Review Buku : Tarik dan Temukan – Watiek Ideo 

 

 Selain menciptakan moment spesial bersama anak, mendongeng juga memberikan banyak manfaat. Anak, bisa belajar sambil bermain. Jika perasaan bahagia, anak akan lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan. Lanjutkan membaca “Review Buku : Tarik dan Temukan – Watiek Ideo “

Review Buku : Cerita Tanpa Kata-Kata – Watiek Ideo  

  
Yipiiiii, buku cerita karya Watiek Ideo udah diterima dengan perasaan bahagia. Selain buku dengan beberapa seri, masing-masing paket buku ini berhadiah kaos kece. Sementara, baju-baju itu dipakai kakak Nindy dan kakak Icah. “Bajunya tolong dijaga ya kak. Jadi, anak-anak mami nanti bisa pakai baju-baju ini 😆,” pesan saya.  Lanjutkan membaca “Review Buku : Cerita Tanpa Kata-Kata – Watiek Ideo  “

Review Buku : Tentang Anak – Joko Dwinanto 

“Bagi anak, sentuhan orangtua punya arti yang jauh lebih besar dibandingkan kata-kata” -tentanganak-

  
Entah kenapa, beberapa minggu ini mood ngereview buku kurang bagus. Padahal, udah beberapa buku dibaca. Tapi, mood buat ngeblog masih belum juga muncul. (Emang ada yang peduli? 😆) . Mungkin saya lelah, stress dan butuh liburan (alasan banget 😛).  Lanjutkan membaca “Review Buku : Tentang Anak – Joko Dwinanto “

Review Buku : Apa Itu Homeschooling – Sumardiono 

“Secara umum, guru terbaik atau pengasuh tidak dapat menyamai orangtua bahkan orangtua dengan pendidikan dan pengalaman yang biasa-biasa saja”

Tak sedikit dari kita, saat mendengar tentang pendidikan, gambaran muncul dibenak kita adalah sekolah. Jika ingin menempuh pendidikan, berarti harus sekolah. Kalau tidak bersekolah, berarti tidak berpendidikan. Kurang lebih seperti itu mindset yang biasa kita jumpai.

Padahal, sekolah adalah salah satu jalan untuk mendapatkan pendidikan, tetapi pendidikan itu sendiri tak hanya sekolah. Ada banyak cara lain, untuk menempuh pendidikan.

Buku yang ditulis Sumardiono ini berisikan gagasan-gagasan Homeschooling. Kekhawatiran banyak orangtua soal ijazah anak yang tidak bersekolah, bagaimana materi pendidikannya dan masih banyak lagi. Mulai bab pertama hingga selanjutnya, saling berkaitan.

Homeschooling, menurut Sumardiono, dibangun berdasarkan nilai-nilai kebebasan bertanggung jawab pada orangtua atas arah pendidikan anak-anaknya.

Asumsi dasarnya, setiap keluarga memiliki kemerdekaan untuk menentukan dan mengejar mimpi terbaiknya (termasuk dalam hal pendidikan). Menurut saya inilah yang menjadi penentu selanjutnya. Mengapa kita harus menentukan pendidikan anak-anak kita sendiri?

Homeschooling merupakan model pendidikan saat keluarga memilih menyelenggarakan sendiri dan bertanggung jawab pendidikan anak-anaknya. Hak dasarnya, tentu saja bersikap kritis terhadap definisi dan sistem eksternal yang ditawarkan keluarga.

Homeschooling sendiri adalah pendidikan berbasis keluarga yang masuk dalam jalur pendidikan informal.

Dengan memandang homeschooling sebagai sebuah kesempatan untuk melihat pendidikan dengan cara yang berbeda dari sekolah, tantangan besar dalam proses ini adalah menyiapkan kita menjadi individu dan keluarga pembelajar.

Hampir dari kebanyakan kita, tumbuh dan dibesarkan dalam sistem sekolah. Kita sering terpasung mempelajari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan cara-cara yang dilakukan di sekolah. Hal itu sering membuat kita menganggap anak yang sedang sibuk dengan hobinya sebagai sebuah proses belajar. Kita baru merasa lega, kalau anak belajar matematika atau mata pelajaran lainnya. Dibandingkan kalau anak asyik mengutak atik komputer atau membuat prakarya yang ia sukai.

Tantangan terbesar homeschooling adalah kesiapan untuk membuka diri dan selalu belajar.

Keluarga homeschooling, kata Sumardiono, adalah praktisi. Bukan pengamat. Hal itu tidak lepas dari kesadaran bahwa orangtua adalah guru pertama dan utama.

Dalam buku ini, terdapat pula kutipan dari Dr Raymond Moore, seorang peneliti sekaligus penulis buku Better Late than Early

“Secara umum, guru terbaik atau pengasuh tidak dapat menyamai orangtua bahkan orangtua dengan pendidikan dan pengalaman yang biasa-biasa saja”

Perhatian dan cinta orangtua kepada anak tidak bisa digantikan oleh sistem dan ahli manapun. Walaupun ada kasus-kasus saar orangtua bersikap buruk kepada anak, peristiwa semacam itu hanyalah sebuah pengecualian. Bukan hal umum yang terjadi kepada orangtua. Sayangnya,potensi orangtua sebagai pendidik pertama dan utama sering tidak dianggap.

Secara umum, orangtua merupakan guru terbaik bagi ananya. CInta, perhatian, kerja keras, keinginan berhasil yang dimiliki orangtua adalah energi besar yang sangay berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak.

 

Review Buku : Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri

Labirin Rasa

“Kayla, cinta itu membahagiakan. Namun jika sudah mulai menjadi beban, leppaskan jika harus melepaskan. Beri waktu. Beri ruang untuk cinta untuk cinta dapat bertumbuh alami hingga ia bisa mengambil keputusan. Karena cinta tak boleh dipaksaka. Ia bebas di hati setiap orang tanpa bisa diatur”  Lanjutkan membaca “Review Buku : Cinta Akan Menemukan Jalannya Sendiri”

Review Buku : Dekapan Kematian

Saat Belahan Jiwa Pergi Meninggalkanmu 

“Ditinggal oleh orang yang dicintai menciptakan sebuah ruangan kosong di relung hati. Hampa. Hidup terasa tak berarti tanpa mereka, lalu yang ditinggal mati pun menjadi hamba Allah yang tak berdaya. Tentu itu dibenarkan selama kesedihan itu tak berkepanjangan” Lanjutkan membaca “Review Buku : Dekapan Kematian”

Review Buku : Rumah Tangga – Fahd Pahdepie

“Kelak, janganlah bercita-cita akan membelikan rumah untuk istrimu, bercita-citalah untuk tinggal bersama dan hidup berbahagia dengannya, selama-lamanya,”

Jangan berdoa ingin membelikan kendaraan mewah untuk anak-anakmu, berdoalah agar kalian bisa pergi bersama-sama bertamasya, atau berbelanja dengan bahagia,” Lanjutkan membaca “Review Buku : Rumah Tangga – Fahd Pahdepie”

Review Buku : Mendidik Karakter dengan Karakter – Ida S. Widayanti

Karakter bisa dibentuk sejak dini, dan karakterlah yang menentukan kesuksesan anak di masa mendatang.

 
Kapan kah waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Menurut beberapa penelitian, pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Lanjutkan membaca “Review Buku : Mendidik Karakter dengan Karakter – Ida S. Widayanti”

Ayah Edi Punya Cerita – Ayah Edi 

“Dalam pandangan psikologi pendidikan, diketahui lebih dari 70% perilaku anak itu adalah mirroring atau cermin langsung dari perilaku orangtua, dalam keseharian mendidik anak-anak mereka” Lanjutkan membaca “Ayah Edi Punya Cerita – Ayah Edi “

Bukan Siapa-Siapa – Ajahn Brahm 

Seni Memadamkan Keakuan 

Kita semua ingin hidup berjalan lancar, akan tetapi segala sesuatu jarang berjalan sesuai yang diharapkan”
Lanjutkan membaca “Bukan Siapa-Siapa – Ajahn Brahm “