Lumpu (Unedited Version) – Tere Liye, Dendam yang Tidak Pernah Hilang

Lumpu, salah satu pemilik kekuatan dari Klan Aldebaran. Ia sangat marah karena delapan belas tahun lalu Mata, Selena dan Tazk mencuri cawan keabadian di Klan Nebula. Meski sebenarnya Selenalah yang gelap mata mencurinya, tapi Mata dan Tazk termasuk dalam rombongan itu. Saat cawan keabadian dilepaskan dari tempatnya, Mata mengorbankan dirinya untuk mempertahankan Klan Nebula dari amukan raksasa. Sama seperti leluhurnya dulu. 

Setelah berhasil mengunci kembali para raksasa, tubuh Mata mulai lemah. Agar ia bisa bertahan, Selena meminumkan cairan hijau dari cawan untuk Mata. Cairan itu tidak menyembuhkan, tapi berhasil memberi kekuatan Mata beberapa waktu. 

Lanjutkan membaca “Lumpu (Unedited Version) – Tere Liye, Dendam yang Tidak Pernah Hilang”

Game Level 3 Hari 7 : My Family My Team, Membantu di Dapur

Pagi ini, kami kedatangan Kakak Bila. Sejak beberapa hari lalu, Bila yang “dititipi” sekolah di Sevila, menginginkan sekolah di rumah Nenek.

Sekolah? Sekolah ala saya mah bebas. Pelajarannya kehidupan nyata sehari-hari. Haha.

Lanjutkan membaca “Game Level 3 Hari 7 : My Family My Team, Membantu di Dapur”

Game Level 3 Hari 5 : My Family My Team, Bermain Sepeda

Pola tidur yang berantakan, memengaruhi banyak hal. Apalagi, Cinta termasuk yang gampang terbangun saat mendengar suara. Fiuhh. Rasanya……….

Berbagai cara saya lakukan agar pola tidur kembali lancar. Tapi tidak mudah. Apalagi saat bulan Ramadan. Jam tidur sayapun makin berantakan 😂. Ade, makasih ya sudah pengertian sama mama dan kakak sejak dalam rahim 😘.

Lanjutkan membaca “Game Level 3 Hari 5 : My Family My Team, Bermain Sepeda”

Munculnya Kemandirian Lain, Aliran Rasa Melatih Kemandirian

Anak usia 2 tahun empat bulan bisa apa sih? Boleh jadi, pertanyaan itu pernah terlintas di kepala saya. Batita, saya rasa masih wajar jika dilayani bak raja. Tapi ternyata, saya tak sepenuhnya benar.

Usia Cinta memang masih terbilang kecil. Mengharapkannya mandiri layaknya anak usia sekolah, tentu belum tepat. Melatih kemandiriannya sejak dini, memberikan saya banyak kesempatan mengenal Cinta lebih jauh.

Lanjutkan membaca “Munculnya Kemandirian Lain, Aliran Rasa Melatih Kemandirian”

Game Level 2 Hari 17 : Melatih Kemandirian, Sariwan yang Belum Juga Pergi

Perjalanan si sariawan ternyata belum ingin cepat pergi. Maka, beberapa hari ini proses makan dan kegiatan lainnya, sering ada iklannya.

“Perih ma, perih,” kata Cinta

Lanjutkan membaca “Game Level 2 Hari 17 : Melatih Kemandirian, Sariwan yang Belum Juga Pergi”

Game Level 2 Hari 16 : Melatih Kemadirian, Tantangan Bertambah

Tantangan bertambah? Untuk Cinta? Bukan! Bukan! Tapi buat saya, hehehe.

Lanjutkan membaca “Game Level 2 Hari 16 : Melatih Kemadirian, Tantangan Bertambah”

Game Level 2 Hari 15 : Melatih Kemandirian, Tidak Terduga

Memasuki hari ke 4 berpuasa, ternyata Cinta kurang enak badan. Semenjk hari pertama puasa, ia memang tidak ada tidur siang. Bermain dari bangun jam 10 pagi (yang masuk kategori kesiangan) dan tidur di pukul 10 malam.

Karena itu, dua malam ini suhu tubuhnya agak hangat-hangat. Dan siang ini, entah mengapa ia mengeluhkan sakit pada gusinya. Makannya jadi agak ngalem-ngalem. Sebentar minta suapin, sebentar makan sendiri.

Lanjutkan membaca “Game Level 2 Hari 15 : Melatih Kemandirian, Tidak Terduga”

Game Level 2 Hari 14 : Melatih Kemandirian, Saat Memberi Kesempatan Suami, Tapi?

Dalam satu minggu, biasanya saat suami libur bekerja (yang gak bisa ditentukan waktunya), saya memberi kesemptan suami dan Cinta untuk lebih mempererat bonding. Kan setiap hari bertemu? Iya, tapi kesibukan suami yang tidak bisa diprediksi membuat beberapa moment terlewatkan.

Nah, saat libur seperti hari ini sejak bangun tidur sampai malam suami akan banyak mengambil tugas saya. Meski tetap saja ada kalimat mau sama mami aja!

Saat bangun, saya ingatkan suami untuk memberi kesempatan Cinta agar melatih kemandirianya.

Lanjutkan membaca “Game Level 2 Hari 14 : Melatih Kemandirian, Saat Memberi Kesempatan Suami, Tapi?”

Game Level 2 Hari 13 : Melatih Kemandirian, Ketika Orang Lain “Latah”

“Mamiiiii, coba sini deh,” panggil Cinta dari bawah ranjang.

“Mamiiii, jangan main hape terus!!!,” kata Cinta sambil merebut handphone dari tangan saya.

“Maaf Cinta. Cinta kenapa panggil mama? Mama gk main handphone kok. Mama lagi bikin flyer buat menu berbuka nih,” jawab saya.

“Iya. Pokoknya jangan main handphone!”

Untuk anak seusia Cinta, tentu belum terlalu paham kalau saat memegang handphone saya mengerjakan sesuatu. Buatnya pegang sama dengan main handphone. Atau saya kurang perhatian hari ini, sampai-sampai Cinta seperti itu.

Lanjutkan membaca “Game Level 2 Hari 13 : Melatih Kemandirian, Ketika Orang Lain “Latah””

Game Level 2 Hari 12 : Melatih Kemandirian, Tak Disangka

Di hari pertama puasa ini, saya dan suami sudah berencana untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Yang agak menyulitkan buat saya adalah menentukan akan melakukan apa hari ini.

Lanjutkan membaca “Game Level 2 Hari 12 : Melatih Kemandirian, Tak Disangka”