktober aja.  Meski belum berantakan, blog ini sudah lumayan berdebu. Penghuninya masih (sok) sibuk dengan beberapa agenda. Apalagi kalau bukan masak, nyuci baju, dan beres-beres rumah. Sibuk sekali bukan ? (kemudian ditimpuk baju kotor).

Di tengah kesibukan yang melanda. Saya menyempatkan diri untuk merapikan kotak-kotak yang berisi buku-buku. Sudah lebih dari satu tahun pindah rumah, masih banyak barang-barang di dalam kotak-kotak yang belum saya letakkan pada tempatnya. Ada tiga kotak buku yang saya buka dengan harapan, isinya bisa saya hibahkan. Jadi kotak-kotak tersebut bisa dimanfaatkan untuk yang lain. Bukannya sedih, saya malah bahagia setengah mati karena ternyata kotak-kotak tersebut berisikan beberapa novel dan buku penting (baca : kamus bahasa indonesia dan inggis).

Oke, saya sudah cukup bertele-tele. Di antara novel yang saya temukan berjudul “Bangun Lagi Dong Lupus”. Novel ini cukup menyuntikkan semangat saya yang mulai kendur karena malas beres-beres. Bagaimana tidak, karya Hilman selalu mampu membuat saya tertawa terbahak-bahak. Selalu ada kekonyolan. Ketika sudah mulai serius membaca, selalu diakhiri dengan canda tawa. Menurut saya, ini merupakan salah satu buku terbaik yang pernah saya baca. Saya mengenal Lupus sejak kelas 4 SD. Kebetulan saat SD, saya tinggal di dekat dengan perpustakaan. Seminggu tiga kali adalah agenda rutin saya ke perpustakaan. Ah, rindunya. Kegiatan yang saya lakukan sampai lulus SMP. Saat SMA, bukannya tidak mau ke perpustakaan lagi. Tapi perpustakaannya tutup lantaran peminat bacanya sedikit. Bisa dihitung jari, termasuk dengan saya.

Kembali ke novel Bangun Lagi Dong Lupus kali ini menceritakan tentang pengalaman Lupus yang menolong teman-teman barunya di SMA Merah Putih. Buku ini menceritakan bagian yang nggak pernah diceritain pada buku Lupus yang lain. Yaitu bagaimana Lupus bertemu dengan Boim, Gusur, dan Anto, serta bagaimana asal muasal cintanya dengan Poppy.

Judul : Bangun Lagi Dong Lupus

Penulis : Hilman

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit : 2013

 

Review Buku : Sabtu Bersama Bapak – Adhitya Mulya

“Menjadi panutan adalah tugas orangtua- untuk semua anaknya”

Bagi saya (dan mungkin sebagian orang) sosok bapak adalah sosok yang kaku. Ya, bapak saya memang bukan sosok yang romantis dan puitis. Tak perlu pada saya anaknya, pada ibu saya pun, bapak boleh dibilang agak kaku. Namun, itu bukan masalah. Bapak (dan kebanyakan bapak yang lain) pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Saya bersyukur menduplikasi kecintaan bapak terhadap buku. Hobi yang menurut ibu saya agak “menjengkelkan”. Bagaimana tidak, jika sedang membaca saya kerap lupa lingkungan, ha-ha. Maafkan anakmu bu >.<

Buku Sabtu Bersama Bapak sebenarnya sudah masuk dalam daftar belanja buku yang saya inginkan. Saking banyaknya buku yang saya inginkan, saya sampai bingung mana yang harus saya prioritaskan. Kebetulan, saat ke toko buku saya melihat buku yang ditulis Adhitya Mulya ini berada didekat kasir. Pilihan saya membeli buku ini tidak salah. Saya baru mulai membaca buku ini selepas magrib dan berhasil menuntaskannya pukul 01.18 WITA.

Buku ini menceritakan tentang pemuda yang belajar mencari cinta. Pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tak hanya itu, di sini juga diceritakan bagaimana sosok ibu yang membesarkan kedua anaknya dengan penuh kasih, tanpa didampingi suaminya. Meski tanpa suami, si istri dan anak-anak tidak kehilangan sosok dan kasih sayang sang bapak. Si bapak meninggalkan banyak pesan untuk anak-anaknya hingga dewasa nanti.

Dalam buku ini ada tiga tokoh yang diceritakan, menurut sudut pandang mereka. Kita akan meloncat dari satu cerita ke cerita berikutnya yang belum tentu saling berhubungan. Namun, tidak mengurangi sedikitpun pesan yang disuguhkan dalam cerita. Ketiga tokoh tersebut adah si Ibu, kakak pertama -Satya-, dan adiknya -Cakra-. Mata saya kerap berair saat membaca buku ini. Bukan karena saya membacanya saat malam dan dengan posisi tiduran, tapi memang ceritanya cukup mengharukan. Saya pun ikut dibuat rindu pada sosok Bapak. Meski banyak cerita mengharukan, banyak lelucon yang diselipkan. Emosi saya pun ikut naik turun. Sebentar sedih, sebentar tertawa ngakak. Mungkin itu yang membuat ibu saya sering jengkel melihat anaknya membaca buku. Anaknya terlihat agak kurang waras. >.<

Membacanya, membantu saya merencanakan mau seperti apakah saya dan (calon) suami saya nanti. Pesan Bapak dalam buku ini, selalu buat rencana dengan matang. Bukan hanya bertanggung jawab pada kehidupan istri dan anak-anaknya, tapi bapak juga menekankan untuk bertanggung jawab pada kebahagian keluarganya. Oh iya, kenapa judulnya Sabtu Bersama Bapak? Boleh jadi, karena di dalam cerita istri dan anak-anaknya selalu memiliki agenda rutin setiap Sabtu, menonton video Bapak saat masih hidup. Setiap Sabtu, video yang ditampilkan selalu berbeda. Bahkan, tak jarang video khusus ditampilkan saat anaknya ulang tahun dan akan menikah.

Saya rasa, para lelaki wajib membaca buku ini (semaunya). Ya, karena memang diperuntukkan bagi para laki-laki yang akan dan sudah menikah. Tapi bukan berarti saya dan perempuan lain tak bisa menikmati buku ini.

Saya sendiri banyak mengaris bawahi kalimat-kalimat di buku ini, di antaranya “Menjadi panutan adalah tugas orangtua- untuk semua anaknya” dan “Waktu dulu kita jadi anak, kita gak nyusahin orangtua. Nanti kita sudah tua, kita gak nyusahin anak”

Judul : Sabtu Bersama Bapak

Penulis : Adhitya Mulya

Penerbit : GagasMedia

Cetakan : I, 2014

XIII, 2015

Review Buku : Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri

Labirin Rasa

“Kayla, cinta itu membahagiakan. Namun jika sudah mulai menjadi beban, leppaskan jika harus melepaskan. Beri waktu. Beri ruang untuk cinta untuk cinta dapat bertumbuh alami hingga ia bisa mengambil keputusan. Karena cinta tak boleh dipaksaka. Ia bebas di hati setiap orang tanpa bisa diatur”  Lanjutkan membaca “Review Buku : Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri”