Sebagai tim happy ending garis keras, aku sungguh kesal dengan akhir ceritanya. Bukan semata karena kisah ini tidak berakhir bahagia—tapi karena rasanya… MASIH BISA DILANJUTIN WOY! Serius. Tanganku gatal ingin nyeret penulisnya sambil bilang, “Ini belum selesaiii!”
Pagi Ayub Bahtera jatuh cinta pada seorang gadis bernama Chalanthee. Usia mereka terpaut tiga tahun—Pagi lebih muda. Bagi banyak orang, jarak itu saja sudah cukup untuk meragukan. Ditambah lagi, keduanya hidup dalam ikatan adat istiadat yang begitu kental, yang membuat hubungan ini terasa mustahil sejak awal. Seolah semesta sendiri berkata: jangan.
Tapi sebagai pembaca yang sudah terlanjur sayang, aku cuma bisa bilang: aku mau maksa. T_T

