Game Level 3 Hari 7 : My Family My Team, Membantu di Dapur

Pagi ini, kami kedatangan Kakak Bila. Sejak beberapa hari lalu, Bila yang “dititipi” sekolah di Sevila, menginginkan sekolah di rumah Nenek.

Sekolah? Sekolah ala saya mah bebas. Pelajarannya kehidupan nyata sehari-hari. Haha.

Lanjutkan membaca “Game Level 3 Hari 7 : My Family My Team, Membantu di Dapur”

Teori Dulu, Praktek Kemudian

Parenting++ – Kumpulan artikel grup facebook “Parenting with Elly Risman and Family”

“Mbak Riska, buku parenting apa nih yang bagus? Tadi saya lagi googling buku, eh ketemu blognya mbak Riska” tanya seorang teman via whatsapp belum lama ini.

Jlebbbbb….

Itu reaksi pertama saya ketika membaca pesan tersebut. Lanjutkan membaca “Teori Dulu, Praktek Kemudian”

Review Buku : HypnoParenting – Dr Dewi P Faeni, Mht. MM

“Kita cenderung lupa bahwa anak-anak lebih melihat contoh dari pada mendengarkan ceramah” – Roy L. Smith

“Anak-anak belajar tersenyum dari orangtua mereka” – Shinichi Suzuki

Setelah stalking timeline instagram seorang teman, saya melihat dia membaca buku HypnoParenting. Dari situ saya baru menyadari, kalau tulisan tentang buku ini masih “tergeletak” begitu saja di draft. **jitak kepala sendiri** 😤 Lanjutkan membaca “Review Buku : HypnoParenting – Dr Dewi P Faeni, Mht. MM”

Review Buku : EnSexclopedia – Elly Risman, Hilman Al Madani, Yuhyina Maisura 

Tanya Jawab Masalah Pubertas dan Seksualitas Remaja

Saat sekarang ini pertanyaan seputar pubertas dan seksualitas masih menjadi hal yang tabu. Tidak sedikit anak dan orangtua yang merasa risih jika membicarakannya. Termasuk saya. Buat orangtua saya, segala sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas hanya boleh dibicarakan orang dewasa. Imbasnya, ketika dewasa (gak mau dibilang tua) saya kerap merasa risih. Padahal permasalahan seputar pubertas dan seksualitas sebaiknya dijelaskan orangtua pada anaknya. Lanjutkan membaca “Review Buku : EnSexclopedia – Elly Risman, Hilman Al Madani, Yuhyina Maisura “

Review Buku : Jangan Bercerai Bunda – Asma Nadia 

“Cinta sekali yang dimiliki, akankah tetap melukis senyuman. Saat pernikahan terancam aneka persoalan dan berbagai pihak dengan gigih berusaha memisahkan”

  
Siapa yang tak mengenal Asma Nadia. Pecinta buku, tentu mengenalnya. Karya-karyanya pun cukup banyak dan terkenal. Sebelumnya saya sudah membaca Catatan Hati Seorang Istri dan Catatan Hati Seorang Pengantin. Kali ini, buku yang saya pilih adalah Jangan Bercerai Bunda. Soal perceraian? Ya! Kisah-kisahnya memang menceritakan soal perceraian. Entah dari sudut pandang suami istri atau  si anak.  Lanjutkan membaca “Review Buku : Jangan Bercerai Bunda – Asma Nadia “

Review Buku : Ilmu Memeluk Anak – Kisah Pengalaman Pengasuhan dari Elly Risman

  

  
Buku ini sebenarnya, sudah hampir saya selesaikan akhir Februari lalu. Namun ada saja halangan untuk menyelesaikan beberapa halaman. Bahkan ketika menulis di blog pun terseok-seok..  😅😝 Lanjutkan membaca “Review Buku : Ilmu Memeluk Anak – Kisah Pengalaman Pengasuhan dari Elly Risman”

Review Buku : Apa Itu Homeschooling – Sumardiono 

“Secara umum, guru terbaik atau pengasuh tidak dapat menyamai orangtua bahkan orangtua dengan pendidikan dan pengalaman yang biasa-biasa saja”

Tak sedikit dari kita, saat mendengar tentang pendidikan, gambaran muncul dibenak kita adalah sekolah. Jika ingin menempuh pendidikan, berarti harus sekolah. Kalau tidak bersekolah, berarti tidak berpendidikan. Kurang lebih seperti itu mindset yang biasa kita jumpai.

Padahal, sekolah adalah salah satu jalan untuk mendapatkan pendidikan, tetapi pendidikan itu sendiri tak hanya sekolah. Ada banyak cara lain, untuk menempuh pendidikan.

Buku yang ditulis Sumardiono ini berisikan gagasan-gagasan Homeschooling. Kekhawatiran banyak orangtua soal ijazah anak yang tidak bersekolah, bagaimana materi pendidikannya dan masih banyak lagi. Mulai bab pertama hingga selanjutnya, saling berkaitan.

Homeschooling, menurut Sumardiono, dibangun berdasarkan nilai-nilai kebebasan bertanggung jawab pada orangtua atas arah pendidikan anak-anaknya.

Asumsi dasarnya, setiap keluarga memiliki kemerdekaan untuk menentukan dan mengejar mimpi terbaiknya (termasuk dalam hal pendidikan). Menurut saya inilah yang menjadi penentu selanjutnya. Mengapa kita harus menentukan pendidikan anak-anak kita sendiri?

Homeschooling merupakan model pendidikan saat keluarga memilih menyelenggarakan sendiri dan bertanggung jawab pendidikan anak-anaknya. Hak dasarnya, tentu saja bersikap kritis terhadap definisi dan sistem eksternal yang ditawarkan keluarga.

Homeschooling sendiri adalah pendidikan berbasis keluarga yang masuk dalam jalur pendidikan informal.

Dengan memandang homeschooling sebagai sebuah kesempatan untuk melihat pendidikan dengan cara yang berbeda dari sekolah, tantangan besar dalam proses ini adalah menyiapkan kita menjadi individu dan keluarga pembelajar.

Hampir dari kebanyakan kita, tumbuh dan dibesarkan dalam sistem sekolah. Kita sering terpasung mempelajari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan cara-cara yang dilakukan di sekolah. Hal itu sering membuat kita menganggap anak yang sedang sibuk dengan hobinya sebagai sebuah proses belajar. Kita baru merasa lega, kalau anak belajar matematika atau mata pelajaran lainnya. Dibandingkan kalau anak asyik mengutak atik komputer atau membuat prakarya yang ia sukai.

Tantangan terbesar homeschooling adalah kesiapan untuk membuka diri dan selalu belajar.

Keluarga homeschooling, kata Sumardiono, adalah praktisi. Bukan pengamat. Hal itu tidak lepas dari kesadaran bahwa orangtua adalah guru pertama dan utama.

Dalam buku ini, terdapat pula kutipan dari Dr Raymond Moore, seorang peneliti sekaligus penulis buku Better Late than Early

“Secara umum, guru terbaik atau pengasuh tidak dapat menyamai orangtua bahkan orangtua dengan pendidikan dan pengalaman yang biasa-biasa saja”

Perhatian dan cinta orangtua kepada anak tidak bisa digantikan oleh sistem dan ahli manapun. Walaupun ada kasus-kasus saar orangtua bersikap buruk kepada anak, peristiwa semacam itu hanyalah sebuah pengecualian. Bukan hal umum yang terjadi kepada orangtua. Sayangnya,potensi orangtua sebagai pendidik pertama dan utama sering tidak dianggap.

Secara umum, orangtua merupakan guru terbaik bagi ananya. CInta, perhatian, kerja keras, keinginan berhasil yang dimiliki orangtua adalah energi besar yang sangay berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak.