Milky Verse Balikpapan

Sudah hampir tiga bulan lamanya Milky Verse Balikpapan dibuka, baru hari ini aku dan anak-anak datang untuk bermain. Selain karena bulan Ramadan, bermain di playground mall adalah pilihan paling terakhir. Apalagi mall bukan tempat favoritku. Kalau bukan karena permintaan anak-anak bermain di mall, maka tidak akan jadi pilihan.

Milky Verse Balikpapan mulai dibuka pada pertengahan Januari 2025. Lokasinya berada di Mall Ramayana, Rapak Plaza Balikpapan. Sebelum menjadi Milky Verses, sependek yang aku tahu sebelumnya juga tempat bermain. Hanya saja, lokasinya yang berada di paling atas mall dan sangat panas, membuat para orang tua tidak ingin mengajak anaknya bermain di sana.

Suasana Milky Verse saat liburan sekolah. Terlihat sepi ya, aslinya sangat ramai.
Lanjutkan membaca “Milky Verse Balikpapan”

Relawan Harus Dari Hati

Apa pekerjaan yang ingin Anda lakukan tanpa bayaran?

Tidak banyak profesi yang tersirat di otakku saat pertanyaan ini muncul. Namun, satu hal yang muncul di daftar teratas adalah relawan. Apakah relawan sebuah profesi? Sependek yang aku pahami, menjadi relawan tidak boleh dilakukan karena uang atau bayaran. Karena kebanyakan relawan yang aku temui, lebih ingin melakukan kebaikan atas dasar kemanusiaan. 

Menjadi seorang relawan harus berasal dari hati. Menjadi relawan artinya mengerjakan misi kemanusiaan. Sayangnya masih banyak yang menyalahgunakannya. 

Lanjutkan membaca “Relawan Harus Dari Hati”

Menu Lebaran

Opor ayam, rendang, ketupat, soto dan masih banyak lagi menu andalan yang disajikan setiap keluarga saat hari lebaran. Biasanya menu yang dipilih, identik dengan suku atau asal daerah si pemilik rumah. Dari sekian banyak menu tersebut, di rumahku selalu tersedia menu soto banjar dan ayam kari. 

Soto banjar ala ibuku, tentu tidak seautentik soto banjar yang asli. Sudah banyak sekali modifikasi rasa dan bahan yang ibu lakukan. Dan karena hal tersebut dilakukan puluhan tahun, aku sudah terbiasa. Malahan, suamiku yang baru menikmati soto ibu 10 tahun belakangan ini juga jauh lebih menyukai soto banjar buatan ibu dari pada soto banjar yang pernah kami makan di Banjarmasin beberapa tahun lalu. 

Lanjutkan membaca “Menu Lebaran”

Apakah Cita- Citamu Terwujud?

Ketika berusia lima tahun, apa cita-cita Anda bila dewasa nanti?

Sebagai anak generasi milenial, profesi idaman orang tuaku -ibuku tepatnya – adalah dokter, polisi, tentara, dan guru. Maka tidak heran setiap percakapan yang bersinggungan dengan cita-cita, ibuku akan berdoa anaknya memiliki salah satu profesi tersebut. 

Menjadi seorang dokter, saat itu selain butuh otak yang cerdas juga dibutuhkan biaya yang sangat besar. Tampaknya sampai sekarang pun kedua hal itu masih menjadi hal utama. Karena itulah, aku tidak pernah mengucapkan profesi dokter menjadi doaku. Aku mencoba realistis, karena selain kurang pandai, biaya menjadi dokter juga hampir tidak mungkin tersedia. Ha-ha. 

Di bangku SMP, aku sangat ingin menjadi seorang desainer. Rasanya ingin sekali bisa membuat pakaian yang lucu-lucu. Padahal, aku bukan anak yang dress up. Malah lebih seada-adanya. 

Lanjutkan membaca “Apakah Cita- Citamu Terwujud?”

Reid Spancer, Membaca dengan Kecepatan Super

Apa keterampilan atau kemampuan rahasia Anda atau yang ingin Anda miliki?

Menjadi seorang Reid Spancer, salah satu karakter fiksi dalma drama kriminal CBS Criminal Mids. Reid adalah salah seorang Agen Khusus Pengawas di Unit Analisis Prilaku (BAU) FBI. Sejak pertama kali aku menonton serial ini, Reid sudah muncul dan menyita perhatianku.

Reid digambarkan sebagai anak yang sangat jenius. Ia memiliki gelar doktor di beberapa bidang. Reid juga memiliki kemampuan membaca cepat dan mengingat kembali apa yang sebelumnya ia lihat.

Dengan banyaknya kelebihan Reid, punya kekurangan. Ia sangat canggung di kehidupan sosial. Reid kesulitan menunjukkan emosinya. Makanya hubungan percintaanya sangat minim sekali. Namun memori eidetiknya memungkinkan ia menyimpan dan mengingat informasi besar. Bahkan kecepatan membacanya 20.000 kata permenit. Tapi kalau membaca secepat itu, kayaknya kurang seru juga sih. He-he.

Lanjutkan membaca “Reid Spancer, Membaca dengan Kecepatan Super”

Gurunya Baik, Tapi Tidak dengan Mata Pelajarannya

Siapa guru yang paling berpengaruh bagi Anda? Mengapa?

Tanpa guru, jadi apakah diri kita ini? Sejak kecil, kita mungkin sering mendengar kalimat “Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Menurutku menjadi seorang guru harus panggilan dari hati. Guru, jika hanya mengincar gaji bulanan, aku yakin pasti akan kecewa. Bagaimana tidak, begitu banyak murid yang harus diajarnya, tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat. 

Di negara kita, profesi para guru masih harus terus diperjuangkan. Tapi bekerja dengan hati, membuat ilmu yang diajarkan para guru terus mengalir ke anak didiknya. 

Lanjutkan membaca “Gurunya Baik, Tapi Tidak dengan Mata Pelajarannya”

Stevia, Teman Minuman Manis Tanpa Rasa Khawatir

Suka minuman manis, tapi khawatir dengan kalorinya? Atau memiliki penyakit diabetes, tapi belum bisa menghindari minuman yang manis? Hmm, gula jika dikonsumsi dengan takaran yang tepat, tentu tidak dilarang. Tapi terkadang, kita suka terlena kan.  

Aku termasuk orang yang sangat menyukai minuman atau cemilan dengan rasa manis. Sayangnya, aku memiliki riwayat keluarga dengan kondisi penyakit diabetes. Maka, secara sadar diri aku harus mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis. 

Cemilan masih bisa dihindari dengan mengurangi pembeliannya, ha-ha. Tapi bagaimana dengan minuman kopi? Jujur saja, ini adalah bagian yang lumayan berat. Hal pertama yang aku lakukan adalah memilih kopi yang less sugar. Secara bertahap, aku bisa sampai dititik minum kopi tanpa gula sama sekali. 

Namun, saat mendekati waktu menstruasi, keinginan mengkonsumsi rasa manis ini jauh lebih kuat. Salah seorang dokter pernah berkata “Kalau sesekali ya gak apa-apa, tidak akan mengganggu sinyal tubuhmu kok. Tapi memang harus tetap berusaha. Atau kamu bisa mengkonsumsi pemanis nol kalori seperti stevia atau sejenisnya,” sarannya. 

Atas saran tersebut, akupun mencoba membeli kedua stevia dengan ukuran yang paling kecil. Alasannya karena memang hanya untuk berjaga-jaga saja. Khawatirnya tidak habis malah expired. 

Duo Stevia yang ikut kemana saja
Lanjutkan membaca “Stevia, Teman Minuman Manis Tanpa Rasa Khawatir”

Kapan Waktu yang Tepat Berolahraga di Bulan Ramadan?

Kita pasti banyak yang sepakat, kalau puasa tidak akan membuat kita takut berolahraga. Mungkin, ada beberapa yang masih ragu-ragu. Apalagi kalau mulai olahraga, belum lama dirutinkan. Takut lemas, haus berlebihan, hingga khawatir dengan keamanan berolahraga saat berpuasa. 

Menurutku kondisi berpuasa ini, tidak jauh berbeda saat kita berolahraga di pagi hari, sebelum sarapan. Selama tidak menderita penyakit tertentu, aku yakin olahraga akan aman dilakukan. 

Sumber gambar : Canva. Belum bisa olahraga di gym atau studio? Ada banyak pilihan olahraga di rumah yang bisa kita ikuti.
Lanjutkan membaca “Kapan Waktu yang Tepat Berolahraga di Bulan Ramadan?”

Semangat Berolahraga yang Menular

Senang sekali rasanya melihat banyak teman di dunia maya yang sering posting kegiatan olahraganya. Baik saat berolahraga di rumah ataupun di studio olahraga. 

Tapi, jujur saja aku sangat iri dengan teman-teman yang bisa olahraga di tempat gym. Alhamdulillah, meski tidak bisa berolahraga di tempat gym, aku masih tetap bisa berolahraga di rumah. 

Aku mulai mencintai olahraga sejak 5 tahun lalu. Seperti kebanyakan orang, aku mulai olahraga karena putus asa dengan berat badan yang tidak kunjung turun setelah setahun bersalin. Hanya mengandalkan menyusui dan aktivitas fisik, ternyata tidak menjamin berat badan kembali sesuai dengan index masa tubuh. 

Lanjutkan membaca “Semangat Berolahraga yang Menular”

Semangat Berolahraga yang Menular

Senang sekali rasanya melihat banyak teman di dunia maya yang sering posting kegiatan olahraganya. Baik saat berolahraga di rumah ataupun di studio olahraga. 

Tapi, jujur saja aku sangat iri dengan teman-teman yang bisa olahraga di tempat gym. Alhamdulillah, meski tidak bisa berolahraga di tempat gym, aku masih tetap bisa berolahraga di rumah. 

Aku mulai mencintai olahraga sejak 5 tahun lalu. Seperti kebanyakan orang, aku mulai olahraga karena putus asa dengan berat badan yang tidak kunjung turun setelah setahun bersalin. Hanya mengandalkan menyusui dan aktivitas fisik, ternyata tidak menjamin berat badan kembali sesuai dengan index masa tubuh. 

Lanjutkan membaca “Semangat Berolahraga yang Menular”