Prompt Day 2 : I Love Flowers !

Tuliskan sedikit tentang tradisi keluarga favorit Anda.

Sebenarnya ini bukan tradisi yang dilakukan keluarga besarku. Tapi memberi bunga menjadi tradisi yang selalu dilakukan suamiku. Awalnya hanya saat aku ulang tahun, dilanjutkan dengan hari pernikahan.

Tapi ternyata memiliki anak perempuan sama dengan saingan versi rukun. Ha-ha. Sejak kecil Cinta terbiasa melihat papahnya memberi bunga, maka pernah tidak sengaja terucap ia ingin diberi bunga seperti mamahnya.

Lanjutkan membaca “Prompt Day 2 : I Love Flowers !”

Prompt : Hari 1

Apa makanan yang paling suka Anda masak?

Mari kita mulai biasakan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari prompt. Ha-ha.

Pertanyaannya ini sedikit membuatku tertekan. Pasalnya koki utama di rumah adalah ibuku. Jika aku harus memasak makanan untuk anak-anak, tidak lain dan tidak bukan adalah telur. Bisa telur dadar, telur goreng, telur rebus dan eerr telur apa lagi ya? Oh iya, pancake yang salah satu bahan dasarnya adalah telur.

Jadi jawaban dari pertanyaan di atas adalah telur. Tapi nih ya, anak-anak tidak selalu minta.

Aku tidak hobi memasak. Namun aku menyukai kegiatannya. Apalagi saat mengerjakannya bersama anak-anak. Hanya karena ada bayi yang membutuhkan perhatian lebih banyak dan jam antar jemput anak yang mepet, aku mengalah untuk tidak masuk dapur. Ditambah lagi, aku juga males mendengar keluhan ibu soal dapur yang kotor.

Kalau akunya lagi waras, cuek aja mendengar celotehan ibuku. Tapi kalau lagi lelah batin, makin ingin menangis kan jadinya.

Packing dengan Santai

Dulu waktu saat masih duduk di bangku sekolah, aku sering sekali mendengar kalimat sistem kebut semalam alias sks. Ini adalah cara yang biasa dilakukan oleh para pelajar saat ulangan tiba. Belajar saat malam hari sebelum waktu ulangan. 

Meski bukan masuk golongan anak pandai, nilaiku juga tidak rendah. Aku berada di kalangan menengah. Rajin tidak, tapi malas juga tidak. Pokoknya aku tetap menjalankan tugasku sebagai murid tanpa harapan yang terlampau tinggi.

Lanjutkan membaca “Packing dengan Santai”

Puas Berlari di Bukit Kebo Km 8

Apa yang ada dibayangan Anda ketika mendengar nama Bukit Kebo? Bukit yang dihuni banyak kebo? Bukit yang ada kandang kebonya? Atau apa?

Kalau aku, bukit yang dihuni banyak kebo. Kita dan kebo seperti berteman akrab. Ha-ha. Di Balikpapan Utara, banyak yang mengenal dengan sebutan Bukit Kebo Km 8. Untuk menuju lokasi, kita bisa melalui dua arah. Pertama dari jalan Soekarno Hatta dan kedua dari jalan Proklamasi, Manggar. Lebih dekat lewat mana. Tergantung. Kalau rumahnya di Teritip, ya tentu lebih dekat lewat Manggar. **dikeplak

Anak-anak tentu saja suka berlarian ke sana kemari.
Lanjutkan membaca “Puas Berlari di Bukit Kebo Km 8”

Review Teratai – Aqiladyna

Teratai. Seperti nama bunga ya. Tokoh dalam buku ini bernama Teratai Ayu Kencana. Kita akan diajak ke suasana adat jawa yang cukup kental. Aku sih merasa seperti di masa lalu. Entah apakah zaman sekarang masih ada tradisi abdi yang mengabdi setia pada juragannya. Mirip seperti keraton tapi kalau di novel ini adalah seorang juragan saja. 

Teratai hidup selalu dengan kesulitan. Ibunya dituduh menjadi seorang pengkhianat. Ibunya dulu adalah seorang abdi di rumah juragan reksa. Saat juragan reksa kecil, ibunya menghilang. Pergi entah kemana. Ibu teratai adalah orang kepercayaannya. Sebenarnya ibu Teratai juga tidak tahu, kemana ndoronya pergi. Tapi ia tidak mau dituduh sebagai pengkhianat. Maka hukumannya ia diusir dan dikucilkan warga. Sehari-hari Teratai dan ibunya akan mencari bahan makanan di hutan. Terkadang mereka menjadi buruh di pasar. Sayangnya orang-orang di pasar juga tidak banyak mau membantu. Mereka terlalu takut pada sang juragan.

Cover ebook Teratai di ereader
Lanjutkan membaca “Review Teratai – Aqiladyna”

Pasar Tumpah Pringgondani Balikpapan

Kawasan Balikpapan Timur, identik dengan wisata pantainya. Yups, warganya tinggal memilih ingin mengunjungi jajaran pantai yang mana. Tapi sekarang, ada wisata lain yang bisa dijadikan pilihan. Namanya Pasar Tumpah Pringgondani, yang berlokasi di kampung wisata Teritip. 

Pasar Tumpah Pringgondani, sering sekali muncul di beranda sosial mediaku. Sudah lama sekali aku ingin jalan-jalan ke sana. Alhamdulillah, Minggu ini kunjungan bisa dilakukan. Tak hanya ibu dan anak-anak, aku juga mengajak sepupu dan keponakanku. Tentu saja mereka semua antusias.

Lanjutkan membaca “Pasar Tumpah Pringgondani Balikpapan”

Kenapa Harus Takut?

“Mbak, desainkan baju dong!” kata seorag teman belum lama ini. 

“Hah? Baju apa mbak?” tanyaku balik. 

“Baju buat posyandu di RTku,” katanya singkat. 

“Mbak, aku tuh gk bisa gambar. Cuma bisa main tempel-tempel gambar,” jelasku. 

“Gak apa-apa mbak. Pokoknya sebisanya aja. Poster-poster yang sering mbak bikin bagus kok. Suamiku aja kemarin bilang hal serupa!” terangnya.

Lanjutkan membaca “Kenapa Harus Takut?”

Jelajah Kota Balikpapan – Hendra Wisata Pesona Mangrove

Yipiiiii, jalan-jalan jelajah kota Balikpapan akhirnya kembali lagi. Tujuan kali ini adalah Hendra Wisata Pesona Mangrove yang terletak di Jalan A.W Syahrani gang Podomoro RT 55/RW 69, Balikpapan alias kawasan Somber. Taukan kawasan pelabuhan feri yang lama? Nah, kawasannya cukup dekat dengan pelabuhan lama. Kalau bingung, bisa cari di google map kok. Ada!

Jujur saja, aku takjub dekat rumah ada tempat wisata ini. Kayaknya miris banget punya rumah yang jauh dari tempat wisata. Sebelum memutuskan untuk jalan-jalan ke sini, suami sudah lebih dulu berkunjung beberapa kali. “Tempatnya bagus!” kata suami meyakinkan.

Lanjutkan membaca “Jelajah Kota Balikpapan – Hendra Wisata Pesona Mangrove”

Beradaptasi

Pernah suatu waktu aku melihat sebuah konten, dimana sang suami sengaja mengendurkan bohlam lampu di rumah, mencabut selang gas elpiji, dan menghabiskan isi air galon dispenser. Tujuannya sebenarnya sederhana, agar istrinya yang sedang mengambek, mau menegur suaminya untuk minta bantuan. Karena kebanyakan para suami, sebenarnya juga tidak tahan diam-diaman dengan istrinya.

Lanjutkan membaca “Beradaptasi”

Buku Fisik, E-reader atau Tablet?

Kalau ditanya, enak mana membaca buku fisik, e-reader atau komputer tablet? Pemenang utamanya tentu saja buku fisik. Karena sensasi menyentuh dan aroma kertas tidak ada tandingannya. Sayangnya setelah menjadi ibu tiga anak, ada banyak tantangan saat membaca buku. Tidak mudah membaca buku fisik dengan anak-anak yang juga penasaran pada buku yang dipegang. Anak 1 dan 2, sudah bisa mengontrol tangan mereka. Sehingga kertas-kertas buku masih bisa mulus. Namun anak ketiga yang statusnya bayi, lebih senang dengan suara kreeekkkkk.  

Hiks-hiks.

Lanjutkan membaca “Buku Fisik, E-reader atau Tablet?”